76. Good and Bad

1.9K 223 27
                                    

Sakura tak ada hentinya menjerit mengingat kejadian tadi!

Ia bisa melihat bagaimana tampan nya Sasuke dari dekat! Alisnya yang tebal nan indah, iris onyx nya yang tajam, bulu matanya yang panjang dan lentik, hidung mancung dan bibir nya yang menggoda iman!!!

Sialnya, karena pekikan Ino dan kehebohan si Bodoh Naruto, semuanya gagal! Ah padahal tinggal selangkah lagi!!! Namun, ia sendiri mulai yakin bahwa Sasuke mulai membuka perasaan nya untuknya.

"Hei, besok pagi ada diskusi dengan klien itu dan klien lainnya yang berkunjung. Kau, bersiaplah. Apalagi besok siang kita langsung pulang." kata Sai mengingatkan.

Sakura berkunjung ke kamar Sai, untuk meminta hasil foto bersama yang menggunakan kamera yang dibawa Sai. Dan sehabis mandi tadi, ia segera kemari.

"Ya, ya, ya... sudahlah. Ayo, kita segera bergegas untuk makan malam." ajak Sakura malas. Sai hanya dapat menghela napas dan mengikuti kemauan si tuan putri yang keras kepala ini.

Segera, mereka pun bergegas turun kebawah.

Kali ini, Sakura dengan rendah hati mengajak Jungryuu dan teman-teman nya bersama. Well ya, dia nampak nya sudah melupakan kejadian-kejadian kemarin. Entah ada angin apa.

Mereka makan malam dengan damai dan harmonis.

"Hey, Jidat, apa kau kenal dengan pria tampan yang bersama Sepupu mu kemarin-kemarin malam?" tanya Ino begitu Sai pergi untuk meminta pelayan membawakan beberapa menu.

"Ha? Pria yang mana?" tanya Sakura pura-pura tak tahu. "Ituuu pria superrrr tampan yang seperti malaikat!!! Ah, mengingat senyum nya membuatku meleleh!" seru Ino. "Ya... dia benar-benar... menakjubkan." setuju Tenten dengan mata berbinar. Diangguki Hinata dan Temari yang merona merah mengingatnya. Bahkan, teman Jungryuu pun nampak memerah mengingat sosok itu.

Berbeda dengan para laki-laki yang kesal namun heran. Minus Sasuke dan Gaara.

"Ah, dia nampak suci sekali! Dia membuat jiwa agresif ku keluar. Mungkin aku akan rela jika bermain bersamanya satu malam"

Apa?!

"Pftt uhukkk uhukkk."

Sakura segera tersedak dan terserang batuk kronis dadakan. Ia benar-benar tak bisa berhenti saking kerasnya ia tersedak.

Hinata segera membantu Sakura untuk minum dan menepuk lembut punggung nya.

"Kau gila?" tanya Sakura tak percaya. "Kau mengenalnya?" tanya Ino balik. Sakura berdeham pelan setelah ia berusaha menetralkan batuknya. "Well ya... dia itu bisa dibilang, tangan kanan" jawab Sakura berdusta.

"Ah, dia pasti hebat karena bisa menjadi tangan kanan di Akasuna." puji Temari. Sudut bibir Sakura berkedut pelan. "Ya, dia memang sangat hebat." jawab nya seolah itu orang lain.

"Ah, sudahlah berhenti membahas orang itu." seloroh Naruto kesal. "Memangnya kenapa? Kau iri ya, karena Hinata mengakuinya lebih tampan darimu?" ejek Ino. "Huh? Tidak! Kenapa aku harus iri? Toh Hime jelas akan memilihku!" jawab Naruto cepat, sombong.

"Cih, jangan sombong, ya. Kau pikir aku setuju?" decak Neji. Segera Naruto bereaksi. "Ah ayolah, Kakak Ipar... jangan seperti itu pada calon adik ipar mu iniii~" rengek Naruto yang dihadiahi lirikan jijik calon Kakak Ipar nya itu.

Mereka pun mulai menertawakan pasangan calon Kakak dan Adik ipar itu.

Sementara itu, pemuda raven itu sibuk memperhatikan si gadis bersurai soft pink itu.

🌸🌸

Pagi-pagi sekali...

Sakura melakukan rutinitas seperti biasa. Olahraga dipagi hari dan tak lupa tetap berlatih bela diri. Ia sarapan sendiri karena ia perlu mempersiapkan semuanya dengan baik.

"Berkas macam apa ini?" gumam nya tak puas. "Si Mayat itu membaca nya tidak sih?" gerutu nya disela kunyahan nya. "Atau... dia ingin mengujiku lagi? Cih, menyebalkan!" lanjutnya.

Drttt Drtttt

Ponsel nya bergetar. Sakura mengecek nya dan itu... panggilan video? Dari Kakak nya! Segera, kekesalan nya sirna. Ia pun menjawab panggilan video dari Kakak nya itu.

"Good morning, My Lovely Brotherrr!" sapa Sakura riang. "Disini kan malam, Sakura." jawab Sasori sweatdrop. "Ya tapi kan, disini masih pagi. Jadi, ya pagi." jawab Sakura ngotot. Dan Sasori tahu, ia harus mengalah.

"Ya ya ya, kau menang!" jawab Sasori pasrah. Sakura lihat Sasori nampak berpakaian santai dan dilihat dari tempat nya, mungkin dia sedang di mansion mereka yang di Amerika. "Bagaimana dengan si pencari masalah dan kawanan nya itu?" tanya Sasori.

"Ya, mereka cukup memuaskan aku. Sudahlah, lupakan saja." jawab Sakura malas. "Kau pikir aku akan membiarkan nya? Sedikit hukuman tak masalah kan?" jawab Sasori yang diangguki Sakura. Kakak nya ini sama sepertinya. Sama-sama keras kepala!

"Well, kau berhasil melaksanakan misi mu dengan baik. Tapi..."

Sakura mulai serius.

"Apa Uchiha itu mencurigaimu?"

Sakura diam.

Ia sudah yakin pasti. Namun, ia memilih menutupinya seolah dia tak memperdulikan itu.

"Aku yakin, pasti, ya. Hati-hati, Sakura. Uchiha itu saingan terberat." kata Sasori serius. "Tentu. Aku tak akan membuat identitas kita yang sebenarnya terbongkar." jawab Sakura yakin. Sasori tersenyum tipis.

"Ya, aku mengandalkan mu. Hanya saja, berhati-hatilah. Karena..." ia sengaja menggantung kata-kata nya. Melihat ekspresi penuh tanya dan penasaran Sakura. Melihat ekspresi polos nya, Sasori tak yakin saat ini adalah waktu yang pas.

"Dia bisa saja menjerat mu dengan tampang nya." decih Sasori yang dibalas tawa Sakura. Kemudian, Kakak dan Adik itu pun asyik mengobrol. Mengobrolkan tentang pengalaman berlibur dan pekerjaan mereka.

"Hei, Kak... apa kau benar-benar sibuk? Mck, padahal kamu baru saja kembali dan kau harus pergi lagi." rengek Sakura memelas. "Ya, maaf. Aku memang sangat sibuk. Mengurusi perusahaan dan misi itu merepotkan. Kau sendiri bahkan mengeluh saat satu misi dan urusan klien datang." kekeh Sasori.

Sakura mengangguk mengerti.

Well, mengingat bagaimana repotnya ia saat itu... ia sendiri pusing. Apalagi Sasori yang menghadapi begitu banyak tugas?!

Berbeda dengan Sasori.

Ia sebenarnya lebih terbebani sendiri dengan perasaan nya ini. Bagaimanapun, hal itu tak boleh! Sakura itu Adik perempuan nya. Dan ia sangat menyayangi nya! Bagaimana mungkin ia siap mengetahui reaksi gadis itu?

Walau ia tak yakin, namun mengingat jawaban Sakura saat truth or dare itu... ya, membuatnya sadar.

Sakura mungkin tak akan membencinya. Ia akan menolong nya dan mungkin... merasa sedih? Ia yakin, itu akan menimbulkan rasa canggung di antara mereka, lalu menciptakan jarak.

Tidak! Dia tidak mau hal itu terjadi!

Maka dari itu jalan satu-satu nya adalah... dia yang harus mengubah paksa perasaan nya!

Mereka berdua, Kakak dan Adik pun kembali melanjutkan perbincangan mereka. Membahas segala hal-hal yang menarik.

Begitu mereka selesai, Sasori menghela napas.

"Sebenarnya aku khawatir. Karena Uchiha itu..." tatapan nya menajam dan sangat dingin.

"Ada kaitan nya dengan organisasi ilegal itu... The Demon..."

🌸🌸

Nah lohhh apa tuhhh

Aduuuh makin complicated gak sih??

Saso yang move on dan khawatir sama Sakuuu

Gimana donk??? :')

Well ya, semoga kalian nikmatin chapter inii

Arigatou

.
.
.

Selasa, 1 September 2020

WeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang