Chandra meluk lututnya takut. Suara-suara itu masih kedengeran. Sementara wanita di depannya liatin dia intens. Chandra takut, dia gak mau ketemu wanita di depannya ini.
"Diem! Jadi cowok cengeng amat! Pantes lo dibuang!"
Chandra nutup telinganya, gak mau dengerin omongan wanita di depannya. Dia udah pernah dengerin omongan wanita di depannya ini dan dia jadi kayak orang gila yang selalu bikin Bundanya nangis. Chandra benci liat Bundanya nangis.
"Lo sama saudara-saudara lo tuh penganggu. Apalagi ibu lo! Cowok murahan kayak gitu gak pantes buat Johnny!"
"Jangan ngatain Bunda!"
Chandra jawab pelan bikin wanita di depannya senyum miring, "Kita liat, sejauh apa lo bisa belain ibu lo!"
"AKH!!"
.
.
.
Jeno nangis kayak bocah dipelukan Bundanya. Nyalahin diri sendiri atas semua yang terjadi. Rendi sama Mark mulai nyari Chandra disekitar rumah, meskipun mereka tau itu percuma.
Johnny gak berenti nelepon dari tadi. Dia keliatan emosi dan siap ngancurin apa aja yang ada di depannya. Tapi dia masih bisa mikir, anaknya yang lain pasti masih kaget terutama istrinya. Jadi dia harus lebih tenang biar semuanya gak makin rumit.
Mark masuk rumah Chandra buru-buru pas inget sesuatu. Johnny liatin Mark heran, "Kenapa?"
"Kita bisa tau Chandra dimana."
Jeno langsung bangun dari duduknya, "Caranya?"
Mark liatin Jeno, "Selama Chandra gak lepas gelang yang gue kasih, kita bisa tau dia dimana."
.
.
.
"Diem?! Gak bisa ngomong sekarang?! Lemah!"
Chandra meringkuk diujung sofa bagai bayi yang mencari perlindungan. Chandra pusing, badannya sakit. Terlalu banyak yang terjadi hari ini. Perlahan pandangannya mengabur, tapi dia tau kalo dia gak boleh kalah sekarang.
"Lo tau, lo cuma sampah! Gak berguna! Sama kayak ibu lo!"
"Enggak."
Wanita itu tersenyum semakin lebar, "Apa? Lo bilang apa?"
Wanita itu maju dengan rokok menyala ditangannya, "Omong-omong lo mau punya tatto gak? Mau? Gue bikinin ya."
Chandra berusaha menjauh tapi gak bisa. Dia nutup matanya kuat pas rasa panas itu dateng ditelapak tangan kanannya.
"Loh nangis? Bikin tatto emang sakit, sabar yaa."
Chandra menahan tangisannya, dia gak mau kalah! Dia juga pernah diginiin sama orang yang sama. Yang dia perluin cuma rasa percaya. Percaya kalo abangnya bakalan dateng nyelametin dia lagi.
Tapi begitu inget yang terjadi disekolah tadi, Chandra balik nutup matanya. Kayaknya emang bener. Dia cuma sampah.
.
.
.
"Aku ikut!"
"Bun--"
"Johnny!"
Johnny diem pas Dharma liat dia dengan pandangan menusuk.
"Chandra anakku juga, aku ikut."
"Oke, ayo! Kakak hubungin Paman Tama bisa?"
Rendi ngangguk denger permintaan Ayahnya. Johnny liatin Jeno yang dari tadi linglung kayak orang gak bisa mikir. Johnny tau anaknya itu yang paling ngerasa bersalah.
"Abang, ayo!"
"Tapi adek gak mau deket abang! Semua salah abang! Abang gak bisa jagain adek!!"
Rendi meluk adeknya erat, "Makanya sekarang abang jemput adek ya. Minta maaf sama adek."
"Tapi adek--"
"Abang sayang adek?"
"Sayang!"
"Sekarang jemput adek bereng Ayah, Bunda sama Mark. Bisa?"
Jeno ngangguk terus ikut jalan keluar rumah sama orangtuanya. Disana udah ada Mark yang siap sama mobilnya. Ada dua mobil lain lagi dibelakangnya.
Mark nyalain mesin mobilnya setelah orangtua Chandra sama Jeno masuk, "Mereka jaga disini, yang lain bakalan ngikutin dijalan nanti biar gak ada yang curiga."
"Mark, Ayah rasa gak perlu--"
"Perlu kalo yang kita hadepin sekarang pasien rumah sakit jiwa yang kabur dari Jerman."
"Kamu tau?!"
"Gak ada yang gatau Jennie Kim. Dan aku gak abis pikir kenapa Ayah bisa punya hubungan sama dia. Setelah ini, dia jadi urusanku."
Mark ngomong gitu sambil terus nginjek gas mobilnya. Johnny, Dharma sama Jeno cuma bisa diem. Yang ada sama mereka sekarang ini adalah keturunan Jeffrey dan Tirta. Dua orang yang benci 'kesayangan' mereka di usik.
.
.
.
"Liat, sampe sekarang mereka gak ada yang dateng buat nyariin lo! Uhh~ atau lo beneran gue jual aja? Tapi badan lo gak mulus lagi. Oh! Atau lo harus dicoba dulu. Mau? Mau dong yaa!!"
Jennie, wanita tadi ngeliatin salah satu pengawalnya, "Mau nyobain bocah gak?"
Pengawal itu hanya tersenyum. Jennie senyum miring, "Cobain sana!"
Chandra gak tau lagi harus gimana pas dia ditarik masuk kedalem salah satu ruangan disana. Dia mati aja boleh gak sih??
*******
AMPUNI AKUUUUU😭 HARI INI KUKELARIN KOK DRAMANYA😭😭TMI: Mulanya mau pake Ten atau gak mbak Wendy, tapi yaaa gitu😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey. Bae. Like it. [MarkHyuck]✔
Short StoryDimanapun tempat kita saling bertukar pandang Kita selalu memimpikan lagu indah Langit berwarna saat kamu menyentuhnya Semua warna bercampur menjadi satu Dilangit yang cerah, terukir namamu--- Warn: isinya tak sesuai deskripsi Mark X Haechan BXB AU ...