Marlinda sama Mamanya ngerasa dipojokin. Marlinda pasang muka melasnya kearah Mark, "Mark, tolongin aku."
Mark ketawa sarkatis, "Mau ditolongin?"
"Iya Mark, kamu sayang aku kan? Tolongin aku."
Chandra miringin kepalanya kearah Mark terus ngedipin dua matanya pelan, "Mas Al sayang kak Marlinda?"
Mark ketawa terus dia maju buat ngecup bibir pacarnya, "I love you~"
"Love you too~"
"MARK!"
"Berisik ni kecombrang. Bun, Chandra ku culik ya?"
Dharma ketawa terus ngangguk, "Hati-hati."
"Bye Bunda~ Bye Mama~ Bye semu- MAS ADEK BELUM PAMIT!"
Ibu-ibu disana ketawa pas liat Chandra digotong Mark keluar rumah.
"Lucu ya anaknya Mas Dharma."
"Iya, eh Mas Tirta sama Mas Dharma bakalan jadi besan dong?"
"Loh tadi katanya deketnya sama Marlinda."
"Eh tapikan barusan ditolak~"
"Duh kasian~"
Marlinda sama Mamanya keliatan malu pas mereka di omongin terang-terangan disana. Dharma sama Tirta senyum puas, tapi ini belum selesai.
Mark, Jeno, Johnny sama Jeffrey bahkan belum turun tangan.
.
.
.
Pagi ini disekolah Marlinda nangis di depan dua temennya, Reva sama Andri.
"Udah jangan nangis. Lo masih niat rebut Mark emangnya?"
"Masihlah! Gila aja lepasin Mark, gue mau hidup mewah!"
"Tapi lawan lo sekarang bukan sekedar Chandra, ada nama Yudistira dibelakang namanya."
"Ya terus kenapa?"
Reva sama Andri gigit bibir mereka ragu. Mereka takut salah langkah terus nanti efeknya kemana-mana.
"Lin, gue kayaknya gak bisa bantu lagi deh."
"Gue juga."
Marlinda liatin dua temennya kesel, "Kenapa? Lo berdua takut?! Yaudah gue juga gak butuh babu kayak kalian!"
Reva mukul meja di depannya keras, "Lo bilang gue apa?!"
Marlinda senyum sinis, "Lo berdua babu gue!"
Andri berdiri terus nyeret Reva pergi, "Udah, gak guna ngomong sama tutup kaleng. Kita pergi aja."
Marlinda yang denger itu marah, "Sialan lo berdua!"
Dia ngepalin tangannya marah terus gak sengaja liat Chandra yang lagi lari kegerbang depan sekolah, "Liat aja lo, siapapun lo gue gak takut. Mark harus jadi punya gue!"
Dia berdiri buat nyamperin Chandra dan gak sadar lewatin cewek yang daritadi ada disana.
"Coba aja kalo lo bisa."
.
.
.
"Ayah! Ngapain?"
Johnny ketawa liat muka semangat anaknya yang nyamperin dia di depan lobby sekolah. Dia ngacak rambut anaknya gemes.
"Kan mau ngurus si itu, yang kalo kata Bunda 'ulet keket'."
Chandra ketawa terus ndusel dilengan Ayahnya, "Kangen~"
"Iya sayang iyaa."
"Bener kan kata gue. Sekali pelacur tetep pelacur."
Johnny noleh kearah cewek yang barusan ngatain anaknya. Tadi dia ngatain anaknya yang manis ini apa? Pelacur? Wah, gak bisa dibiarin.
"Kakak bisa berenti nuduh aku? Yang kemarin kurang?"
Marlinda senyum sinis, "Ya emang kenyataannya lo pelacur kan?"
"Kak!"
"Lo berani teriak ke gue?!"
"Ada apa ini?"
Marlinda noleh kebelakngnya terus senyum lebar pas liat Kepala Sekolah sama Kepala Yayasan yang ternyata Papanya Mark jalan kearah dia. Apalagi pas sadar ada Mark disana.
"Ini Pak, ada murid yang jadi simpenan om-om. Malu-maluin nama sekolah aja."
Kepala Sekolah melototin Marlinda, "Jangan sembarangan ngomong kamu!"
"Bener kok Pak!"
Marlinda liatin Mark, "Mark, liat aku gak bohong kan? Chandra itu simpenan om-om!"
Jeffrey liatin Marlinda aneh, "Kamu jangan aneh-aneh ngatain calon menantu saya."
"Gak! Chandra gak cocok sama Mark! Mark cuma cocok sama aku! Chandra itu pelacur simpenan om-om!!"
"Saya rasa kamu sudah terlalu jauh menghina anak saya."
Marlinda melotot, "APA?!"
Johnny liatin Marlinda marah, "Saya rasa kamu sudah bertemu istri saya kemarin dan mendapat peringatan. Tapi sepertinya kamu keras kepala."
Jeffrey ketawa terus noleh ke Kepala Sekolah yang udah ketar-ketir, "Saya tidak mau melihat siswi yang memalukan sekolah seperti dia, anda mengerti bukan?"
Kepala Sekolah ngangguk cepet, ngeri dia. Jeffrey noleh ke Mark yang daritadi ada disampingnya, "Putus semua hubungan sama keluarga Arbito."
"Iya Pa."
Marlinda panik, "Salah aku apa?!"
Mark ketawa sinis, "Jangan sok polos lo!"
Johnny ngantongin ponsel yang barusan dia keluarin, "Nanti Jeno dan Narendra akan datang ke Perusahaan Arbito dan narik semua saham atas nama Yudistira dan Praseja. Sekarang anda tau dengan siapa anda bermain-main?"
Marlinda mundur pelan terus lari ninggalin lobby. Sepanjang koridor sekolah dia ngelirik siswa disana yang nunjuk dia sambil ketawa gak jelas. Ditangan mereka ada ponsel mereka masing-masing.
Marlinda jatuh pas ada yang ngehalangin dia. Didepannya ada Yeri, Mina sama Arinda yang liatin dia remeh.
"Puas main-mainnya? Dari semua video yang kita dapet, kayaknya bukan Chandra yang bertingkah rendahan. Lo yang bertingkah rendahan."
Marlinda cuma bisa liatin sekitarnya panik.
"Inget, lo yang mulai nebar benih. Sekarang silahkan lo nikmati hasilnya sendirian."
*****
Kasus (?) Marlinda selesai~
Siap kasus (?) baru gak?
HEHEHEHEHEOmong-omong, buku ini udah nembus 100k views😭 Gak akan nyampe segitu tanpa kalian semua😭
Terimakasih buat semuanya~ Vote dan komentar kalian yang sangat menghibur walaupun banyakan isinya misuhan semua😂
Terimakasih dan nantikan peringatan 100k views dan 100 chap Hey. Bae. Like it. yaaaa!!💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey. Bae. Like it. [MarkHyuck]✔
Historia CortaDimanapun tempat kita saling bertukar pandang Kita selalu memimpikan lagu indah Langit berwarna saat kamu menyentuhnya Semua warna bercampur menjadi satu Dilangit yang cerah, terukir namamu--- Warn: isinya tak sesuai deskripsi Mark X Haechan BXB AU ...