Setelah dari tempat mereka nongkrong tadi, Mark, Hendery sama Arjun langsung bubar. Males aja mereka kalo banyak kuping yang denger. Salah-salah nanti malah ada adegan film di tempat mereka nongkrong.
Tadi Arjun langsung ke mobilnya sendiri, mau jemput Rendi yang tadi minta dia anter kerumah temennya. Mark yang emang tadi di jemput Hendery jadinya balik sama si Hendery.
Mark ngelirik spion sebelah kanan mobil Hendery terus senyum miring, "Der, timezone kuy."
Hendery ngelirik Mark, tangan kiri Mark lebih tepatnya terus ikutan senyum miring, "Lo traktir ya, gue miskin."
"Dasar kaum jelata."
"Bangsat mulut lo Mark!"
Mark ngakak, "Ajak Aji sono. Seneng dia pasti di ajakin main gratisan."
"Mark, gue nyetir yaa. Nanti kalo gue telepon Aji, konsentrasi gue kebagi terus nanti kita kecelakaan. Kita kan belum mantap-mantap sayangku-- BANGSAT MARK OLENG WOEY!"
Hendery teriak heboh pas Mark mukul kepalanya kenceng sampe mobil yang dia lagi kendarain oleng sedikit ke kanan.
"Mampus lo!"
"Ya lo ikutan mampus goblok!"
Mark nahan emosinya biar gak nampol Hendery lagi. Dia masih mau hidup lama. Dia juga masih mau mantap-mantap sama Chandra sebelum mati.
"Aji di telepon dong sayang~"
"BANGSAT!"
"MARK WOEY BAJIGUR!! OLENG SETAN!!!"
.
.
.
Chandra lipet tangannya di dada sambil liatin Mark sama Hendery yang nunduk di depannya. Dia tadi lagi asik main sama Bara pas dia dapet kabar Mark sama Hendery dibawa kerumah sakit gara-gara nabrak lampu jalan.
Mobilnya kalau rusak ya bodo amat. Tapi kalo Mark atau Hendery langsung meninggal gimana? Untungnya mereka pake safebelt. Tapi tetep aja pas dengernya jantung Chandra rasanya copot dari tempatnya.
"Bagus. Nyetir ugal-ugalan sampe nabrak lampu jalan. Kenapa gak sekalian luka parah sampe patah tulang. Terus nanti ditahan sama Pak Polisi yang lagi ngobrol bareng Papa Jeff diluar?"
Mark tetep nunduk walaupun dalem hati udah misuhin Hendery sambil ngabsen isi kebun binatang. Chandr yang gak denger jawaban dari pacarnya liatin Hendery tajem.
"Kak Dery?"
"Ya?"
"Alasan."
"Mark tuh ngajakin main."
"Mana ada! Jangan fitnah dong--"
"Mas Al."
Mark langsung diem lagi. Sebenernya Hendery dalem hati udah ngakak liat Mark yang nurut banget sama Chandra.
Chandra gelengin kepalanya pelan, "Lain kali gini lagi aku gak mau liat Mas Al. Kak Dery juga, hati-hati harusnya."
"Iyaa."
Chandra ngangguk terus ngelirik perawat yang ada disampingnya, "Mereka langsung bisa pulangkan?"
"Iya dek. Karena gak ada luka yang serius, mereka bisa langsung pulang."
Chandra senyum lebar, "Bagus."
Chandra liatin lagi dua cowok di depannya, "Jadi aku bisa tau siapa maniak yang naruh penyadap di mobil kalian."
Shit!
.
.
.
"Pa?"
Jeffrey noleh terus liat Mark yang masuk keruangan dia, "Apaan?"
"Kok Chandra bisa tau ada yang masang penyadap di mobil Dery?"
Jeffrey ketawa, "Dia denger omongan Polisi tadi. Dia pikir ada 'the next Marlinda' yang lebih terobsesi sama kamu."
Mark tanpa sadar ngehela nafas lega, "Kupikir dia tau sendiri."
Jeffrey gelengin kepalanya, "Johnny sama Dharma gak mungkin biarin anak-anak mereka masuk dan terlibat. Lagian kan mereka emang udah berenti lama."
Mark ngangguk terus ketawa, "Lucu ya Pa."
"Apanya?"
"Mama sama Bunda Dharma."
Jeffrey jadi ikut ketawa, "Gak nyangka kan? Duh dua ibu itu emang bikin Papa sama Johnny jantungan pas tau."
"Seniat itu misahin Papa sama Ayah Johnny."
Jeffrey makin ngakak, "Padahal kita gak pacaran. Tapi ya emang pas itu gosipnya nyebar cepet banget, jadi males jelasinnya."
"Mana Mama sama Bunda Dharma seserius itu lagi."
Jeffrey liatin anaknya terus senyum tipis, capek pipinya kalo dibawa ketawa. Lemaknya udah lumayan banyak, jadi suka berat kalo dibawa ketama lama-lama.
"Kaget ya kak pertama tau."
"Iyalah! Siapa yang gak bakalan kaget kalo Mama sama Bunda Dharma itu ketua Klan!"
Jeffrey ketawa denger suara nyolot anaknya, "Ya tapi setelah nikah sama Papa, Mama berenti. Terus Mama sama Dharma juga kepisah."
"Iya tapi Papa yang ambil alih semuanya."
"Dan selanjutnya kamu. Gimana perkembangan?"
Mark ngedikkin bahunya acuh, "Kita gak mungkin kan bongkar badannya Bara."
Jeffrey ketawa, "Iyalah, yang ada kamu duluan yang di bongkar Chandra. Gelang udah?"
Mark ngangguk, "Udah. Kemarin juga Arjun coba ngecek lagi, tapi gak ada benda metal di badan Bara."
Jeffrey tiba-tiba serius, "Sebenernya ada satu kemungkinan yang Papa pikirin dari kemarin."
"Apa?"
"Rendi tau lebih banyak dibanding kita tentang Bara."
"Mana--"
"Rendi calon dokter. Dia sama Sakura kenal cuma 7 bulan tapi mereka bisa punya anak. Mark, Rendi gak sebodoh itu."
"......."
"Perketat keamanan di Rendi. Dia gatau apa yang dia coba sembunyiin dari kita."
"Tapi Arjun--"
"Mark, mereka berdua gak mungkin gak tau. Ayolah, kelamaan ngebucin emang ada efeknya?"
"Gak gitu Pa!"
Jeffrey ketawa, "Itu cuma kemungkinan, coba tanya Arjun atas nama Klan. Dia gak mungkin bohong."
Mark ngangguk. Iya, Arjun gak bakalan berani bohong kalo Mark tanya ke Arjun dengan posisinya sebagai Ketua Klan.
Bohong sama aja kayak cari mati.
*******
Lapisan kedua dan ketiga bawang bombay ku~
Makin gak jelas yaa? Hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey. Bae. Like it. [MarkHyuck]✔
Historia CortaDimanapun tempat kita saling bertukar pandang Kita selalu memimpikan lagu indah Langit berwarna saat kamu menyentuhnya Semua warna bercampur menjadi satu Dilangit yang cerah, terukir namamu--- Warn: isinya tak sesuai deskripsi Mark X Haechan BXB AU ...