00.59

8.1K 867 158
                                    

Yang Johnny liat begitu mereka sampe ditempat tujuan itu beberapa orang yang udah pingsan di sekitar rumah di depannya.

"Yang pertama masuk itu Ayah. Ayah harus selesaiin semuanya sekarang."

Johnny ngangguk, dia liatin istri sama anaknya terus senyum kecil.

"Ayah masuk ya."

"Ini yang terakhir kan?"

Dharma nanya pelan. Johnny ngangguk, "Ya ini yang terakhir."

.

.

.

Johnny masuk kerumah itu dan langsung liat Jennie yang keliatan santai tanpa tau apa yang terjadi di depan. Ada sekitar 10 pengawal disana. Sebagian dari mereka menarik lengan baju mereka dan Johnny melihat tanda disana.

Tanda kepemilikan keluarga Setiawa.

"Oh hai sayangku~ Jadi kau memutuskan untuk datang?"

Johnny menatap wanita di depannya muak, "Apa maumu?"

Jemari lentik berhias cincin itu menunjuk tepat padanya disertai senyum lebar, "Kau."

Johnny memejamkan matanya, "Mana Chandra?"

Jennie tertawa pelan, "Chandra? Sedang dicoba salah satu pengawalku."

Mata Johnny menajam, "Apa maksudmu?!"

Jennie tersenyum miring, "Anakmu itu sedang merasakan indahnya surga dunia sayangku~ Ia sedang menikmati seks pertamanya~"

Johnny maju untuk mencekik leher wanita itu. Pengawalnya bergerak untuk menghentikan Johnny tapi ditahan yang lain.

"Apa yang kau lakukan? Kau tidak lihat Nona sedang terancam?!"

Pria dengan tatto khas dilengannya itu tersenyum miring, "Harusnya kau yang merasa terancam."

Tangan pria itu menuju telinganya, "Aman."

Pintu utama terbuka, Mark, Jeno dan Dharma muncul. Mereka melihat bagaimana pengawal Jennie telah terkapar dan Jennie yang masih dicekik Johnny.

Wanita itu berusaha melepas tangan Johnny namun tak bisa. Johnny begitu marah, marah pada dirinya sendiri karena dulu tak langsung menghabisi wanita iblis ini.

"John! Chandra?!"

Johnny seketika tersadar, ia melepas Jennie yang segera di amankan pengawal Mark.

Salah satu pintu terbuka, "Dia di dalam. Tertidur."

Jeno segera masuk ke kamar itu disusul orangtuanya. Dan tangis Dharma pecah saat melihat keadaan anaknya itu. Jeno ikut menangis sementara Johnny segera mengangkat tubuh Chandra.

Mark ada disana, berdiri mematung melihat keadaan kekasihnya.

"Pastikan wanita itu tak akan kulihat selamanya."

Pria disamping Mark mengangguk pelan. Mark menghela nafas pelan, "Terimakasih Hendery."

.

.

.

Chandra dibawa kerumah sakit dibawah naungan keluarga Setiawan. Mendapatkan perawatan terbaik dan fasilitas terbaik. Jeffrey bahkan tak segan mengosongkan satu lantai VIP saat mendengar Chandra yang mengamuk saat membuka matanya.

Tak ada yang bisa mendekatinya, sang Bunda sekalipun. Mark dan Jeno bahkan mendapatkan memar di kepala dan wajah mereka saat mencoba mendekati Chandra. Kaca kamar rawat Chandra ditutupi kain tebal, menghindari hal yang tak mereka inginkan.

Hey. Bae. Like it. [MarkHyuck]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang