BAB 31

514 62 20
                                    

[Cerita ini dalam proses editing. Nikmati ceritanya sebelum berubah banyak.]

CERITA WAJIB DI BACA URUT!!!!
(yg ketahuan terpaksa aku report. Maaf. Lebih baik kalian silent reader drpd cerita yg susah aku bikin ini dibaca gak urut.)

SPECIAL CHAPTER!!!

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Saturn - Sleeping At Last

Aku akan senang kalau sekarang kalian mendengarnya juga jadi biar dapet feelnya kayak aku waktu nulis bab ini :)Link akses playlist cek bio profil / scan spotify code di bab atas ya!

Enjoy!

***


Marcus menghela napas lega luar biasa saat Reed mengumumkan bahwa seseorang yang dia selamatkan berhasil memiliki detak jantungnya kembali. Napasnya tersengal saat turun dari tubuh yang sedang terkapar. Dia kemudian cekatan memberikan berbagai macam injeksi dan pertolongan yang lain.

Ketika selanjutnya Marcus memeriksa keadaan tubuhnya yang lain, Reed menggeser tubuhnya agar Marcus bisa leluasa bergerak melakukan pemeriksaan. Begitu juga dengan sosok lain yang sedang berdiri di sebelahnya. Keadaannya jauh lebih baik daripada kawannya yang sedang terbaring.

Dunia rasanya hampir berhenti berputar. Hampir saja Langit memutarbalikkan semua isinya sementara penyesalan datang silih berganti. Athena teramat siap memberikan kutukan tanpa ampun apabila Langit tidak berpihak padanya. Dadanya masih terasa sesak saat Athena akhirnya bisa melihat dengan jelas siapa yang terbaring di ranjang medis itu. Dengan langkah gontai dan mata yang bergetar serta suara yang parau, Athena mendekatinya.

"Jenderal Xavier—" Athena meremas celananya ketika memanggil nama sang pemilik hati sekalipun lidah terasa kelu ketika berucap.

Pemilik nama itu mendengar panggilan Athena. Xavier sedang berdiri di samping Reed sebelum menoleh. Ia menemukan wajah cantik Athena yang begitu pucat. Mereka kemudian berpandangan. Untuk beberapa saat, Langit memberikan waktu agar mereka merenungi hati masing-masing sebelum akhirnya Athena melangkah lebar. Xavier tidak membutuhkan keraguan untuk bergegas menyusulnya.

"Athena."

Jantung seperti dipompa oleh sejuta perasaan yang campur aduk dengan darah yang berdesir kencang. Athena berjalan cepat hingga nyaris berlari, semua itu hanya untuk memeluk Xavier dengan erat. Ia khawatir; kalau-kalau Langit tidak berpihak lagi, kalau yang terbaring tidak berdaya adalah Xavier, atau tidak pernah kembali ke kamp. Matanya terpejam dan menyembunyikan wajahnya di bahu Xavier yang lebar dan tegap. Dada yang sesak kali ini berdegup kencang dan lututnya terasa lemas.

Xavier menangkap Athena yang memeluknya lalu dengan mata terpejam ia merasakan kehangatan itu. Dadanya berdebar kencang pula, membayangkan banyak hal karena Langit memang pandai memberi kejutan.

Athena dan Xavier membiarkan diri mereka berpelukan, mengesampingkan apapun yang pernah terjadi; keegoisan hati, akal sehat, dan aturan-aturan yang ada. Mereka membayar banyak hal demi menggantikan penyesalan yang sempat datang. Tangan-tangan yang memeluk erat satu sama lain seolah tidak ada kesempatan untuk melihat hari esok bersama. Napas yang saling menderu kencang seakan-akan menghembuskan semua kekhawatiran. Mata yang saling terpejam menolak segala bayangan mengerikan yang tidak perlu terwujudkan.

"Apa yang terjadi?" Athena menurunkan tangannya yang gemetaran dan mulai menatap Xavier. Hal-hal itu hampir menjadi menyenangkan sebelum Athena menyadari sesuatu membasahi pakaiannya. Kepalanya menunduk dan membulatkan mata begitu menemukan pakaian Xavier berlumurkan darah. Lengan kiri yang kuat dan kekar itu terluka membentuk goresan panjang di beberapa tempat hingga pakaiannya robek.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang