Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.
***
"Oh dear.... Kyle, Kau sangat tampan!" Grace tersenyum dan memeluk Kyle. Grace terkesiap saat melihat tiga Letnan itu datang dengan berpenampilan kasual. John datang menggunakan kemeja biru muda, Will dengan kaus abu-abunya dan Kyle yang menggunakan kemeja lengan pendek berwarna hijau. Tiga sejoli itu datang dengan celana jins dan kain.
"Kau terlihat cantik dan berbeda, Grace." John memuji sambil tersenyum dan Grace tertawa kecil atas pujiannya. Mereka kemudian saling memberikan pelukan untuk satu sama lain.
"Oh my God, dari mana kau mendapatkan ide seperti ini, Grace? Apa kau memiliki pekerja sampingan selain menjadi Agen FBI?" Will memperhatikan sekitarnya, melongo takjub. Matanya terbuka lebar ketika melihat dekorasi yang Grace ciptakan untuk pesta malam itu. Bangunan yang hancur sebagian karena perang itu telah Grace berhasil sulap menjadi tempat pesta sederhana yang cantik. Will terheran, entah dimana Grace menemukan hiasan-hiasan seperti itu di camp mereka yang sederhana.
Grace pun tersenyum dan tersipu atas sorot-sorot takjub dan senyuman-senyuman puas malam itu. "Indah, bukan?"
Ketiga Letnan Black Alpha itu tidak perlu mengangguk. John, Kyle, dan Will datang bersama prajurit-prajurit yang lain, menciptakan suasana hangat dan menyingkirkan ketegangan perang dari mereka. Alunan lagu terputar untuk membawa hiburan. Meja-meja kayu di sisi samping lantai dansa diperuntukkan jamuan makan malam sederhana khas Mexico.
Di sisi lain, Marcus bertanggung jawab untuk menyiapkan minuman. Pria itu adalah ahlinya minuman beralkohol, kali ini aturan bahwa minuman alkohol tidak boleh diminum terlalu banyak karena alasan kesehatan harus dilupakan. Ketika para prajurit berdatangan, Marcus sudah seperti sales alkohol, asyik membagi-bagikan botol-botol beer dengan bangganya.
"Bir?" Marcus tersenyum lebar, menyodorkan botol minuman kepada ketiga Letnan Black Alpha.
Tentu saja Kyle dan Will menyeringai lebar, meraih botol bir secepatnya. Namun, John menggeleng, mengibaskan tangannya. "Nope. Thank you."
"Ayolah, satu malam saja. Lagipula kita bertiga memiliki toleransi yang tinggi terhadap bir. Ini bukan apa-apa—berikan padaku satu lagi, Marc." William tahu diri bahwa julukan penggemar pesta adalah miliknya, sehingga ia mendorong bahu John dengan wajah jenaka. Kyle lalu melakukan hal yang sama.
John, adalah orang yang paling menyukai pesta nomor dua setelah dan sedang membuktikan dirinya seorang prajurit yang baik. Malam itu sepakat untuk tidak pernah memandang bir atau minuman alkohol lainnya dengan sorot yang lebar. menahan diri. Lalu menghela napas, mengedarkan pandangannya. "Di mana Clara?"
Semua orang melakukan hal yang sama, memperhatikan sekeliling. Reed lalu mendekat sambil menatap layar ponselnya. "Sebentar lagi dia datang."
"Apa dia mengatakan sesuatu kepadamu?" Grace melirik ponsel Reed.
Reed mengangguk. "Dia sedang menuju kemari."
Grace kemudian dapat melihat lantai dansa mulai ramai, menciptakan hiruk pikuk prajurit berpakaian kasual mengikuti peraturan yang Grace terapkan. Will tahu-tahu mengangkat alisnya, tersenyum lebar lantaran menemukan sosok yang dikenalnya. Dia segera melambai. "Jenderal! Di sini!"
Kepala Grace berputar, mengikuti arah pandang William. Saat itu juga Grace tidak bisa menahan dirinya untuk tidak terkejut atas penampilan Xavier Langdon. Yakin sekali bahwa Letnan Jenderal yang selalu dikenal kaku, tegas dan perfeksionis itu rupanya teramat tampan dan mengagumkan ketika tidak menggunakan celana atau baju loreng. Hanya kemeja hitam yang menyelubungi otot kekarnya dam celana panjang berwarna cokelat muda serupa dengan warna gurun pasir, lelaki itu membuktikan pesona dirinya. Sementara itu kaki jenjang yang tegap, selalu melangkah lebar dan tak gentar saat memimpin medan perang tidak merubah sedikit pun penampilan Xavier malam itu. Grace menelan ludah. Aura itu bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...