BAB 90

329 38 5
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Nocturne In C Sharp - Frederic Chopin, HAUSER

2. Dance For Me Wallis - Abel Korzeniowski

3. Light - Sleeping At Last

Jangan lupa dengarkan playlistnya ya!

***

Sinar mentari belum menerangkan langit. Burung-burung belum berkicau sahut menyahut karena sebagian besar dari mereka masih tertidur menikmati udara sejuk pertengahan musim gugur.

Langit belum secerah rambut pirang Athena, tetapi ia memutuskan untuk terbangun. Duduk di pinggiran ranjang, helaan napas panjangnya mengisyaratkan bahwa beban di bahunya terasa jauh lebih ringan. Athena menemukan sebabnya; Xavier masih tertidur nyenyak dengan deru napasnya halus dan tenang sementara selimut yang lembut menutupi sampai batas pinggangnya. Hati Athena Athena tidak cukup luas untuk membangunkan walaupun sekedar mencoba untuk merapatkan selimut agar lelaki itu tidak kedinginan, tetapi kepekaan membuatnya mudah terbangun kapan saja.

Perbincangan semalam, pelukan dan sentuhan yang dirindukan, menyatukan hati, irama degup jantung adalah alasan-alasan mengapa pagi ini Athena menatap pantulan wajahnya di cermin sama seperti semalam. Tidak ada lagi air mata yang gugur membasahi dunia yang dipijaki.

Langit semakin cerah dan udara terasa sejuk ketika Athena memutuskan untuk membersihkan tubuhnya dan turun ke lantai dasar. Kakinya melangkah lebar dalam balutan sepatu olahraga serta jaket yang tebal dan hangat. Silau mentari didapatkan untuk rambut dan mata biru yang sekian lama hanya kabur oleh kesedihan. Athena berlarian kecil keluar dari mansion, menghembuskan napas pendek dan teratur. Kicauan burung mengiringi setiap langkahnya.

Menit-menit berlalu, napas Athena tersengal. Lelah berlari, ia melesakkan pantat di bangku kayu pada taman terdekat. Senyumnya terbit atas hasil dari warisan sinar mentari yang cerah. Sorot hangat menyerbu wajah memejamkan mata Athena sejenak untuk memaknai kehidupan sembari mengatur ritme napas.

Ketika selanjutnya membuka mata, ada begitu banyak orang yang melakukan berbagai macam aktivitas. Beberapa orang berlari seperti Athena. Sebagian lagi ada anak-anak kecil berlarian dengan baju hangat, seorang ibu mendorong kereta bayi, seorang petugas taman sibuk menyapu dedaunan kering di setapak jalan, sepasang lansia berbincang sambil mengitari taman, dan sepasang kekasih yang duduk di bangku taman menikmati sarapan mereka dengan senyuman.

Menyenangkan. Itulah pemandangan yang Athena sukai. Kesibukan manusia dan hiruk pikuk di seperti itu selalu ia dapatkan ketika menyatukan diri dengan kesibukan kota dan berangkat bekerja untuk menangkap penjahat bersama tim analis terbaik.

Perenungan lalu terjadi. Pandangan Athena tertuju pada satu per satu aktivitas manusia yang berada di sekitarnya. Arti kehidupan yang sebenarnya ada di antara pemandangan itu; setiap manusia memiliki penyesalan dan waktu terbaik, tetapi keputusan akan selalu dipilih berdasarkan pertimbangan bijaksana; apakah di waktu yang berjalan mereka akan memaknainya dengan baik atau membiarkannya berlalu begitu saja dengan iringan perasaan sedih, kecewa, amarah, maupun penyesalan. Setiap manusia memiliki mimpi buruk, mimpi indah, dan skenario dan kesempatan untuk merancang skenario miliknya sendiri.

Indahnya warna hijau dari rumput dan daun-daun yang bergoyang karena hembusan angin, tampak menakjubkan dan syahdu. Athena tersenyum lembut, warna-warna itu mengingatkannya pada warna hijau mata Xavier ketika menatapnya teduh dan dalam. Memori semalam tidak akan bisa dilupakan.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang