Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. Le Cygne - Camille Saint Saens
[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas. Aku tunggu support kalian ya !]
***
Upacara penghormatan itu berlangsung cukup singkat dengan hanya memberikan kesempatan pidato untuk Presiden saja. Sosok nomor satu dan pemimpin negara itu memberikan senyuman bangga dan tepukan pasti di atas bahu Xavier. Lalu melirik medali Xavier dengan senyuman bangga. Kilatan kamera terus mengiringi Xavier sampai lelaki itu menuruni anak tangga panggung. Ia menyambut uluran tangan yang memberi selamat, lalu berjalan tegap menghampiri teman-temannya.
"Selamat!" Clara berseru, tersenyum lebar. Dia segera memberikan pelukan untuk Xavier dan membiarkan kamera memotret interaksi-interaksi mereka.
Kemudian John, Kyle, dan Will saling berebut siapa di antara mereka yang lebih dulu memeluk pahlawan baru Amerika tersebut. William tersenyum lebar, memeluk Xavier dengan erat dan menepuk keras punggungnya. "Selamat, Jenderal! Ah, karena kita sudah berada di Washington sekarang, aku menunggu undangan perayaan di rumahmu yang besar itu."
Xavier mendengus saat membalas pelukan Will. "Kau akan segera mendapatkan perayaan yang jauh lebih besar nanti."
Kalimat tersebut menjadikan Will terlihat bingung saat melepaskan pelukannya. Tapi dia tidak terlalu memikirkan banyak hal seperti Stephan Reed. Dia mengedikkan bahu acuh lalu bergantian dengan Kyle dan John untuk memberikan pelukan yang sama eratnya kepada Jenderal Xavier. Reed dan Grace pun turut mengucapkan selamat.
Kemudian pandangan Xavier tertuju pada kotak berbahan beludru berwarna biru berisikan pita medali yang sedang di genggam oleh Reed. Ia menyunggingkan senyuman di satu sudut bibir sebelum berpandangan dengan Reed.
"Mau memberikan ini langsung padanya?" Reed tersenyum penuh arti. Lalu menyerahkan benda ditangannya kepada Xavier.
Xavier segera meraih dan membukanya. Bibirnya tersenyum tipis, ia mengangguk pasti tanpa keraguan. Tanpa mengalihkan pandangan dari medali berwarna merah tersebut, Xavier menjawab, "Tentu saja."
"Oke, baiklah... jadi kapan kita akan berpesta, huh? Setelah melewati waktu yang panjang di tanah yang gersang, kasur yang tidak nyaman, makan makanan kaleng, sekarang aku juga ingin berpesta, minum alkohol sepuasnya dan makan makanan enak." Clara menceletuk, tawa dari Grace dan John meresponnya.
Teknis Analis kebanggan BAU itu tiba-tiba melirik jam tangannya dan melihat Jenderal Xavier. "Athena sudah keluar dari rumah sakit dan sedang bersama Hailey. Dan kita juga sudah berkumpul di sini. Apa kau tidak ingin segera membuat perayaan sekarang juga, Hero?" Grace bertanya dengan senyuman miring. Semua orang pun tersenyum lebar dengan wajah tak kalah sumringah. Mereka beralih melihat Xavier, menunggu jawaban darinya.
Tetapi lelaki yang baru saja mendapatkan medali kehormatan sekaligus yang baru saja menyelesaikan penyematan gelar Pahlawan itu hanya menggeleng.
"Soon." Xavier tersenyum kecil. "Aku harus menemui General Lincoln. Sampai nanti."
Setelah itu, Xavier melambai singkat dan berjalan pergi meninggalkan teman-temannya. Mereka yang menyaksikan kepergiannya menjatuhkan rahang dan melemparkan tatapan tidak percaya. Keheningan yang canggung sekaligus mengesalkan pun terjadi. Will dan Clara yang paling menyukai pesta, paling tidak bisa menerima kenyataan yang sedang berlangsung. Harapan mereka hancur. Will menggeleng heran saat tubuh tegap Xavier berbelok menuju koridor lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomansaPekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...