BAB 85

282 31 10
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. No Time To Die - Billie Eilish

2. Timelapse - Uno Helmersson

Cheer me up dengan support & dengarkan playlist, ya! Selamat menikmati 'skenario'!


***


Esok hari di Budapest, mentari bersembunyi di balik awan dan memberikan cahaya mendung di langit. Reed menggunakan kacamata hitam menjauh di barisan belakang bersama Xavier, memperhatikan dengan baik pemakaman Orbamain yang tidak dihadiri banyak orang.

"Itu Dunai Katrina dan putri mereka." Reed menunjuk dagunya.

Sorot mata hijau Xavier dari balik kacamata hitam memperhatikan seorang wanita sedang menggandeng anak perempuan. Katrina mengajak putrinya berdiri di depan sebuah peti kayu hitam dan potret Orbamain. "Berapa usia anak itu? Lima tahun? Dunai Katrina melahirkan anaknya di luar pernikahan."

Reed mengangguk sembari membetulkan letak kacamata hitamnya. "Pertanyaannya, apakah itu anak kandung Orbamain?"

Xavier tersenyum sinis dengan samar dan melirik Reed dari balik bingkai kaca mata. "Rambut anak perempuan mirip seperti Egyed. Kita tidak pernah mengetahui keberadaannya karena Orbamain tidak pernah mengakui dan mengeksposnya."

Kalimat Xavier usai bersamaan dengan berakhirnya prosesi pemakaman Orbamain d sebuah pemakaman pribadi. Seiring waktu, orang-orang yang tidak berjumlah lebih dari tujuh orang, meninggalkan pemakaman Orbamain. Mereka saling berbisik-bisik di balik pilar bangunan, sesekali melirik Dunai Katrina dan anak perempuannya yang masih tetap berdiri menghadap peti dan potret Orbamaian.

"Apakah hanya aku?" Reed berdeham dam membetulkan letak kacamatanya. "Aku tidak merasakan duka sama sekali di pemakaman ini. Katrina tidak pernah menangis sejak awal hingga akhir sesi pemakaman suaminya. Dia sangat tangguh."

Pertanyaan Reed sama sekali tidak memerlukan jawaban. Xavier mempertahankan sikap tubuh dalam balutan setelan dan mantel hitam panjang tanpa ada aksesoris atau medali militer. Penyamarannya berhasil, tidak diketahui sebagai orang asing dan teman Orbamain yang datang untuk menghadiri pemakamannya.

Xavier dan Reed masih memandang orang yang sama dari kejauhan selama hampir setengah jam. Menunggu Dunai Katrina bergerak dan berhenti memandang pigura Orbamain. Meskipun hanya bisa memandang punggung wanita itu, baik Xavier maupun Reed tahu, bahwa tidak ada bekas air mata di wajahnya. Katrina berdiri tegap di sana seolah bukan sedang menghadiri sebuah pemakaman.

"Dia tidak menangis karena tidak merasa kehilangan." Reed melesakkan tangan di dalam saku mantel dan mengentukkan jemari seolah sedang mencatat.

Selanjutnya Reed memutuskan untuk memperhatikan, bagaimana Xavier memutuskan mendekati Dunai Katrina dan berdiri di samping anak perempuannya. Kini Xavier memandang hal yang sama dengan Katrina. Butuh beberapa saat untuk Xavier mulai berbicara dan berhasil mengundang perhatian wanita itu. "Ketika manusia lahir, yang pertama kali keluar dari bibirnya adalah tangisan kencang yang dapat mengundang suka cita di sekitarnya. Hingga kemudian dengan hebatnya manusia dapat meninggalkan kenangan dan menciptakan tangis kencang dari suasana duka kematiannya."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang