BAB 24

566 65 12
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.


***


"Sudah malam, mari kita hentikan pestanya."

Grace mematikan pengeras suara ketika jam di pergelangan tangan menunjukkan pukul tengah malam. Pprajurit-prajurit tampak kelelahan meskipun wajah mereka begitu senang lantaran puas dengan pesta malam ini. Mereka yang tangguh itu mulai mengerjap lemah, mengantuk dan mabuk.

Grace benar. Cinta bertepuk sebelah tangan ini juga harus berakhir. Athena menyimpan senyuman getir saat memandang Jenderal Xavier dan Clara. Sungguh tampak serasi berdiri berdampingan. Ah, sesak sekali hati kecil yang berharga, dua sudut mata biru Athena sudah panas karena desakan emosi yang menyedihkan.

"Ayo pergi, Athena, aku mengantuk." Grace mengulurkan tangannya kepada Athena, tetapi mengernyit saat melihat wajah muram ketika Athena berjalan dengan bahu yang lesu. Selanjutnya Athena hanya mengangguk, mengerjapkan mata dengan sayu.

"Kalian kembalilah lebih dulu, Aku harus memeriksa Loko dan Andrea." Mulanya Marcus hendak kembali bersama Reed untuk kembali ke kamar tidur mereka, tetapi Marcus berjalan ke lain arah. Athena masih memiliki sisa kesadarannya untuk segera mengangkat kepala, teringat dengan keinginannya sebelum datang ke pesta untuk mengunjungi kedua pria Mexico itu.

"Biar aku saja." Jenderal Xavier berjalan mendekati Marcus, menepuk bahunya.

"Kau yakin?" Marcus mengernyit, tetapi tidak dapat menghentikan hela napas legan dari wajahnya yang lelah ketika Jenderal Xavier mengangguk. "Baiklah, aku juga sedikit lelah malam  Ayo kembali, Reed. Good night, Ladies."

Seperti halnya Marcus dan Reed, dua lelaki itu saling merangkul layaknya dua kakak beradik. Ketiga Letnan Black Alpha telihat kelelahan karena semalaman mereka menghabiskan energi untuk membuka belasan botol bir dan wine serta menari. Clara tersenyum tipis dan melambai kepada Jenderal Xavier. 

Lihatalah orang-orang itu, semuanya kelelahan. Athena masih memeiliki keinginannya sementara Jenderal Xavier mulai berjalan lebih jauh menuju ruang medis. Sang Letnan Jenderal yang hebat. Lelaki itu melangkahkan kaki tegapnya di tengah gelapnya malam dengan minim penerangan.

Grace bahkan sudah terlalu lelah saat mengalungkan tangannya kepada Athena, "Kalau begitu... ayo kita—"

"Tunggu, Jenderal." Athena membuka matanya lebar-lebar, melepaskan tangan Grace dari tubuhnya.

Xavier menghentikan langkah dan membalikkan tubuhnya. "Ada apa?"

"Ijinkan aku ikut bersamamu." Athena berdeham, menepuk ujung gaunnya, dana berusaha berjalan dengan langkah lurus. "Aku ingin melihat keadaan Loko."

Saat itu juga Grace membulatkan matanya dan menghampiri Athena. Menggeleng. "Athena, apa kau tahu kalau kau mabuk? Besok pagi saja, sekarang kau harus kembali."

"Tidak." Athena menghela napas, sekali lagi melepaskan tangan Grace. "Sejak tadi aku memang berniat untuk melihat keadaan Loko. Aku ingin tahu perkembangannya dan apakah dia bisa tertidur nyenyak malam ini."

"Astaga, Athena." Grace menghembuskan napas panjang dan menahan kantuk. "Besok pagi Jenderal Xavier bisa menyampaikannya padamu."

Namun, Athena Wilson terlanjur mengenggam tekad bulatnya. Kembali menggeleng dan bersikukuh. "Kembalilah, Grace."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang