Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. Prelude in E Minor, Op. 28, No. 4 - Frederic Chopin, Janusz Olejniczak
2. Mariage D'Amour - Paul De Senneville, Lola Astanova
3. Song From A Secret Garden - Lola Astanova
[Bagian ini akan sedikit panjang. Selamat menikmati!]
***
"Athena, kumohon...."
Permohonan dan seluruh harapan telah Xavier gemakan dalam hatinya. Sesampainya di rumah sakit, apa yang bisa Xavier lakukan hanya berlari sekencang-kencangnya. Akal sehat dan kewarasan hampir tidak ia kenali lagi karena yang Xavier rasakan dengan jelas hanyalah sebuah rasa cemas dan ketakutan terhadap banyak hal. Membingungkan dan menyesakkan. Dada Xavier bergemuruh karena berlari sekaligus nyeri oleh kekhawatiran akan terjadinya mimpi buruk.
Langit memutar waktu begitu lambat dengan teganya meski Xavier sudah berlari kencang. Marcus Adler, dari kejauhan sedang berdiri sambil berekspresi sedih dan murah di depan pintu yang Xavier yakini adalah ruang perawatan Athena. Ada banyak pertanyaan tentang mengapa Marcus bisa menemukan dan membawa Athena ke rumah sakit, tetapi tidak ada yang lebih penting daripada mendengar penjelasan Marcus tepat ketika Xavier berdiri di hadapannya. "Penyakit di lambungnya kembali kambuh dan dia kolaps di rumahku pagi ini. Maaf.... Aku tidak sempat menghubungimu lebih cepat karena Athena hampir pingsan tepat ketika dia memintaku untuk segera membawanya ke rumah sakit. Athena... dia sangat membutuhkanmu."
Usai mengatakan sebagian apa yang terjadi, Marcus membuka pintu ruang perawatan Athena dan mempersilahkan Xavier untuk menyambut pemandangan menyakitkan yang kali ini ia saksikan untuk kedua kalinya. Athena, kekasih hatinya sedang terkulai lemah dengan masker yang menutup sebagian wajahnya. Xavier tahu mengapa Athena harus menggunakannya karena rasa sesak dan terbakar sudah pasti menjalar di tubuh Athena begitu sakitnya.
Langkah Xavier terasa lemas sekaligus kuat ketika ia mendekati ranjang perawatan Athena. Wajah Xavier yang hampir pucat, tak kalah pucat dengan Athena yang sedang tertidur lemas tidak berdaya. Ketika itu, ada begitu banyak harapan yang Xavier lakukan termasuk berharap agar dunia segera melahapnya saja. Tatapan getir tertuju pada kekasih hati yang sedang terbaring tidak berdaya dan yang sebelumnya tidak mendapatkan pelukan dan sumber kekuatan yang dijanjikan padanya. Ruang perawatan telah dipenuhi tabung oksigen lengkap dengan alat-alat medis yang berbunyi mengisi keheningan. Dua tabung infus dengan selang yang panjang serta jarum yang tajam menancap di tubuh. Athena masih tetap cantik walaupun sedang menggunakan pakaian rumah sakit.
Hati Xavier mencelos begitu dalam saat melihat bagaimana dada Athena yang mengembang kempis begitu lemah. Kelopak mata dengan bulu matanya yang tidak terlalu lentik, tetapi selalu cantik ketika melengkung bahagia, kini sedang terpejam untuk mendapatkan ketenangan yang seharusnya. Tangan halus Athena terkulai lemas di samping tubuhnya dan Xavier hampir tak sanggup ketika meraihnya untuk dikecup. Ia berbisik dengan hati yang lemah, "Athena...."
Segala kesakitan yang Xavier rasakan sesungguhnya tidak terlalu dalam apabila dibandingkan dengan milik Athena saat ini. Panggilannya tidak terjawab, gadis itu tidak bangun dan Xavier teringat dengan memori mimpi buruknya. Suhu udara terasa begitu dingin dan seolah terasa mencekam bagi Xavier. Ia lalu merapatkan selimut di tubuh Athena dan membelai wajah cantiknya dengan hati-hati. Xavier tahu bahwa sentuhannya itu semetinya dilakukan ketika Athena masih membuka matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...