BAB 96

280 28 16
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. In The Embers - Sleeping At Last

2. Love Story - Hauser & Lola Astanova

4. Bad Blood - Sleeping At Last

(Tiga lagu ini termasuk lagu-lagu favoritku. Semoga kalian juga mendengarkannya di chapter ini. Selamat membaca!)


***


Terbangun dengan senyuman.

Athena tidak pernah memiliki pagi yang begitu indah sampai hari ini. Ketika kelopak matanya terbuka, hal pertama yang ia lakukan adalah bersyukur sambil mengembangkan senyuman bahagia ketika kenyataan baru menyerangnya bahwa ia dan Xavier secepatnya akan menjadi sepasang orang tua.

Mata Athena menyipit karena sedang tersenyum lebar. Lalu merasakan bahwa di perutnya, Xavier sedang melingkarkan tangannya. Kepala Athena bersandar di tempat yang selalu menjanjikan kehangatan dan kenyamanan. Xavier terbangun dan melakukan hal yang sama; tersenyum dan bersyukur. Sorotnya terasa sejuk seperti pemandangan pagi hari dan embun di dedaunan hijau. Wajah Xavier tertunduk menatap di mana tangannya mengusap.

Xavier mengecup kening Athena beberapa kali sambil berbisik, "selamat pagi."

"Selamat pagi."

Oh, menyenangkan sekali. Athena tersenyum begitu indah di rengkuhan Xavier lalu menatapnya lama-lama. Punggungnya diusap lembut, sejak semalam Xavier terus melakukannya.

Pagi ini mereka masih berbaring di bawah tenda dan menyambut kebahagiaan dengan senyuman. Udara sejuk berkali-kali mengalir dari celah tenda. Athena menyukainya dan tidak merasa kedinginan sejak Xavier memeluknya sepanjang malam.

"Apa kau baik-baik saja?"

Pertanyaan yang menyenangkan. Kepedulian Xavier selalu membuat hati Athena berdebar. Ia mengangguk dan bersama Xavier tangannya mengusap pelan perutnya. "Gejala mual, pusing, dan kelelahan—tidak sekuat yang aku bayangkan sehingga sehingga aku hampir melewatkannya. Aku hanya mudah mengantuk."

Usapan di punggung Athena turun menuju lekukan pinggulnya. Xavier tersenyum miring lalu mengangguk, "Tentu saja. Aku juga bisa melihatnya akhir-akhir ini—kau menghabiskan lebih banyak makanan."

Ingatan indah tentang semalam berkali-kali terus diingat. Keduanya tersenyum dan tertawa halus lalu saling memeluk kebahagiaan. Tragedi mereka seperti badai yang telah berlalu.

Xavier memeluk Athena lebih erat ketika gadis itu sempat menemukan ekspresinya yang murung semalam. Keberadaan Athena menghangatkan hati dan memperkuat tekadnya. Sementara itu, Athena berharap bahwa melalui pelukannya saat ini, pemilik hatinya itu tidak akan merasa resah.

Untuk sejenak, tidak ada kalimat-kalimat maupun keraguan yang terucap. Namun ditengah-tengah harapan Athena, ada banyak hal yang Xavier terbangkan ke atas langit; permohonan, rasa syukur, sekaligus penyesalan. Terlepas dari apapun yang sedang Athena harapkan, gadis itu tidak akan pernah tahu bahwa pemilik hatinya saat ini sedang memandang kosong ke langit-langit tenda. Memikirkan banyak hal.

"Athena, kita harus kembali ke vila. Mulai sekarang kau tidak boleh melewatkan sarapan dan menjaga kesehatanmu."

Pelukan itu terpaksa terurai.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang