Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. CERITA WAJIB DI BACA URUT !
Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK (MUTE). Lebih baik kalian silent readers daripada cerita yang aku tulis susah-susah ini dibaca acak.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. The Road - Havasi
2. Saturn - Sleeping At Last
3. Broken Vow - Lara Fabian
Aku berharap kalian mendengarkan lagunya dan menikmati bagian ini.
***
Mata hitam Marcus memperhatikan pendarahan di sekujur tubuh Athena, bertanya-tanya dalam hati bagaimana Alessandro Savino dapat begitu teganya. Dia yang berpengalaman dengan penyakit manusia, tidak memiliki keberanian untuk memberikan diagnosa itu kepada Xavier. "Aku terpaksa membawany ke rumah sakit terdekat—bukan yang telah kupersiapkan. Athena membutuhkan pertolongan secepat mungkin—dan Grace, kau mendengarkan dan bisakah kau datang? Athena membutuhkanmu sebagai temannya untuk—"
Marcus tertunduk dan menutup wajahnya dengan tangkupan tangan, tidak mampu melanjutkan kalimatnya.
"Ya, ya, tentu saja." Grace mendesah penuh penyesalan karena mereka tidak menyelamatkan Athena tepat waktu dan memenuhi permintaan Marcus secepatnya. Grace segera menaiki mobil dan mengemudi dengan cepat mengikuti lokasi Marcus berada. "Aku meninggalkan kamp. Helikopter sedang menuju ke rumah sakit untuk membawa Athena ke rumah sakit dan lima menit lagi aku akan tiba—ya ampun, Athena."
Saat itulah, napas Xavier hampir tercekat sebelum kakinya tidak berhenti menginjak pedal dan mengemudi bak orang kesetanan menembus keramaian jalanan Mexico. Tampaknya Langit sengaja menciptakan situasi itu agar Xavier terlambat menemui Athena. Lidahnya kelu menaksir seberapa parahnya kondisi Athena, sehingga Marcus tidak mampu menemukan penjelasan yang tepat? Kalimat yang dituliskan dalam surat yang indah juga Xavier rapalkan dalam hati sebagai permohonannya agar mimpi buruk tidak benar-benar terjadi.
Ambulans yang membawa Athena sampai di sebuah rumah sakit sederhana. Grace tiba hampir bersamaan ketika Marcus dan Reed mengekori tenaga medis segera membawa ranjang medis tubuh Athena menuju bilik trauma di unit gawat darurat. Suara perawat saling sahut-menyahut, berlarian membawa alat-alat medis, menyeranta dokter-dokter spesialis, dan menghubungi bank darah. Kumpulan orang berprofesi mulia itu mengerumuni ranjang Athena seperti semut.
Marcus mendatangi seorang kepala dokter bedah yang mengenakan jas hitam dengan stetoskop untuk memperkenalkan dirinya. "Tolong, selamatkan dia. Kita sudah berbincang di telepon. Namanya Athena Wilson."
Dokter yang memiliki nama Daniel terbordir pada jas putihnya itu tidak sempat mengangguk karena bergegas berlari menolong Athena. Kepergiannya menyisakan Reed, Marcus, dan Grace. Ketegangan yang jauh lebih menyiksa itu harus mereka rasakan sambil berdiri cemas. Ketiganya berulang kali melihat pintu rumah sakit, menunggu kehadiran seseorang yang paling Athena butuhkan.
"Di mana Jenderal Xavier?" Grace menggigit-gigit kuku ibu jarinya dan melirik Reed.
"Aku tidak tahu." Reed menggeleng patah-patah, akhirnya duduk di salah satu kursi dan merenungi kebohongannya. "Semoga Athena baik-baik saja. Semoga Jenderal Xavier datang tepat waktu."
Harapan-harapan itu terjawab di satu menit berikutnya.
Marcus menoleh cepat ketika mendengar langkah sepatu bot. Matanya terbuka lebar melihat Xavier berlari sekencang-kencangnya dengan mimik wajah pucat dan itulah pertama kalinya Marcus melihat kepanikan Xavier.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
Lãng mạnPekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...