Pekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...
Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. CERITA WAJIB DI BACA URUT ! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK(MUTE). Lebih baik kalian silent readers daripada cerita yang aku tulis susah-susah ini dibaca acak.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. The Light Of The Seven - Ramin Djawadi
SPOILER:
Bagian ini akan sedikit tegang. Kali ini aku benar-benar menyarankan kalian dengarkan playlistnya Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas.
***
Athena merasa ganjil ketika Alessandro menyeringai senang lalu tertawa keras. "Lihatlah ekspresimu itu.... Aku akan mengajakmu melihat paus, bukan melihat siren."
"Paus?!" Athena berseru tidak percaya, mengerjap terkejut.
Alessandro tertawa lebar dan mengangguk, sekali lagi berhasil membuat Charlotte antusias dan senang. Gadis-gadis yang pernah bersamanya, tidak pernah begitu dengan kejutan sederhana, melainkan kejutan berupa barang mahal dan fasilitas mewah.
Saat kapal pesiar mulai melaju kembali dengan kecepatan sedang, Athena melepaskan tangannya dari Alessandro. Kakinya yang masih berdiri tegak, merasakan goyangan kapal akibat air laut yang beriak. Tampaknya, ombak laut memang membuat tubuhnya tidak sehat. Athena merasa kepalanya berputar dan gejolak mual mendatangi perutnya. Athena spontan membalikkan punggung, duduk di sofa terdekatnya.
"Ada apa?" ini pertama kalinya Alessandro menemukan Athena tampak begitu sakit dan duduk di sampingnya dengan sorot khawatir. Gadis itu hanya menggeleng dan tersenyuman kecil, tidak ingin merusak suasana dan membuat pria sosiopat itu kesal kemudian melemparnya ke laut seperti kisah Sienna Martin.
"Apa kau baik-baik saja?" Sentuhan Alessandro pada rambut Athena dan usapan di bahunya, berharap agar gadis itu baik-baik saja. Sayang sekali, tangannya yang selalu berlumuran darah orang-orang tidak berdosa membuat Athena merasa begitu buruk dengan gejolak mualnya. Bayangan butiran pil obatnya tiba-tiba berputar, menggantikan wajah Alessandro yang tampak begitu khawatir. Athena merutuk dirinya karena pagi ini tidak menelan pil-pil pahit itu.
"Ehm—" Athena berdeham membekap mulutnya.
"Ada apa denganmu?" Alessandro membingkai wajah Athena yang tampak semakin pucat. "Apa kau sakit, Charlotte?"
Saat Athena hendak menggeleng, perutnya terlalu lemah dan tidak bisa menahan diri lagi. Lantas tubuhnya meloncat pergi sambil membekap mulutnya menuju toilet kecil dengan satu kloset mengeluarkan isi perutnya saat itu juga.