Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. CERITA WAJIB DI BACA URUT !
Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK (MUTE). Lebih baik kalian silent readers daripada cerita yang aku tulis susah-susah ini dibaca acak.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. I Will Find You - Audiomachine
2. A Time For Us (from Romeo & Juliette) - La Brea String Collection
Di bab ini, Athena sangat membutuhkan support kalian. Selamat menikmati.
***
Pelukan antara Clara dan Athena semakin mengerat. Clara menyelipkan tangannya di balik bahu Athena. Berbisik dan memeluk. Clara menyalurkan perasaan sedihnya atas nama sesama perempuan dengan profesi serupa yang beresiko.
"Kau sangat kuat. Semua orang tahu sebesar apa perjuanganmu untuk sampai di titik ini." Clara berbisik lirih, menepuk punggung Athena beberapa kali.
"Apa kau tahu, Athena? Kau telah menyelamatkan ratusan wanita dan anak-anak yang akan Savino jual. Kita berhasil menemukan mereka tepat waktu dan semuanya berkatmu. Isi chip yang kau temukan waktu itu, tidak ada seorang pun yang sanggup untuk membaca ribuan nama korban-korban Alessandro. Tidak ada yang mau memberitahukan pada keluarga mereka masing-masing bahwa anak atau saudara perempuan, istri, ibu, atau kekasih mereka, telah menjadi korban dari perdagangan manusia. Kau sangat hebat Athena, kau telah menyelamatkan banyak nyawa."
Athena mengangguk pelan. Bibirnya bergetar lirih saat meloloskan tangisan tanpa suara. Bisikan Clara sangat berarti untuknya, bahwa apa yang Athena lakukan tidak menjadi sia-sia. "Terima kasih."
Hanya itu yang sanggup Athena ucapkan karena penyesalannya masih belum pergi. Beberapa saat kemudian Clara melepas pelukannya. Lalu perempuan itu segera menghapus air mata Athena dengan tisu yang Grace sodorkan. Clara memberikan Athena senyuman tipis sebelum dia melirik Xavier Langdon yang sejak tadi memperhatikan bagaimana Clara memberikan kalimat menenangkan pada Athena.
Kesedihan itu tidak mampu untuk dinikmati oleh Will berlama-lama. Dia menghembuskan napas besar sebelum menopang tubuhnya di ujung ranjang Athena. Bibirnya melemparkan senyuman lebar, hendak merubah suasana agar menjadi lebih menyenangkan untuk Athena. "Kau sangat hebat, doc. Ketika kau menyebutkan soal Sunflowers, tidak ada seorang pun yang menyadarinya sampai keesokan hari. Kau juga tidak tahu seberapa senangnya aku saat mendengarmu menyebutkan Croissant."
"Yeah, tidak ada yang menyadarinya selain aku," sahut Reed, dengan senyuman sombong.
Semua orang tertawa kecil atas respon itu. Grace mengangguk-anggukkan kepalanya dan memberikan ekspresi cerah. "Aku ingat sekali bagaimana Reed serius menulis di papan tulis pada apa yang kau katakan setiap harinya. Dia sudah seperti Panitera."
"Huh?" Cecilia terlihat bingung dan bersenggolan dengan Hailey. "Aku kira Reed tidak pernah melupakan sesuatu? Sejak kapan dia harus mencatat untuk mengingat?"
Hailey mengedikkan bahunya acuh dan tersenyum miring. "Sepertinya cuaca Mexico melelehkan otak jeniusnya. Sudah tidak akurat lagi, aku benar kan, Grace?"
"Benar sekali, kau harus segera merujuknya ke psikolog kenalanmu." Grace mengangguk cepat. Menjawab jahil, sambil melirik Reed dengan ekspresi jenaka.
Ruangan itu segera terisi dengan gelak tawa dan bentuk protes Reed. Semua orang meluncurkan tawa renyahnya sampai membuat Athena tidak tahan untuk ikut tersenyum lebar. Keramaian yang tidak pernah ia dengar selama beberapa minggu terakhir itu akhirnya justru ia dapatkan di dalam kamar rumah sakit. Entah harus bersyukur atau tidak, Athena hanya ingin menikmati waktunya yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...