BAB 76

407 35 5
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Follow The White Rabbit - Madison Beer

2. Teenager In Love - Madison Beer

Selamat membaca!

***


"Selamat datang, Letnan Jendral Xavier Langdon."

Xavier mengangguk satu kali untuk menjawab sambutan Jeremy Neeson—Sekretaris Pertahanan yang memiliki kepala botak dan badan yang tegap. Senyuman begitu lebar hingga gigi rapi dan gusinya yang sehat terlihat. Setelannya sangat bagus dan mengulurkan tangannya. Xavier pernah bertemu dengannya ketika menghadiri dua konferensi penting di Gedung Putih. Pria itu seumuran dan dengan ayah Athena, seseorang yang tegas namun memiliki kepribadian menyenangkan.

"Tolong, Xavier saja. Sebuah kehormatan untukku datang kemari." Xavier mengangguk singkat dan mempertegas jabatan tangannya sebelum dilepaskan.

Jeremy tersenyum sumringah dan mengangguk. Lalu mempersilakan Xavier duduk di hadapannya. "Selamat atas pernikahan kalian—kau dan Dr. Wilson. Maaf, aku tidak bisa datang karena harus mengunjungi pertemuan di Jerman."

Xavier mengangguk maklum. "Tidak masalah."

Kemudian Jeremy menghembuskan napasnya yang tampak begitu lega dengan senyuman yang tidak pernah turun dari wajahnya. Dengan mata hitam yang berbinar, Jeremy memperhatikan tiga bintang di bahu Xavier yang kisahnya begitu mengagumkan dan meyakinkan diri bahwa penerima medali kehormatan yang termasyhur benar-benar duduk di ruangannya.

"Terima kasih sudah datang—kau tahu, Letnan Jenderal? Pentagon, gedung putih, dan militer saling berebut untuk kembali mendapatkanmu di departemen mereka. Beberapa hari yang lalu, aku seperti sedang mendapatkan hujan hadiah dari santa ketika mendengar kau yang dalam masa cuti tiba-tiba ingin kembali aktif. Aku senang karena aku menemukan orang yang sesuai di Pentagon."

Xavier mempertahankan postur profesionalnya dan duduk dengan tegap. Dua tangannya bersandar di sandaran kursi sebelum melihat Jeremy menegakkan tubuhnya sendiri dan meraih sebuah dokumen di laci. "Jika kau bertanya-tanya, aku memang pernah menceritakan posisi kosong ini kepada Jenderal Wilson—mertuamu, kalau-kalau dia dapat merekomendasikanku karena penilaiannya selalu bijaksana. Saat itu, aku tidak mengharapkan apapun tentang posisi ini. Sampai beberapa hari kemudian, dia justru menelponku dan merekomendasikanmu padaku. Sebelum dia selesai menyelesaikan maksud tujuannya, aku langsung menyetujui."

Kemudian Xavier membaca sampul dokumen yang Jeremy berikan untuknya.

"Posisi yang aku harap akan kau tempati adalah di departemen DIA, Defense Intelligence Agency. Aku tidak perlu menjelaskan karena kau tahu bahwa DIA khusus untuk menangani Pertahanan dan Intelijen Militer Amerika. DIA menyediakan informasi untuk membuat kebijakan sipil maupun pertahanan internasional serta merupakan kemampuan intelijen militer untuk pemerintah nasional dan pemerintah asing. DIA juga memberikan dukungan dan pengawasan berupa informasi intelijen dan mengkhususkan diri dalam pengumpulan dan analisis kecerdasan manusia."

Jeremy menghentikan penjelasan singkatnya sejenak dan menatap serius dengan senyuman ceria. "Dengan segala hormat—kau satu-satunya orang yang pantas menempati posisi sebagai Direktur DIA, Letnan Jenderal. Semua orang tahu bahwa gaya kepemimpinan serta pengalamanmu jauh lebih pantas untuk memilih tetap pensiun maupun memilih departemen dan bidang apapun. Tetapi aku memintamu datang untuk memberitahumu hal yang masuk akal sekaligus menguntungkanmu.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang