BAB 79

321 31 11
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Adagio in G minor - HAUSER

[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas.]

Familier dengan playlist ini? (clue: ada di salah satu bab ketika menceritakan misi Savino)

Aku akan senang sekali kalau kalian juga mendengarkan playlist nya :)

Enjoy!

***

"A—ayahku menelpon. Teleponnya pasti penting."

Tubuh Xavier mematung. Kedua tangannya masih berada di dua sisi tubuh Athena saat mendengar kalimat tersebut, terkepal erat lantaran kesal. Wajahnya kemudian tertunduk, bersandar di bahu Athena untuk memikirkan banyak hal tentang panggilan Charles. "Sial."

Athena menatap tak tega saat Xavier mengumpat di bahunya. Napasnya juga tersengal seperti Xavier. Lantas ia mencoba berdiri dengan benar, mendorong tubuh Xavier menjauh dan menjawab telefon di ponselnya. "Halo, Ayah. Ada apa?"

Selagi menjawab panggilan yang dianggap penting itu, punggung Athena membelakangi Xavier sembari menjepit ponsel di antara bahunya. Ketika mendengarkan suara Charles, Athena berusaha mengenakan celana dalamnya kembali. Dan ia pun tak tahu, jika Xavier masih menghembuskan napas kesal. Rambutnya hampir berantakan ketika lelaki itu menyisirnya ke belakang. Sementara Athena terus berbincang dengan ayahnya, Xavier pun berusaha meraih sisa kewarasan dengan menggunakan pakaian apa saja yang ada di dalam lemari. Menggunakannya secepat kilat.

Kemudian Athena menoleh, mengulurkan ponselnya kepada Xavier. "Ayah ingin berbicara denganmu."

Xavier mengerutkan dahi ketika meraih ponsel Athena. Sebelum menyapa Charles, ia membasahi bibirnya yang kering. "Yes, General."

Namun pada saat itu juga Xavier bisa mendengar decak sebal di ujung telpon. "Aku tidak percaya bahwa menantuku masih memanggilku Jenderal. Kau ini suami putriku atau bukan, huh?! Kau kira aku menelepon untuk selalu mengajakmu mengatur strategi?!"

Rentetan kalimat sebal itu membuat Xavier salah tingkah dan tidak bisa menemukan kalimat yang tepat untuk meresponnya. Ia memejamkan mata sejenak, berkacak pinggang lalu menghela napas lelah. Sama sekali bukan waktu yang tepat menghilangkan frustrasinya dengan omelan Charles. Xavier menghela napas pasrah sekaligus merasakan debaran aneh di dalam hatinya, "You're right. Forgive me.... Dad."

Pasrah, tetapi memang sudah seharusnya terjadi. Sebutan baru yang tidak pernah terucapkan itu membuat Athena segera mengulum senyuman. Ia menoleh, menggigit bibirnya ketika mendengar Xavier memanggil Charles dengan cara yang sama seperti ia memanggil ayahnya. Itu adalah pertama kali bagi Athena mendengar Xavier memanggil seseorang dengan sebutan Ayah dan mungkin juga pertama kali bagi Xavier setelah sekian lamanya untuk memanggil seseorang dengans ebutan tersebut.

Athena sudah selesai mengenakan pakaian yang lebih layak dan bersih dan mengulang riasannya yang hampir kacau. Perbincangan Xavier antara Charles kembali terdengar. Keduanya hanya berbincang tentang bagaimana pertemuan Xavier dengan Menteri Pertahanan. Xavier menceritakannya persis ketika lelaki itu menceritakannya pada Athena.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang