BAB 51

359 38 26
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. CERITA WAJIB DI BACA URUT ! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK (MUTE). Lebih baik kalian silent readers daripada cerita yang aku tulis susah-susah ini dibaca acak. 

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. No Time To Die - Billie Eilish 

2. Moonlight Sonata (1st Movement) - Beethoven

Aku tunggu support kalian ya! Enjoy!

***

"Apa yang sedang kau lakukan di sana, Charlotte?"

Suara Alessandro Savino menyentak jantung Athena hingga hampir meloncat keluar dari tempatnya. Athena menoleh panik. Hampir mendesah kesal dan terkejut lantaran menemukan keberadaan seseorang yang sangat tidak ia inginkan. Mata hitam Alessandro yang menatap penuh selidik membuat irama degup jantungnya begitu cepat hingga membuat kepala pening. 

"Kenapa kau melihatku seperti sedang melihat hantu?"

Dari pada hantu, Alessandro Savino terlihat seperti malaikat maut yang kini sedang berjalan menghampiri. Seperti akan mengeksekusi perbuatan Athena. Mencabut nyawanya. Tangan kirinya gemetar hebat saat diam-diam berhasil menutup tuts piano.

"Aku hanya bosan dan ingin mencoba belajar piano. Apa urusanmu sudah selesai?" Athena menyunggingkan senyuman lebar dan bertanya dengan riang ketika Alessandro duduk di sampingnya. Berbalik dengan sudut bibirnya yang melengkungkan kepalsuan secara lebar, lutut Athena hampir lemas karena panik. Alessandro hanya tersenyum simpul saat memperhatikan ekspresi palsunya. 

"Lagi-lagi aku membuatmu menunggu terlalu lama. Bagaimana keadaanmu? Apa kau sudah lebih baik?" Tangan Alessandro terangkat untuk mengusap kepala Athena yang berdenyut pening. Pria itu memang sudah membuatnya menunggu terlalu lama sehingga Athena harus menghabiskan waktu dua belas hari membosankan bersamanya untuk menemukan sebuah benda kecil. 

"Aku baik-baik saja."

Penuh dengan gembira, Charlotte White itu merangkul tangan Alessandro mesra. Menunjukkan sikap kerinduan karena temannya sudah pergi terlalu lama. Sebelum Alessandro Savino menyadari apa yang sedang terjadi, Athena segera menggiringnya menjauh dari grand piano terkutuk itu. Bergegas mencari topik lain. 

Lugu. Sekaligus menyeramkan, Alessandro pun hanya menurut ketika Athena bertingkah manja dan membuatnya terlena atas sikap manisnya. Mereka duduk bersama di sofa sambil menonton TV. Tangan yang beberapa jam lalu baru saja menghabisi lima-sepuluh nyawa manusia malang itu membentang di belakang kepala Athena. Menarik gadis itu masuk ke dalam pelukannya semakin dalam. Hidungnya begitu lancang. Menghirup aroma manis dan lembut dari tubuh Athena yang memeluknya. Aroma jeruk serta vanila yang menjadi kesukaan Xavier Langdon itu juga telah menjadi kesukaan Alessandro Savino semenjak bertemu Athena di El Mejor. Dagu kerasnya bersandar di puncak kepala Athena. Hidungnya masih menghirup aroma tersebut. Puas-puas.

"Apa kau ingin menonton film?" Alessandro melirik layar televisi yang berulang kali silih berganti. Tangannya mengusap lengan atas Athena yang terbuka.

Athena yang bersandar di pundak Alessandro mengangguk pelan dan tertawa. "Aku tidak tahu mau menonton apa. Film apa yang kau suka, Alessandro?"

Bertipu daya mengajak Alessandro menonton film, Athena hanyalah ingin memberikan waktu panjang untuk menenangkan debaran jantungnya yang beberapa menit lalu mendapatkan serangan kejutan. Kepalanya mendongak untuk menemukan Alessandro tersenyum dan merebut remote dari tangannya. 

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang