BAB 83

323 32 5
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Follow The White Rabbit - Madison Beer

2. La Terre Vue Du Ciel - Armand Amar

[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas. Aku tunggu support kalian ya !]

***

"Hati-hati di jalan."

Athena sedang tersenyum, melambaikan tangan. Melepas kepergian Xavier yang terhitung mulai hari ini akan bekerja sebagai Direktur Department Intelligence Agency di Pentagon. Selama ini, ia hampir tidak pernah penasaran bagaimana rasanya melepas kepergian seorang suami berangkat bekerja di pagi hari. Sosok dalam bayangan tersebut, Athena tidak percaya bahwa seseorang itu akan menjadi Xavier Langdon. Ketika pertama kali melepas Xavier pergi ke Pentagon untuk menemui Menteri Pertahanan, Athena sedikit merasa tidak rela. Tetapi entah mengapa sekarang rasanya berbeda. Salah satu angan-angan terpendamnya terwujud, Xavier meraih mimpinya lagi.

Lambaian tangan itu masih terus terjadi dan Xavier melihatnya melalui kaca spion. Bibirnya tersenyum. Konyol sekali, gadis itu terlihat girang. bukannya merasa sedih karena ditinggalkan sendirian. Sementara Paul terus mengemudikan mobil dengan laju sedang untuk mengantarnya ke Pentagon. Hari ini Xavier menggunakan pakaian terbaiknya, yaitu service uniform. Mulai sekarang ia akan lebih sering menggunakan seragam formal dan setelan hitam daripada seragam loreng, boots, dan jaket pelindung. Kali ini juga berbeda, Xavier akan mempergunakan seluruh ilmu pengetahuannya untuk mengumpulkan data-data intelijen dan menyalurkannya ke setiap departemen. Menjadi pemimpin badan intelijen militer sekaligus Direktur intelijen negara.

Dan mulai hari ini Xavier akan selalu melangkah tegap di atas lantai marmer bangunan Pentagon. Dua pintu otomatis terbuka dan mendesis halus. Semua orang yang berada di dalamnya sigap berdiri dengan sikap tubuh profesional. Mereka juga menggunakan pakaian terbaiknya masing-masing, kebanyakan menggunakan setelan hitam dan sepatu yang mengkilap. Mata-mata itu tertuju padanya. Layar-layar LED sedang berkedip-kedip menampilkan data-data Internasional. Hari itu terlalu pagi tetapi tidak ada kata menganggur untuk orang-orang yang bekerja di Pentagon. Hentakan kaki Xavier terdengar di seluruh penjuru ruangan selagi lelaki itu menaiki anak tangga jembatan penghubung antara panggung kontrol dan ruangan kerja barunya nanti.

Hening. Mendebarkan dan menegangkan.

Semua orang tidak mampu berkedip ketika Xavier sudah berdiri di atas panggung kontrol. Layar LED besar yang melintang di sepanjang ruangan berada di depannya. Layarnya menunjukkan simbol departemen mereka. Letnan Jenderal yang terkenal dengan kisahnya yang hebat, berdiri tinggi menjulang dan menatap mereka semua yang ada di balik meja komputernya masing-masing. Medali-medali di dada bidangnya terlihat berkilau, semua orang itu mendesah kagum sekaligus lega karena mereka akhirnya melihat secara langsung siapa yang menerima medali kehormatan tersebut. Sedangkan Xavier masih mengatupkan bibir, dua mata hijaunya menelusuri pandangan seperti laser hijau. Auranya menguar menggetarkan. Dagunya kemudian terangkat, hendak membuka suara memperkenalkan diri pada seluruh anggota DIA. "Morning, everyone,"

"Aku adalah Letnan Jenderal Xavier Langdon, Direktur DIA yang baru dan akan bekerja bersama kalian mulai hari ini. Aku tidak pernah melakukan pidato panjang karena aku tidak menyukainya dan aku tidak punya waktu luang untuk melakukannya. Tapi hari ini aku memutuskan untuk mengucapkan beberapa kalimat untuk Departemen DIA dan orang-orang menakjubkan di depanku. Kalian sudah mendengar kabarnya bahwa tidak ada orang yang mau sukarela menjadi Direktur DIA. Sayang sekali. Tidak ada yang mau bekerja dengan orang-orang intelijen, cerdas, dan pemikir-pemikir hebat seperti kalian. Maka aku ada di sini.... Memimpin, menjadi mentor, dan menjadi teman."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang