BAB 2

1.2K 106 10
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "My Lieutenant General" On Spotify :

1. Effortlessly - Madison Beer

[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di bab PROLOG. Aku tunggu support kalian ya !]

Enjoy !

***

Hari pertama. Kesempatan pertama.

Athena menanti momennya dengan sabar yaitu bekerja sebagai analis perilaku manusia dari BAU di markas Detroit.

Matahari sudah menggantung tinggi di langit. Pagi ini ia berangkat menuju Markas Militer Detroit bersama Reed. Pemandangannya cukup indah dengan hamparan rumput hijau yang segar. Reed yang mengemudikan mobil tidak hentinya mengagumi dari balik jendela. Walaupun terletak begitu jauh dari pintu masuk dan membosankan, perjalanan mereka menuju markas memakan waktu satu jam, tetapi pemandangan yang indah tidak dapat dibandingkan dengan apapun

"Kenapa tidak sedari dulu kita ditugaskan di sini? Kenapa baru sekarang? Grace juga pasti senang." Reed berdecak kagum ketika mereka akhirnya sampai. Athena tertawa kecil, mengangguk setuju.

Pemandangan pertama yang menyambut mereka setelah turun dari mobil adalah para Kapten dan Kadet sedang melakukan pemanasan dengan berlari mengelilingi halaman markas yang begitu luas. Prajurit-prajurit yang ada di markas terbesar nomor dua setelah markas militer yang ada di Washington DC itu memiliki 40.000 ribu prajurit yang didominasi laki-laki. Sedangkan prajurit perempuan yang ada hanya 3.070 dari total keseluruhan. Maka jika Athena masuk dalam hitungan, markas Detroit berisi 3.071 orang perempuan.

Athena menginjakkan sepatu hak tinggi di atas tanah berbatu, mengernyit bingung ketika prajurit-prajurit yang ditemuinya sedang memaku pandangan padanya. "A–apakah aku salah menggunakan pakaian? Kenapa mereka melihatku seperti itu, Reed?"

Reed dan Athena sedang berjalan dari halaman parkir untuk memasuki markas ketika gadis itu bertanya. Reed menoleh, memerhatikan penampilan Athena lalu tertawa. "Tentu saja kau mencolok, mereka jarang melihat perempuan berpenampilan gaun formal dan sepatu hak tinggi di markas ini. Kau lihat? Mereka selalu menggunakan rompi dan sepatu bot."

Maka Athena menghela napas, menyelipkan rambut yang tertiup angin. Keputusannya menggunakan pakaian formal terasa seperti keputusan yang tepat sekaligus tidak. Namun, langkah kakinya haruslah tetap percaya diri saat memasuki markas sembari melemparkan senyuman ramah untuk setiap prajurit yang ia lewati.

Sesungguhnya yang Reed katakan tidak sepenuhnya benar, lantaran tak hanya Athena saja yang berpenampilan asing, para prajurit menganggapnya demikian karena tidak ada pria yang berpenampilan kutu buku dengan dasi, kemeja, dan setelan kotak-kotak. Keduanya memang sangat asing, yang paling menyita perhatian para prajurit yang didominasi laki-laki itu adalah seorang perempuan cantik berambut pirang yang berkilau begitu indah. Penampilannya menggunakan gaun formal berwarna merah gelap berbahan bludru, tampak halus. Kakinya menggunakan sepatu runcing, setiap prajurit meringis saat mencoba menerka berapa sentimeter tingginya.

Satu-dua orang lalu berbisik. Bertanya-tanya. "Hell. Siapa dia?"

Salah seorang lagi menggeleng, hampir berhenti berlari, "Kenapa tidak ada yang mengatakan padaku kalau kita akan kedatangan bidadari? Dan kenapa bidadari membawa pistol?"

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang