BAB 75

467 35 14
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Love - Lana Del Rey

2. Lover - Taylor Swift

[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas.]


***

Hari esok, Xavier terbangun sendirian di ranjangnya. Ketika kelopak mata terbuka, yang pertama kali ia lakukan adalah mengernyi. Selimut hanya menutupi batas pinggangnya. Tumpukan bantal di sampingnya tampak rapi dan Xavier hampir mendominasi sebagian sisi ranjang yang besar. Pelukannya kosong. Tidak ada Athena di sampingnya atau tidak pula duduk dan membaca buku di depan perapian, dan merias diri di depan meja rias.

Xavier lantas mengeluh dalam hati atas ketidaknyamanan dan tidak pernah merasa kesepian separah ini selama hidupnya. Ia adalah lelaki independen, persoalan terbangun sendirian bukan hal yang besar. Tidak, sampai Xavier menikahi Athena lalu menerka-nerka bagaimana perasaan gadis itu selama ini ketika ia tidak bersamanya setiap malam.

Sedikitnya Xavier dapat tersenyum ketika menggunakan pakaian kasual dan turun ke lantai dasar. Sosok yang ia cari rupanya sedang berada di dapur untuk menyiapkan sarapan. Riang asyik mengobrol dengan Berta dan Martha di dapur sementara Jasmine merangkai bunga untuk meja makan dan vas-vas di sudut ruangan. Athena tertawa-tawa karena gurauan Jasmine yang menyenangkan.

Selama ini Xavier selalu membayangkan pagi hari miliknya dengan Athena akan menyenangkan; mengobrol dan bertukar rencana yang akan mereka sepanjang hari di dekat jendela, memandang taman bunga di halaman belakang mansion, berendam di bak mandi, dan bergurau. Xavier menyayangkan hal tersebut tidak terjadi, tetapi memandangi Athena yang di dapur berjalan ke sana dan kemari dengan gaun selutut berwarna kuning cerah dan rambut pirangnya yang diikat menjuntai sangat sepadan dibandingkan dengan apapun.

Pemandangan itu langka dan hampir tidak pernah Xavier miliki seumur hidupnya. Menghabiskan waktu menikmati makanan selalu dilakukan di tempat yang tidak nyaman, mulai dari medan pertempuran, gurun yang panas, di tengah lapangan yang becek, kafetaria yang buruk, atau di bawah reruntuhan bangunan, adalah keseharian seorang prajurit.

Mulai detik ini, menyaksikan Athena berada di dapur menyiapkan sarapan untuk mereka telah Xavier nobatkan sebagai pemandangan wajib yang harus ditonton setiap pagi hari.

Xavier lantas mendekati Athena dan memberikan isyarat anggukan satu kali kepada Berta dan Martha. Kedua pelayan itu haruslah melangkah mundur dan mengulum senyum mempersilakan Xavier menyeringai jahil dan memeluk Athena dari belakang.

"Hei!"

Seruan sebal meluncur dan menciptakan gelak tawa di dapur. Athena terlihat kepayahan karena hampir menumpahkan yogurt yang sedang dituangkan ke dalam mangkuk. Xavier mengecup bahunya yang terbuka sebagai permintaan maaf.

"Aku sedang memasak." Athena berbisik dan mendelik sebal, melepaskan tangan Xavier dengan paksa yang membelit pinggangnya. "Mereka sedang melihat—lepaskan aku!"

"Ya, aku sengaja memberi mereka tontonan. Hampir lebih dari satu minggu ini mereka tidak mendapatkannya."

Xavier kemudian tertawa lantaran gerakan Athena berhenti dan menutupi wajahnya yang tersipu dengan pura-pura sebal sembari memalingkan wajah. Athena tidak tahu, bahwa Berta, Jasmine, dan Martha yang berdiri di ujung dapur kering sedang melebarkan mata. Seperti apa kata Xavier, mereka asyik menonton pertunjukan.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang