Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. Musetta's Waltz - 101 Strings Orchestra (by Giacomo Puccini)
2. Je peux Entrende Ta Musique a Travers La porte - Tyufyakin Konstantin
Rupanya Athena dan Xavier memutuskan bahwa mereka akan menuliskan 'skenario' & 'pertunjukan' yang baru. Sama sekali belum usai, dan mereka juga membutuhkan support. Selamat menikmati!
***
Penuh suka cita.
Semua orang menari di lantai dansa, di bawah atap rumah kaca. Senandung merdu melodi piano dan biola menghanyutkan suasana. Berdansa ke sana dan kemari, saling tersenyum. Bergenggaman tangan dan tertawa. Hari ini semua orang begitu berbahagia. Bingkai senyuman silih berganti dengan lengkungan lebar tertawa gembira. Mereka sukses melupakan kejadian menyakitkan dan kehilangan.
Namun sebelum semua orang tertawa-tawa, mereka lebih dulu mengatupkan bibir dan melengkungkan senyuman. Semua mata mengerjap haru, yang seharian ini juga selalu dilakukan. Semua orang sedang menonton pertunjukan paling indah sedunia, yaitu Athena dan Xavier berdansa untuk pertama kalinya. Kali ini keduanya benar-benar berdansa di hadapan Langit, di dalam skenario. Sebagai suami dan istri.
Sama sekali tidak pernah mengalihkan pandangan, Athena dan Xavier saling menatap. Berdua bergerak gemulai, mengikuti melodi piano dan biola. Xavier melingkupi pinggang Athena dengan lengannya yang kuat, ia memimpin gerakan dansa. Apa yang sedang terjadi, mereka seolah sedang mewujudkan kisah-kisah fantasi yang ada di buku cerita. Kali ini milik mereka sendiri, skenario mereka sendiri. Pemandangan lain di sekitar mereka berdua seolah kabur, hanya wajah dan senyuman di hadapan mereka masing-masing yang masih terlihat jelas. Begitu indah, mengalahkan pemandangan paling indah alam semesta. Juga begitu hebat dan menakjubkan, mengalahkan pertunjukan yang pernah ada.
"Xavier, katakan sesuatu tentang gaunku."
Athena mengatakannya dengan bibir yang menjungkitkan senyuman. Hari ini senyuman cerah yang selalu Xavier sukai itu tidak pernah melengkung ke bawah menjadi kesedihan. Selama berdansa, Xavier pun tak pernah berhenti bertekad untuk memastikan bahwa nanti, besok, besoknya dan sampai seumur hidup, Athena harus lebih banyak menyunggingkan senyuman. Ia rela melakukan apa saja untuk mewujudkannya. Lalu ketika Athena memanggil dan meminta pendapatnya tentang gaun yang gadis itu kenakan, Xavier kemudian tertawa halus. Ia mengikuti keinginan Athena dengan menelusuri penampilan gadis itu.
"Meskipun semua gaun terlihat sama bagiku, kali ini aku benar-benar menyukainya. You're lovely." Xavier tersenyum, "And I love every inch of you—even your hair. You complete everything I've ever wanted in a woman and you always know how to make me feel like a man."
Athena mengulum senyuman. Ia melipat bibirnya lalu tertunduk sebentar untuk menyembunyikan perubahan rona merah di pipinya. Penuturan Xavier begitu menyentuh hati kecilnya. Kebahagiaan tak terkira mengembang besar memenuhi rongga dadanya. "Gaun ini sangat cantik. Memilihnya tidak mudah karena persiapan pernikahan kita sangat cepat. Aku takut kamu tidak menyukainya saat tadi aku berjalan di altar."
Dengusan halus tanpa suara Xavier tunjukkan pada Athena. Melodi biola dan piano berirama indah dan menghanyutkan. Xavier kemudian teringat kala melodi yang hampir sempurna juga mengiringi degup jantungnya saat pertama kali melihat Athena memasuki rumah kaca. Xavier lalu tersenyum, menuntun tubuh Athena untuk berputar indah dan kembali dalam dekapannya. Ia lantas berkata dengan senyuman lebar, "Bahkan jika kau hanya berjalan di altar dengan piama jelek, aku akan tetap menyukainya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...