BAB 98

304 24 8
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Not Afraid Anymore - Halsey

2. Light Of The Seven - Ramin Djawadi

[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas. Aku tunggu support kalian ya !]

***


Frent Mills.

Tidak ada yang pernah melupakan nama itu dan apa yang terjadi di Markas Detroit; teror perbuatannya dengan mencuri pasokan makanan dan senjata, apa yang dia lakukan terhadap Kyle, Athena, John, mimpi buruk Xavier, dan dampaknya sehingga Xavier dan tim Black Alpha harus ditugaskan ke Mexico untuk menangkap Alessandro Savino.

Xavier duduk hampir merenung lama sambil menjalin dua tangannya di atas meja ruang pertemuan lantai tiga rumahnya. Setiap tarikan napasnya pendek, mata hijaunya memandang lurus meja panjang berbahan kayu dengan ukiran di tepi dan kaki-kaki yang melengkung. Kepalanya penuh dengan banyak skenario dan cara agar dapat menangkap Frent Mills secepatnya. Sedangkan hati Xavier diserang oleh emosi dan kekhawatiran atas kegagalannya—hampir melakukan skenario perpisahan juga termasuk salah satunya.

Damian, Reed, Grace, Clara dan tim Black Alpha duduk di mengelilingi meja panjang. Semula ruangan pertemuan hanya diisi dengan perabotan lemari buku dan kertas, peta Amerika, sofa, 16 kursi berselimut kain satin hitam. Sejak tim datang, ruangan itu memiliki peta dunia yang dibentangkan di papan tulis besar di sisi kanan, dua papan tulis kosong dengan potret Alessandro Savino dan para buronan, komputer Grace, empat televisi yang mempertontonkan saluran berita, dan tumpukan dokumen di atas meja kerja Xavier, dan meja khusus untuk Will menempatkan komputer pengintai militer. Stephan Reed berdiri kursi paling ujung, berhadapan dengan Xavier, dan di belakangnya terdapat papan tulis dengan tulisan tangannya.

"Sejak awal, Frent memang berniat mencelakai Athena." Reed menunjuk potret Frent di papan tulis yang diambil ketika memasuki penjara Guotemala pertama kalinya. "Tapi sebenarnya dia sedang menunjukkan eksistensinya; memaksa Athena untuk mengakui keberadaannya selama ini."

Damian mengerutkan kening dan bersedekap. Dia duduk di samping Xavier. "Frent masih terobsesi dengannya?"

"Kita belum tahu apakah alasan utamanya adalah obsesi terhadap Athena, sebab tindakannya; meledakkan Bacalar, berupaya mendapatkan kepercayaan Savino, dan memperluas jaringan di penjara yang jauh dari penjaranya—Guotemala—telah mengaburkan batasan antara aksi terorisme dengan kriminal ekstrem." Reed menggeleng dan tangannya diletakkan di papan tulis dengan pandangan frustrasi. "Aku mengapresiasi tindakannya karena pandai merencanakan strategi dengan matang—baru saja dimasukkan ke dalam penjara setelah yang dia lakukan di Detroit, dia segera melakukan aksinya di Mexico tepat ketika juga ditugaskan di sana. Lini waktunya sangat cepat. Untuk itu, kita perlu menyelidiki dan menelusuri kembali apa yang terjadi di Detroit. Termasuk ketika dia pertama kali bertemu dengan Athena."

Clara kemudian menyahut sambil melihat Reed dan Xavier bergantian, "jadi ini tentang Athena? Bagaimana dengan Xavier? Semua kejadian di Detroit disebabkan oleh Frent yang menyimpan dendam terhadap Xavier karena kesalahpahaman Operasi Silvont. Perbuatan ekstremnya lebih menunjukkan kepada memberi citra buruk terhadap Amerika—perbuatannya berdampak pada stabilitas ekonomi dan politik Mexico pula."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang