Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. Jupiter - Sleeping At Last
2. Surround You - Echosmith
Aku tunggu support kalian ya !
***
Hari dimana Xavier memberitahu bahwa mereka akan pergi ke Italy secepatnya, Athena langsung menderapkan langkah ke kamarnya. Bersiap, memasukkan pakaian-pakaian ke dalam koper, membawa barang-barang yang diperlukan. Ia dan Xavier sama-sama memiliki tas bepergian darurat yang selalu digunakan apabila mereka mendapatkan tugas dadakan dengan situasi gawat. Tetapi kali ini berbeda, mereka tidak menyiapkan apa-apa. Tas darurat itu juga tidak pantas untuk dibawa pergi berlibur. Hari itu Athena juga membantu Xavier mengemas pakaiannya. Athena tahu, lelaki itu tidak butuh bantuannya tetapi kesenangan sudah terlanjur dirasakan. Sepanjang hari, Xavier tidak berhenti untuk tersenyum melihat keantusiasan Athena.
Esoknya, pagi buta mereka berdua melangkah di atas lantai bandara. Paul tidak pergi bersama mereka dan membiarkan keduanya hanya pergi berdua ke tujuan yang sudah seharusnya didatangi sejak lama.
"Silahkan, Tuan dan Nyonya."
"Tunggu."
Xavier dan seorang pramugari sedang berhenti di depan pintu yang sudah terbuka ketika Athena justru berhenti, menatap sebuah pesawat jet diluar sana. "Bukankah kita akan menggunakan business class?"
Senyuman kecil, Xavier berikan selagi menyisir rambutnya yang tertiup angin. Lalu ia berjalan mendekat untuk merengkuh bahu Athena. "Aku sudah merubahnya. Kita akan naik jet hari ini."
"Are you kidding me? A private jet?!" Mata Athena yang membulat dan seruan terkejut itu bukan karena tidak pernah naik pesawat jet, melainkan fakta barusan masih terlalu mengejutkan tentang bagaimana Xavier selalu memberikan kejutan tidak terduga. Ketika Athena masih larut dalam kebingungan, lelaki itu hanya tertawa kecil. Tangannya menggenggam Athena, membimbingnya naik ke dalam pesawat bersama-sama. Ketika masuk, keduanya disambut oleh dua pilot dan dua pramugari yang menyapa dan tersenyum ramah.
"Selamat menikmati perjalanan hari ini, Letnan Jenderal Langdon dan Dr. Wilson." Captain pilot memberikan senyuman dan sikap hormat sebelum menghilang dari balik pintu kemudi.
Athena kemudian mengernyit. Tubuhnya sudah duduk di sebuah kursi sebelum ia melihat ke arah Xavier. "Bagaimana dia bisa tahu nama kita?"
"Dia adalah Thomas, prajuritku sebelum dia pindah ke Air Force," jawab Xavier, sembari membetulkan pakaiannya kemudian duduk di sebelah Athena.
"Prajuritmu?!" Athena mengerutkan dahi tidak mengerti. Terlalu banyak kejutan, dan sepertinya mulai hari ini sepertinya Athena akan terus dikejutkan oleh Xavier.
"Bagaimana bisa kamu merubah penerbangan secepat ini? Aku bahkan tidak ingat kalau kamu sempat merubah rencana." Athena bertanya dengan ekspresi penasaran. Wajahnya condong, bergerak mendekat. Pertanyaan Athena belum sempat terjawab ketika dua pramugari datang menghampiri mereka dan menginterupsi untuk menawarkan minuman. Athena menolak alkohol dan meminta mocktail sedangkan Xavier memesan martini.
Kemudian setelah pramugari berjalan pergi, Xavier tersenyum samar. Tangannya mengusap kepala Athena dan memberikan sentuhan di pipinya dengan punggung tangan. "Jangan terkejut seperti itu. Aku bisa merubahnya kapanpun aku mau. Sekalipun itu kurang dari satu menit penerbangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...