BAB 36

899 58 9
                                    

W A R N I N G 18 ++!!
-Yup. Tanda plusnya ada dua :)-

WAJIB mendengarkan playlistnya!

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

Turning Page - Sleeping At Last

LEWATI BAB INI kalau kamu di bawah 18 tahun! Akan ada adegan dewasa jadi readers diharap siap! Yang belum cukup umur dan menghindari adegan dewasa, silahkan lewati bab ini.

Dan sebelum menikmati momen yang paling kalian semua tunggu-tunggu, jangan lupa support Athena dan Xavier ya :)

Please, enjoy.


***


Janji yang Xavier utarakan untuk kesekian kalinya, kembali ia teguhkan melalui ciumannya. Setiap sentuhannya berbicara tentang apa saja yang akan ia lakukan untuk merenggut semua ketakutan Athena dan ketakutannya sendiri.

"Katakan saja aku penakut." Xavier berbisik, "ya, aku memang penakut. Aku takut untuk memilikimu karena itu artinya aku akan membuatmu tersiksa karena seseorang sepertiku yang bisa pergi berperang kapan saja. Aku penakut saat memikirkan akan meninggalkanmu sendirian."

"Apa yang kamu bicarakan? Kamu bahkan tidak khawatir akan nyawamu sendiri." Bibir Athena bergetar menahan isakan, mengernyit bingung. "Kamu tidak akan meninggalkanku."

"Ini semua sudah cukup—aku melukaimu terlalu banyak." Xavier berkata dalam suara beratnya yang serak ketika Athena menggeleng lirih dengan senyuman indah. Jemarinya menghiasi sisi wajah Athena. "Aku janji, semua akan baik-baik saja. Ketakutanmu itu tidak akan terjadi."

Pun, akhirnya melalui lumatan intens, Xavier berjanji bahwa ia hanya akan memberikan keindahan pada Athena dengan menghabiskan malam bersama. Di dalam daftar janji itu, Xavier bertekad bahwa mimpi buruk dan semua ketakutan Athena tidak akan terjadi. Dengan alisnya yang berkerut dalam, ia meraih dagu Athena dan memagut bibir manisnya lebih dalam.

Athena melenguh tertahan di antara ciuman ketika Xavier mendesak lidahnya dan meminta izin. Permintaan itu Athena kabulkan tanpa hitungan waktu dengan menciptakan celah pada bibirnya dan menyambut kedatangan Xavier. Kaki Athena terasa lemas detik berikutnya dan memasrahkan tubuh pada bahu tegap Xavier sebagai hal terakhir. Atas hal itu, Xavier merengkuh pinggang Athena dan membawanya ke dinding ibarat karya seni yang sedang dipuja.

Xavier mengakhiri ciumannya sejenak untuk memindahkan kecupannya di leher jenjang Athena. Mengecup berkali-kali, kulit Athena terasa lembut dan dengan hidung yang runcing, Xavier sepuas diri menghirup aroma tubuh Athena. Paru-parunya yang semula sesak kali ini terasa melegakan. Kebersamaan mereka sungguh nyata atas hal itu. Athena terpejam dan terbuai sembari mengangkat wajahnya menatap awan.

"Maaf, aku sudah menyentak dan membuatmu takut." Xavier berbisik penuh penyesalan. Bibirnya menghembuskan napas yang terasa panas di leher Athena lalu kecupannya mencoba mengobati bekas luka di leher Athena. Di sanalah ia meninggalkan bukti dirinya, mengganti luka itu dengan pernyataan bahwa Xavier adalah pemilik hatinya. Jemari kaki Athena melengkung dan memeluk Xavier.

"Sekali lagi maafkan aku." Penyesalan Xavier kembali ditebus dengan kecupan terakhir di leher Athena. Bersama ungkapan tulus itu, ciuman penuh kelembutan menjadi penuh gairah yang selama ini tertahan begitu lama.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang