BAB 77

401 34 7
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Selfish Love - Jessie Ware

2. High - Whethan, Dua Lipa

Dua playlist ini adalah salah satu kesukaanku, selalu mengingatkanku saat Athena & Xavier di Mexico suka memperdebatkan hal-hal sepele. Tentunya sebelum 'skenario' terjadi.

But anyway, happy reading and enjoy! :)


***


Di dalam ruangan sempit, Xavier meraih gaun malam yang minim berwarna merah dan membentangkannya di udara sambil tersenyum miring.

Athena terbelalak, melebihi kecepatan kilat segera merebutnya dari Xavier.

"Berapa yang kau beli? Hanya satu?" Xavier masih tersenyum miring, melirik tas belanja Athena dengan alis yang terangkat dan berharap dapat menemukan gaun minim lainnya seperti mencari harta karun.

Athena mendelik, mendorong Xavier menjauh. "Aku tidak membelinya."

"Kenapa? Gaun itu bagus." Sekali lagi, Xavier Langdon yang dingin dan kaku, tetapi ahli menggoda itu tersenyum miring.

"Tidak, lingerie itu jelek—keluarlah dari sini, Xavier!" Athena mendesis sebal, susah payah menutupi tubuhnya sendiri ketika mendorong Xavier sekali lagi.

Kekeraskepalaan yang begitu melekat pada nama Xavier, tidak pernah membuatnya menyerah. Seringaiannya sedikit meredup walaupun tidak mengurangi sorot jahil dari matanya. Selanjutnya mengunci pintu dan bersandar di dinding dengan santai.

Athena memicingkan mata. "Apa yang masih kamu lakukan di sini? Orang-orang itu akan curiga dengan kita!"

"Tidak." Xavier bersedekap di depan dada sambil menatap angkuh. "Jelaskan padaku kenapa mereka harus curiga sementara kita tidak berbuat apa-apa di sini."

"Oh, sekarang kamu ingin kita bermain 'menganalisa situasi'?" Athena menggeram sebal dalam hembusan napasnya. Baiklah. Gaun diletakkan di lantai, dengan setengah telanjang ia berkacak pinggang. Masa bodoh dengan wajahnya yang tidak bekerja sama karena memerah padam. "Mereka curiga apabila laki-laki dan perempuan berada dalam ruang ganti yang sama, Xavier—ya ampun—apa bahkan aku perlu menjelaskan dan menganalisisnya? Kumohon, sekarang bukan waktunya untuk bermain-main."

Oh, tentu saja Xavier menahan senyuman sambil membasahi bibirnya yang kering. Ia menakar seberapa dirinya menyukai kepanikan Athena. Perubahan ekspresi itu membuatnya takjub; terkadang begitu tekun ketika menganalisis situasi, jahil ketika bergurau, dan selalu memalingkan wajah ketika tersipu. Gadis itu memohon dengan setengah telanjang, sebagian rambutnya tergerai indah menjuntai menghiasi bahunya.

"Aku tidak melihatmu memilih gaun itu." Xavier melirik tas belanja Athena dan gaun malam yang ditumpuk.

"Sungguh? Kita benar-benar sedang membicarakan gaun malam ini?" Athena membulatkan matanya pada gaun malam merah yang semula disembunyikan di balik punggung.

"Kau sudah mencobanya?"

Athena menyibakkan rambutnya yang mengganggu seperti hampir menjambaknya lalu bergegas menggunakan baju yang lain sambil membelakangi Xavier. Jawaban berikutnya final karena kesal. "Aku sudah mencobanya—aku tidak suka."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang