BAB 74

419 31 6
                                    

WARNING 18 +

[Perhatian : bagian ini adalah cerita dewasa yang diperuntukkan untuk pembaca berusia diatas 18 tahun dan pembaca wajib bijak dalam membaca. Pembaca di bawah umur wajib melewati bagian ini.]

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify : 

1. Nocturne in E-Flat Major, Op.9, No. 2 - Frederic Chopin 

Enjoy!

***

Xavier membuktikan ucapannya dengan memberikan lukisan yang seharusnya terjadi sembilan hari yang lalu. Leher Athena terasa panas ketika Xavier tidak berhenti mengecup di kulit lehernya, lalu menghisap bekas lukisan tanda kepemilikan dan dominasinya di tempat yang sama. Sekali lagi, Xavier menyingkap gaun malam Athena dan menyentuhkan jemarinya di bawah sana. Menyapa dengan ahli dan menyingkap celana dalam renda tipisnya ke samping. Lelaki itu berhasil membuat Athena memekik tertahan sembari menutupi wajahnya sendiri.

"Xavier!" Athena menjerit pada Langit. Menyebutkan nama pemilik hatinya yang nakal menjahili tubuhnya dengan satu-dua jemari. Telunjuk dan jari tengah Xavier mempermainkan terus-menerus.

"You're so wet, Dolcezza." Xavier berbisik, sembari menyeringai puas di telinga Athena. Bibirnya tersenyum semakin lebar ketika menatap wajah Athena yang tersipu. Gadis itu membuka matanya yang sayu sebelum akhirnya terpejam lagi karena dua jemari Xavier memutuskan untuk membelai celah tubuhnya.

Athena hanya menggeleng tidak sanggup. "Please...."

"Just say it, Athena. What do you want me to do?" Xavier berbisik di depan bibir Athena. Lalu memberikan kecupan singkat, mengijinkan Athena untuk memohon padanya.

"Kumohon," desah Athena tertahan. "L—lakukan saja."

"Perjelas. Lakukan ini maksudmu?" Xavier menggeram dan segera menggerakkan jarinya memenuhi tubuh Athena. 

Athena menjerit detik itu juga. Ia meliukkan tubuhnya segera dan berpegangan pada bantal ketika jari tengah Xavier masuk begitu saja memenuhi tubuhnya. Lelaki itu menerpa wajahnya dengan hembusan napas yang berat dan memabukkan. Kepala Athena menggeleng keras karena merasa panas. Dengan gemetaran ia mencoba melampiaskan hasratnya dengan menurunkan sendiri kedua tali gaun malamnya lalu mencubit putingnya dengan telunjuk dan ibu jari.

Erangan tertahan meluncur begitu saja ketika Xavier menyaksikan Athena melakukannya. Merasa kesal oleh emosi yang tidak ia mengerti. Maka ia segera menepis perbuatan Athena demi menggantikan cubitan tersebut dengan bibirnya sendiri. Membawa untuk dikulumnya.

Athena lantas mendesah. Wajahnya semakin memerah saat mendengar decapan lidah Xavier di putingnya. Sensual dan erotis. Napasnya hampir habis bahkan ketika malam mereka masih menjadi permulaan. Bulan belum menjadi sangat terang ketika lelaki itu sudah menjadi ahlinya sejak lama. Dua paha Athena terkatup, tidak bisa menahan dua serangan secara bersamaan. Dan jemari Xavier yang memenuhi tubuhnya semakin bergerak cepat.

Kemudian Xavier melirik Athena sementara bibirnya masih melumat gemas dan memperlakukan keranumannya silih berganti. Lalu merutuki dirinya sendiri saat merasakan tubuh Athena begitu hebat mencengkram jemarinya. Menjepit keras dan terasa begitu basah kuyup.

"X—Xavier, aku...." Athena mengeleng tidak sanggup dan membuka matanya untuk melihat Xavier.

Setelah sekian lamanya tidak pernah merasakan bagaimana sensasi ketika gelombang gairah menyapa, Athena mempersiapkan diri menyambut orgasme. Ia menatap sendu tetapi Xavier tahu-tahu melepaskan jemarinya yang ahli begitu saja. Belum sempat ia memberikan protes, Xavier sudah mengusapkan jemarinya di payudara Athena. Menyeringai.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang