[Perhatian : bagian ini adalah cerita dewasa yang diperuntukkan untuk pembaca berusia diatas 18 tahun dan pembaca wajib bijak dalam membaca. Pembaca di bawah umur wajib melewati bagian ini.]
***
Mentari sore memberikan sorot hangat untuk mengiringi perpisahan Athena dan Xavier dengan keluarga Langdon.
Enam hari terasa singkat seperti hanya enam jam lamanya. Nenek dan kakek Xavier tak rela hati ketika menguraikan pelukan. Senyuman tetap terbingkai di wajah, tetapi ada senyuman sedih dan sorot rindu di baliknya.
Xavier tersenyum, "aku janji. Aku dan Athena akan lebih sering pergi ke Italy karena pekerjaanku tidak seperti dulu."
Nenek dan kakek hanya mengangguk. Setelah itu Rieta dan Hugh memberi pelukan yang sama eratnya. Rieta berbisik, "cepatlah kembali lagi. Aku dan Hugh akan merindukan kalian berdua. Meskipun pekerjaanmu tidak sesibuk dulu, tetaplah jaga dirimu dan jangan lupa untuk membuat dirimu sendiri dan Athena bahagia."
"Tentu saja." Xavier mengusap bahu Rieta lalu mengangguk.
"Dan jangan lupa, kau harus sering datang ke acara pertemuan dan rapat-rapat penting. Kali ini aku tidak akan memberikan kelonggaran." Matteo tidak memberikan pelukan untuk Xavier, tetapi mengacungkan telunjuknya bersama omelan.
Xavier tersenyum kecil sebagai perpisahan terakhir. Tangannya merangkul Athena dan bersiap untuk menaiki perahu motor. "Ya, karena aku sudah kembali ingatkan aku untuk memotong pendapatanmu setiap kali kau sulit dihubungi dan bepergian tanpa izin."
"Terserah kau, Bos." Matteo memutar bola matanya jengah, tetapi selanjutnya tersenyum lebar sembari melambai.
Semua orang terus memberikan lambaian tangan untuk melepas kepergian Athena dan Xavier lalu menyaksikan perahu motor melaju kencang. Xavier mengemudikan perahu dengan tenang dan bersama Athena sibuk merekam dengan memori agar suatu saat nanti kembali ke Washington DC, mereka memiliki kenangan yang bagus tentang Varenna.
***
Sebuah mobil berwarna hitam metalik sudah terparkir di hamparan rumput pada ujung dermaga perbatasan danau Como. Athena tidak pernah melihat mobil itu sebelumnya, tetapi merasa familiar terhadap mobil hitam favorit Xavier. Selain itu, semestinya pria-pria bersetelan hitam juga hadir untuk mengemudikan mobil dan mengantar mereka ke bandara.
"Xavier, tunggu—kenapa kamu yang menyetir?"
Xavier mulai menghidupkan mesin dan melajukan mobilnya sebelum memberikan sorot misteriusnya. "Apa aku tidak boleh mengemudikan mobilku sendiri?"
"Apa maksudmu? Bukankah kita seharusnya diantar ke bandara?" Pertanyaan yang Athena pikir amat sederhana justru mendapatkan tawa renyah dari Xavier. Kebingungannya masih terjadi ketika mobil mereka melaju di jalanan yang sepi, membelah pepohonan lebat dan menyusuri danau Como.
"Kita tidak akan pergi ke bandara."
"Kita tidak pergi ke bandara?" Athena tidak yakin sudah berapa kali ia bertanya apa maksud lelaki itu.
"Mantan Profiler, kau harus gunakan kemampuan hebatmu untuk menganalisis situasi saat ini."
Suara berat Xavier menggema dan terdengar lebih indah daripada suara musik yang terputar di radio, tetapi dahi Athena tetap berkerut. Pertanyaan di kepalanya begitu banyak. Ke mana sebenarnye mereka pergi?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...