BAB 86

284 37 18
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Love Story - Lola & Hauser

2. Broken Vow - Lara Febian

3. Amen - Natalie Taylor

Bagian ini akan sedikit lebih panjang dari biasanya. Kalian bisa membuatku senang dengan vote & comment cerita ini :) Selamat membaca!


***


"Bagaimana menurutmu, Dr. Wilson?"

Athena sedang melamunkan keegoisannya ketika Profesor Dobrik bertanya. Lamunan itu usai meski sejak tadi Athena cukup sadar untuk mendengarkan penjelasan dan pertanyaan Profesor Dobrik. Ia berdiri dan bergerak gelisah beberapa saat setelah melirik isi pesan singkat Xavier di ponsel. Setelah itu Athena menjawab singkat dan mengangguk di depan peserta seminar. "Ya, itu benar."

Kemudian Profesor Dobrik mengembalikan fokusnya untuk menatap ke depan pada peserta seminar. Athena sekali lagi hampir tidak dapat fokus mendengarkan seluruh penjelasan Profesor Dobrik karena hati dan pikirannya sedang menggaungkan nama pemilik hatinya.

Malam ini bibir Athena lebih banyak tersenyum oleh banyak hal. Termasuk ketika mendapatkan pesan singkat dari Xavier beberapa saat yang lalu, pemilik hati yang Athena harapkan kehadirannya, baru saja mengatakan melalui pesan akan pulang malam ini juga atau paling lambat Athena akan menemuinya esok pagi. Tidak mengapa. Kapapun itu, asalkan dapat menemui Xavier dan memeluknya maka Athena rela menanti. Kerinduannya menguat padahal sebelumnya pernah memiliki kerinduan yang jauh lebih berat ketika menjalankan misi di Gharco.

Senyuman Athena masih terbit begitu indah bahkan setelah pelatihan bersama Profesor Dobrik berakhir. Kesempatan berjalan dengan lancar. Athena menjelaskan dengan rinci, menjawab setiap pertanyaan dengan penuh pengalaman, menceritakan pengalaman dari kasus-kasus lama dengan kesungguhan dan keseriusan. Irama jantung selalu saja begitu kencang. Tangannya bahkan sempat gemetar karena gugup.

"Apa kau baik-baik saja? Kau tampak tidak fokus tadi—apa terjadi sesuatu?" Profesor Dobrik melirik ponsel Athena ketika mendekat. Mereka masih berada di atas panggung dekat podium sebelum menuruni anak tangga bersama-sama.

"Aku hanya ingin cepat pulang ke rumah. Suamiku akan pulang hari ini." Athena membetulkan tas di bahunya lalu tersenyum lebar. Kaki yang sudah berpijak di atas lantai hampir ingin berlari kencang ke mansion. Ia sukses melupakan penyakit yang selalu tiba-tiba datang menggelitik tubuhnya.

Profesor Dobrik lalu tertawa dan turut merasakan kebahagiaan. Bibirnya hendak terbuka dan membawa Athena untuk melanjutkan nostalgia sebelum beberapa orang datang hampir bersamaan. Ekspresi penuh kekaguman orang-orang itu tergambar jelas dan ingin mendapatkan tanda tangan maupun berfoto bersama mereka.

"Sudah lama, bukan kau tidak melakukan hal-hal seperti ini?" Profesor Dobrik tersenyum miring lalu tertawa pada Athena yang kewalahan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peserta seminar. Dia kemudian berpaling untuk menjawab, menandatangani sebuah buku, lalu mengabulkan keinginan orang-orang yang ingin berfoto.

Inilah jawaban dari pertanyaan Bianca.

Athena tetap berada di tempatnya untuk memperhatikan dan menunggu Profesor Dobrik menyelesaikan pertanyaan peserta pelatihan yang mengaguminya. Pemandangan seperti itu biasa Athena dapatkan ketika ia bersama Reed dan Grace. Profesor Dobrik dari kejauhan lalu menggeleng tanda menyerah dan terkekeh kecil pada Athena lalu memberikan lambaian tangan tanda perpisahan. Pria itu lalu tersenyum lebar, mengangkat ponselnya ke udara, sebagai isyarat bahwa secepatnya dia akan menghubungi Athena untuk bercerita dan bertukar kabar.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang