W A R N I N G 18 ++
[DI BAWAH UMUR WAJIB MELEWATI BAB INI!]
WAJIB dengarkan spesial playlistnya! (semua playlist sudah ada di playlist spotify "My Lieutenant General" akses linknya ada di bio profil aku.)
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. Jupiter - Sleeping At Last
2. High - Whethan, Dua Lipa (repeat sampai akhir cerita.)
***
Masih seperti mimpi ketika Athena membuka matanya. Memori tentang pagi yang ia lalui dengan suasana hati yang buruk, rasanya baru saja terjadi beberapa jam yang lalu. Kebahagiaan yang tersungging di bibirnya seperti bukan hal yang nyata. Athena memandang seluruh perabotan di dalam ruangan, mungkin benda-benda akan menganggapnya gila dan tidak waras karena tersenyum konyol.
Athena merasa lemah dengan denyut hatinya ketika pinggulnya terasa berat dan hangat. Sebuah lengan yang kekar dan hangat berada di atasnya dan Athena tidak perlu menunduk untuk tahu bahwa Xavier-lah pelakunya. Semalam adalah malam paling panas dalam hidup Athena—sensual yang membahagiakan, keliaran yang membuat dirinya terus mendamba. Ia hanya perlu terbaring pasrah di bawah dominasi Letnan Jenderal yang hebat dan melakukan segala-galanya; membuai, memanjakan, mendesak, dan memujinya tanpa henti. Seolah esok hari, dunia sudah berakhir.
Athena meremas selimut dengan bahagia, merasa dirinya begitu spesial. Ia menyumpahi bibirnya sendiri yang tidak berhenti untuk tersenyum dan pastilah wajahnya tampak konyol; wajah yang lelah yang baru saja bangun tidur, memerah karena mengingat memori sensual, dan tersenyum-senyum tanpa henti. Punggungnya bergidik saat menempel erat dengan dada keras Xavier.
"Sudah bangun?"
Athena hampir-hampir tersentak dan dadanya berdegup kencang, rupanya Xavier terbangun sejak tadi. Senyuman kecilnya bisa dirasakan ketika mengecup kepala dan bahu Athena.
"Aku tidak ingin membangunkanmu." Xavier merapatkan selimut mereka dan memeluk Athena dengan kedua lengannya. "Lalu aku melihatmu membuka mata dan tersenyum pada sofa dan pintu kamar mandi—apa yang sedang kau bayangkan?"
Athena membasahi sudut bibirnya ketika Xavier tertawa halus dan teredam di bahunya. Terdengar baginya bahwa Xavier sedang menertawai tingkahnya yang konyol—Athena tidak keberatan—padahal lelaki itu juga sedang mengingat memori sensual mereka semalam.
Berikutnya Xavier membalik tubuh Athena agar menghadapnya. Ia berbaring miring, menumpu tubuhnya dengan siku, lalu mengecup bahu sedangkan tangannya yang pinggul Athena. "Sepertinya semalam aku terlalu bersemangat. Apakah kau baik-baik saja?"
Wajah cantik itu tersipu luar biasa bukannya tampak pucat atau kesakitan. Athena mampu mendengar bagaimana jantungnya berdetak kencang ketika pandangan Xavier turun pada tubuhnya di balik selimut. Athena segera memindahkan tangan lelaki itu dari pinggulnya. "Apa kamu tidur dengan nyenyak?"
Xavier tersenyum atas bentuk kekhawatiran tersebut. Tidak ada yang menghapal dirinya sebaik Athena. "Mimpi burukku berakhir saat kau datang ke hidupku semalam dan seumur hidup aku tidak pernah sebaik ini."
Athena menerbitkan senyuman dengan pasti dan memperlihatkannya kepada Xavier, membuatnya lega karena semalam ada banyak hal yang terjadi; pengakuan, air mata, dan seruan-seruan kekecewaan. Jemarinya Athena mengusap kening Xavier ketika tubuhnya dipeluk erat. Mata biru Athena bergetar, tiba-tiba menjadi cengeng. "Kamu harus berjanji padaku...."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...