BAB 21

567 60 9
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. Selfish - Madison Beer

[Buat yang belum tahu, Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Code nya di atas]

Enjoy :)

***

Ada pertanyaan besar.

Athena duduk sambil termangu, menatap Xavier dan perempuan di sampingnya. Dua orang itu mengobrol akrab, menggunakan pakaian yang sama, membicarakan topik yang sama, dan keseriusan yang sama. Apa yang Athena saksikan telah menjawab seluruh pertanyaannya bahwa lelaki itu baik-baik saja.

"Ah benar, aku melupakan satu hal." Grace menepuk bahu Athena, melirik perempuan manis di samping Xavier. "Di tempat ini, bukan hanya kita berdua saja yang perempuan, Athena. Kenalkan, Letnan Fox."

Perempuan manis yang duduk di sebelah Xavier itu akhirnya tersenyum. Dia mengulurkan tangannya kepada Athena. "Letnan Clara Fox. Panggil aku Clara saja."

"SSA Dr. Athena Wilson." Athena tersenyum saat membalas jabatan hangat Clara yang memiliki suara serak dan merdu dengan wajah khas latin yang manis. Rambutnya diikat pendek dan berwarna hitam, memiliki tato di lengan kirinya, dan kulit kecoklatannya yang eksotis.

Lantas, keberadaan Clara menjadi pemahaman-pemahaman lain selain banyaknya pilihan dari kesempatan. Kedekatan dan pekerjaan yang sama antara Clara dengan Xavier menertawakan kegelisahan Athena karena tidak bisa melakukan apa pun.

Perkenalan itu singkat, sajian dinikmati penuh suka cita, tetapi entah mengapa maknanya menjadi aneh sejak Athena hanya termangu di depan alat makannya. Bagaimana pula berani melupakan keberadaan seseorang seperti Clara Fox? Bagaimana bisa mengabaikan srnyuman Clara selama di samping Xavier?

"Kami berteman sekama belasan tahun." Clara menurunkan gelas dan melirik Will jahil dari kejauhan. "Tapi kali inilah aku melihat William menyukai seorang dokter."

Reed mengernyit. "Athena seorang doktor sepertiku. "

Clara melirik Will dengan seringaian. "Ya, tapi William sangat benci jarum suntik dan hal-hal yang berbau dokter medis dan apa pun itu, termasuk psikiater."

Athena menahan tawa gelinya begitu Will mengerjap salah tingkah. "Kenapa aku tidak pernah mendengar atau mengetahuinya saat pertama kali kita melakukan wawancara?"

"Itu tidak benar. Memangnya siapa di dunia ini yang tidak menyukaimu?" Will menggeleng kepada Athena, lalu memberi sorot kesal kepada Clara.

Tawa dan sorakan diberikan oleh seluruh prajurit untuk menggoda Will. Keakraban menjadi musik yang meramaikan, Athena menikmati makannya sambil merayakan. Bagaimanapun juga, itu mengingatkan kembali ketika mereka menikmati makan siang bersama di kafetaria markas Detroit.

Marcus tidak memiliki memori yang sama, tetapi memiliki senyuman tulus untuk Athena yang menyantap makan siangnya. Ada segelas kopi di sampingnya, Marcus tersenyum semakin lebar saat menyodorkan. "Kau mau kopi?"

Namun, Athena menggeleng. Marcus lantas mengernyit, "Huh? Tidak biasanya Athena yang kukenal menolak kopi. Bukankah kau sangat suka kopi?"

"Aku sedang membiasakan diri untuk tidak mengonsumsi kafein." Athena tersenyum kikuk, menepuk bahu Marcus sambil menggeleng.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang