SPECIAL PART.
WAJIB DENGARKAN PLAYLIST!
Playlist "My Lieutenant General" by Rachelbryy on Spotify :
1. La La Land - Lola & HAUSER
Ini adalah satu dari Top Songs "My Lieutenant General" dan selain support, bantu aku dengan dengerin playlistnya juga . Semoga kalian memiliki perasaan yang sama seperti ketika aku menulis cerita ini. Selamat membaca.
***
Betapa terkejutnya, sang Pemilik Nama ketika suara familiar memanggilnya
Athena membalikkan punggung dan berani lupa bahwa tulang rusuknya masih terasa sakit.
Lebih daripada terkejut, mata Athena membulat dan kedua alisnya bertaut. "Xavier?"
Yang menyebut nama Athena hanya tersenyum simpul. Kaki Xavier melangkah melewati rumput, bunga-bunga, dan air mancur. Ia tidak pernah menjawab pertanyaan Athena dan sorot kebingungannya. Berhasil berdiri di hadapan Athena, Xavier justru menemukan ekspresi itu sangat menghiburnya.
"Bagaimana keadaanmu?"
Seharusnya bukan pertanyaan itu yang didengar oleh Athena. Alisnya masih bertaut selagi melihat Xavier dengan seragam kebesarannya duduk di sisinya yang kosong. Lelaki itu tetap sama seperti terakhir kalinya di televisi. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini? Bukankah seharusnya kamu masih ada Gedung Putih?"
Senyuman samar Xavier terlihat semakin jelas seperti sinar kemerahan langit senja yang terselip di antara daun-daun. Xavier menggenggam tangan, menggeser duduknya agar lebih rapat lalu menyentuh bahu Athena. "Bagaimana dengan bahumu?"
"Aku baik-baik saja."
"Jangan berbohong." Xavier masih dapat merasakan Athena yang menghindar dari sentuhannya yang sengaja menekan, membuktikan bahwa gadis itu masih merasa sakit. Setelah itu Xavier memutuskan untuk membuka mantel Athena dan memastikan dengan keyakinannya. "Pagi ini aku belum melihatmu. Tunjukkan bahumu padaku."
"Xavier, aku baik-baik saja." Walaupun menyangkal, merasakan perhatian Xavier amat menyenangkan sehingga Athena tidak keberatan mantelnya dibuka dan Xavier menyentuh bahunya seperti menyentuh kelopak bunga yang layu dan kapan saja akan jatuh ke tanah. Athena membantunya dengan menyingkap sedikit pakaiannya, kanan dan kiri bergantian, sebagai bukti bahwa tidak ada kebohongan.
Tidak pernah terdengar helaan napas. Xavier tidak mengurangi sisa kekhawatiran di wajahnya saat kembali bergenggaman tangan. "Apa yang kau lakukan di FBI hari ini?"
Seolah tahu apa skenario hari ini, Xavier mempertanyakan setelah seharian Athena menyusun kalimat panjang untuk memberitakan. Kali ini tidak perlu mempersiapkan apapun. Athena membasahi bibirnya yang kering dan menatap sungguh-sungguh. "Mulai hari ini, Xavier, aku sudah berhenti dari BAU."
Senyuman simpul di wajah Xavier menjadi samar seperti genggamannya yang terurai. Seolah Athena sedang memberitakan kekalahan, Xavier sontak berdiri dan mendesis tidak percaya. "Apa katamu?"
Ada lusinan pertanyaan yang ingin lelaki itu lontarkan, tetapi Athena justru tersenyum simpul padanya dan menggenggam tangannya agar tetap duduk. Xavier diharuskan memberi pengertian dan waktunya untuk mendengar. "Aku memutuskan cuti dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan. Setelah apa yang terjadi, semuanya dikarenakan keegoisan dan kesombonganku."
Tiba saatnya untuk kehilangan senyuman. Athena memanggil penyesalan yang melingkupi dadanya dengan sesak. "Selama aku di Gharco, aku segera mendapatkan penyesalanku juga. Aku terlalu egois pada diriku sendiri dan kita berdua, Xavier. Aku telah menyakitimu sampai akhirnya Tuhan benar-benar menunjukkannya padaku."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...