BAB 3

915 82 9
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel. 

Playlist "My Lieutenant General" On Spotify :

1. Effortlessly - Madison Beer

Aku tunggu support kalian ya!

***

"Aku ingin kamu menjawab pertanyaanku, Jenderal Xavier. Apakah ketiga Letnan Black Apha adalah prajurit dan sahabat yang setia padamu?"

Kesetiaan Letnan? Untuk apa lagi mempertanyakan hal itu? Xavier mengerutkan keningnya dalam-dalam atas pertanyaan yang Athena berikan. Mereka baru saja memulai sesi wawancara dan Athena sudah menanyakan hal yang sangat sensitif.

Xavier sudah bertahun-tahun lamanya bekerja dengan John, Kyle, dan Will. Baginya mereka bertiga lebih dari sekedar partner. Mereka bertiga sudah seperti saudara kandungnya, mengalami masa tersulit hingga yang paling menyenangkan bersama. Mereka pernah berperang, bercucuran darah bersama-sama, hampir mati, sampai tenggelam di laut. Hubungan mereka jauh lebih dalam daripada sekedar kesetiaan. Lantas, ketika Athena mempertanyakan kesetiaan ketiga orang itu padanya, Xavier sempurna semakin membenci keberadaan BAU.

"Kenapa kau mempertanyakan hal itu? Bukankah kau ingin mengenalku?" Xavier menghela napas kasar dan menyilangkan satu kakinya di bawah meja.

Athena menganggukkan kepala, sedang berada di dekat meja yang membentangkan peta di atasnya. Mengetukkan jemari, Athena sudah tahu lelaki itu akan tersinggung dan masuk ke dalam jebakannya. "Jawab saja, Jenderal."

"Mereka setia pada tim, tidak perlu mempertanyakannya lagi." Kalimat lugas dan final itu Xavier ucapkan dengan suara berat. Mendominasi Athena yang masih memperhatikan peta dengan debaran jantung yang kencang. Dari balik punggungnya, ia yakin bahwa Xavier Langdon sedang menatap lurus dan tajam. Entah kapan, ia masih belum terbiasa dengan suara berat Jenderal Xavier. Lebih lagi apabila hanya berdua di ruangan kecil yang dipenuhi oleh atmosfer ganjil. Tidak bisa fokus sama sekali.

"Apa kalian sering menghabiskan waktu bersama?"

"Kami sangat sibuk." Xavier menjawab singkat, memutar mata karena mulai bosan dengan alur wawancara Athena.

"Maksudku, melakukan aktivitas selain pekerjaan kalian." Athena tersenyum simpul dan menghela napas, ketika selanjutnya Xavier kembali terdiam. Tidak menjawab.

Kemudian Athena membalikkan tubuh, lalu berjalan mendekati Xavier. Menatap lurus lelaki yang sedang berharap ia segera lenyap dari ruangannya. Senyuman penuh arti yang kali ini tersungging hanyalah karena mendapati Xavier Langdon rupanya tidak terlalu sulit untuk ditebak. Sikap Xavier yang dingin, arogan dan tidak mau banyak berbicara, maka sudah sepatutnya Athena memberi kepuasan dengan cara terbaik.

"Baiklah, Jenderal...."

Athena memanggil tepat ketika berada di hadapan Xavier, melirik sekilas vas bunga di sudut ruangan. "Bunga di vas itu adalah bunga gladiolus. Sudah layu karena usianya 12 hari yang lalu saat Kyle memetik dan meletakkannya. Kamu tidak pernah meminta maupun menyuruhnya, tetapi bunga itu menjadi kesukaanmu sejak Kyle sering memberimu, bukan begitu? Namun, kamu tidak sempat mengganti airnya karena kamu bukan orang yang sempat memikirkan hal sepele seperti itu. Kamu bahkan tidak tahu arti simbolis bunga gladiolus.... Kalau begitu, akan kuberitahu padamu apa artinya."

Athena menghentikan kalimatnya sejenak, mengulum senyuman miring saat Xavier mulai mendengarkan dengan baik dan melirik bunga yang ia bicarakan. "Bunga gladiolus yang cantik itu mempresentasikan integritas, kekuatan, kebanggaan, dan kemenangan. Batang bunganya diciptakan tinggi dan kokoh. Gladiolus dapat mekar dalam jangka waktu yang lama sekalipun berada di suhu panas dan ekstrem karena dia bukanlah sekedar bunga biasa. Gladiolus adalah bunga yang spesial... Kyle memetik dan menaruhnya di dalam ruanganmu bukan tanpa alasan, bunga itu menggambarkan karaktermu."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang