BAB 42

371 48 10
                                    

CERITA WAJIB DI BACA URUT !

Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK (MUTE). Lebih baik kalian silent readers daripada cerita yang aku tulis susah-susah ini dibaca acak.

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. The Light Of The Seven - Ramin Djawadi

[Spoiler dan info update terbaru, aku selalu umumkan dulu lewat announcement di profil aku. Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist.

Athena menunggu support kalian loh! Enjoy :)

***

Momen pertunjukan yang selalu di tunggu-tunggu, akhirnya hari ini akan dimainkan.

Semua orang yang sudah mempersiapkan pertunjukan, kini terduduk manis untuk memperhatikan layar televisi dan laptop. Menikmati tontonan yang mendebarkan. Biarpun sudah menyiapkan dengan baik, mereka pun sebenarnya tidak mengetahui bagaimana akhir dari skenario yang akan dimainkan.

Tidak ada yang tahu bagaimana penulis skenario akan mengatur jalannya pertunjukan. Tidak ada yang tahu bagaimana Langit merancang takdir. Mereka semua hanyalah boneka yang diatur untuk mempersiapkan dengan baik. Mereka hanya bisa pasrah. Hanya bisa duduk diam, membiarkan pemeran utama yang menjalankan sisa tugasnya. Sementara yang lain akan siap membantu dan memberikan dukungannya apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Itulah yang dinamakan tim, saling melengkapi.

Sekalipun terdengar biasa saja dan sesuai kodratnya, tetapi bagi Jenderal Xavier terasa berbeda. Seumur hidupnya, ia tidak pernah merasa begitu pecundang ketika hanya bisa terdiam duduk di dalam kamar hotel yang menjadi saksi bisu penyatuan perasaannya dengan Athena, sembari memperhatikan layar laptop. Memperhatikan bagaimana kekasih hatinya sedang berjuang di luar sana.

Mau tidak mau, pemeran utama memang harus mewujudkan skenario yang telah dibuat. Athena menghembuskan napas besar ketika melangkahkan kaki menyambut dunia yang kejam dengan berbagai macam skenarionya.

Ia berjalan keluar dari hotel dengan menenteng tasnya. Lalu bibirnya menyunggingkan senyuman palsu saat mendapatkan sambutan yang tidak pernah ia inginkan. Alessandro Savino berpenampilan menarik dengan pakaian mahalnya, telah datang lengkap dengan kendaraan yang mahal pula. Pria itu tersenyum lebar, sudah tiba lebih dulu karena tidak ingin membuat teman barunya menunggu.

"Charlotte."

Alessandro masih tersenyum lebar ketika mengulurkan tangannya. Athena menjawab uluran tersebut dan memberikan tasnya kepada supir Alessandro. Bibirnya berusaha bertahan untuk terus melengkung atas sapaan Alessandro kepada dirinya yang lain.

"Hai, Poker."

Athena membalas sapaannya dengan julukan Alessandro yang lain, sembari menyesuaikan diri dengan kepribadian Charlotte White yang centil. Lalu ia terkekeh ketika punggung tangannya dibawa pria itu untuk dikecupnya. Mata hitam Alessandro pun sedang menatap kecantikan Athena yang begitu memukau.

"Masuklah," ucap Alessandro. Ia membantu Athena masuk kedalam mobilnya.

Athena tersenyum dan mengangguk sebelum masuk kedalam mobil Alessandro yang mahal. Ia tidak mau mentaksir berapa harga kendaraan mewah tersebut karena ia tahu, uang yang dihasilkan Alessandro berasal dari memperjual belikan nyawa orang lain. Hatinya meringis perih ketika pantatnya melesak di kursi. Rasanya seperti duduk di atas kuburan ribuan nyawa.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang