BAB 26

618 59 20
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.


***


Ingatan yang baru saja memenuhi bagian memori, menghadirkan debaran aneh di jantung Athena. Ia diselimuti oleh perasaan ganjil saat memikirkan apa yang yang terjadi malam itu. Pipinya tersipu merah dan wajah tampan Xavier Langdon malam itu terus berputar di kepalanya. Athena mati-matian menepis perasaan itu dengan melangkah cepat menuju ruangan BAU yang bersebelahan dengan bangunan utama.

"Aku baru saja akan menghubungimu. Dari mana saja?" Reed menyambutnya begitu dia melangkah ke dalam ruang BAU.

"Maaf." Athena menghela napas. Reed dan Grace sudah siap sedari tadi sementara Athena pemimpin tim, justru sibuk dengan urusan hatinya. Maka selanjutnya ia bergegas menarik kursi kosong di sebelah Reed dan melipat tangannya di atas meja bundar.

"Alright, let's get started." Grace segera menyalakan layar televisi untuk memulai diskusi mereka. Layar LED tersebut menampilkan seorang wajah lelaki tampan.

"Pemilik wajah tampan dan seksi ini adalah Alessandro Savino, berusia 29 tahun, berkebangsaan Mexico dan memiliki keturunan darah Spanyol yang kental. Alessandro penggemar karya seni dan musik classic—dan sebagai informasi tambahan, dia sangat menyukai masakan Jepang." Grace berdiri dari kursinya dan menjelaskan siapa pemilik wajah tersebut. Dia berhenti sejenak untuk mengganti tampilan layar sambil melirik Reed dan Athena yang duduk di meja bundar.

"Alessandro Savino adalah seorang mafia—bandar narkoba. Usianya masih muda dan jumlah kekayaannya sebesar 11 miliar dolar Amerika."

"Wow." Athena menyeringai takjub dan mengangkat alisnya sambil berpandangan dengan Reed yang mengedikkan bahu.

Grace tertawa kecil. "DEA* belum memiliki cukup bukti untuk menangkap orang ini. Savino memiliki bisnis persenjataan, ekspor impor barang antik dan juga emas. Ayah dan Ibunya meninggal saat dia berumur enam tahun. Alessandro adalah anak tunggal, tidak memiliki saudara atau keluarga dekat lainnya. Dia sangat cerdas dan lulus dari Universitas di usia 19 tahun. IQnya 151."

"151?" Athena menyeringai lalu melirik Reed. "Hampir menyamaimu, Jenius,"

"Tidak, sebenarnya Alessandro hampir menyamai Xavier Langdon. Asal kau tahu saja, IQku 180." Reed menjawab dengan dengusan sombongnya.

Tetapi Grace mengernyit bingung. "Memang berapa IQ Jenderal Xavier?"

"160."

Reed langsung membuat Athena dan Grace melongo.

"Apa? Kalau begitu selama ini dia jenius? Kenapa aku baru tahu kalau dia memiliki IQ setinggi itu?" Grace membulatkan bibirnya.

Athena yang melihat reaksi itu terkekeh. Ia kembali menyikut Reed dan menggodanya. "Itu karena dia tidak pernah pamer kepintarannya."

Reed berwajah masam. Ruangan itu seketika dipenuhi oleh gelak tawa. Grace menyeringai sebelum kembali melanjutkan penjelasannya. "Walaupun kaya raya, Alessandro Savino diketahui hanya memiliki 100 anak buah terlatih dan semuanya laki-laki. Kemana pun pria ini pergi, dia selalu didampingi orang-orangnya. Pelanggan yang dia miliki, kebanyakan orang-orang penting dan sering bertransaksi dengannya—inilah sebabnya DEA kesulitan menangkapnya—dan kebanyakan dari mereka membeli persenjataan, lukisan, dan barang-barang antik. Ada banyak orang yang mengagumi cara pria ini berbisnis hingga orang-orang ini membentuk perkumpulan yang mendukung Alessandro Savino. Kartel Savino beranggotakan penduduk sipil, orang-orang penting, dan beberapa diantaranya adalah polisi korup yang saat ini masih diselidiki."

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang