BAB 45

391 44 17
                                    

Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. CERITA WAJIB DI BACA URUT !

Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK (MUTE). Lebih baik kalian silent readers daripada cerita yang aku tulis susah-susah ini dibaca acak. 

Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :

1. No Time To Die - Billie Eilish

[Semua playlist ada di spotify, cek bio di profil untuk akses link Playlist "My Lieutenant General" atau scan Spotify Codenya di atas.]

Aku tunggu support kalian ya! Enjoy!

***

Tujuh hari telah berlalu. Namun rasanya Athena seperti tinggal tujuh abad bersama seorang psikopat yang sedang menunggu datangnya sebuah motivasi untuk melaksanakan hobinya. Hari-hari yang berlalu seperti seperti tidak ada artinya. Pun dengan sore ini dan sore-sore yang lain. Memandang matahari tenggelam di pesisir pantai Gharco yang indah telah menjadi rutinitas Athena setiap sore setelah mendengarkan Alessandro bermain piano.

Untuk yang kesekian kalinya, Alessandro Savino memperkenalkan Athena pada rutinitasnya yang membosankan. Melakukannya berulang kali dan tidak pernah puas, selalu sama dan tidak pernah keluar dari jalur. Athena yang mulai putus asa, frustrasi dan kelelahan, mati-matian menahan diri untuk tidak berbicara kepada Jenderal Xavier, Reed, Grace, maupun teman-temannya yang lain. Bahkan menahan diri tidak memperhatikan cincinnya sendiri karena Alessandro tidak pernah melepaskan pandangannya dari Athena. 

Karena ia pun tahu, dibalik tatapan penuh kekaguman yang selalu tercurah untuknya, Alessandro Savino yang cerdik sedang menyimpan sedikit kecurigaan. Miguel Marcello pun tidak jauh berbeda. Pria itu tidak memberikan Athena celah sedikit pun meskipun hanya sekedarmenggumamkan lagu ketika bosan. Melalui lirikan matanya, Miguel tidak memberikan kelonggaran sama sekali. Pria berbadan tegap itu lebih pantas di sebut sebagai seorang ayah yang melarang teman perempuan anaknya bermain sembarangan di dalam rumah.

"Dingin sekali."

Seperti saat ini, ketika Athena hanya menggumam sambil menggosokkan lengannya yang terbuka, Miguel sudah menyipitkan mata penuh kecurigaan. Seolah pergerakan Athena akan membawa kehancuran bagi kediaman Alessandro Savino. Ketika Miguel tidak pernah meninggalkan sisi tuannya, pria itu pun tidak akan pernah lengah pada pendatang baru seperti Athena. Perhatiannya terbagi dua dan merasa kerepotan. Dia menaruh kekesalannya pada Athena dengan bersikap tidak ramah biarpun gadis itu adalah teman favorit tuannya.

Alessandro sedang menuangkan vodka ke dalam gelas ketika Athena mengeluh dalam hati. Dia mengernyit lalu melangkah keluar dari rumahnya dan mendekati Athena yang sedang berdiri di pinggiran balkon. Alessandro menyentuh bahu Athena dan mengusapnya. 

"Ayo kita masuk," katanya. 

Alessandro membimbingnya masuk ke dalam istananya yang misterius. Lalu Athena dengan sengaja melirik Miguel yang sejak tadi berada di sudut ruangan. Melemparkan lirikan sambil mendekatkan diri ke Alessandro, menunjukkan bahwa tuannya akan selalu melindungi temannya. Maka Miguel mau tidak mau harus memberikan kepercayaannya juga pada Athena. 

Setelah itu Alessandro menjentikkan jari kepada Miguel. Isyarat itu sudah menjadi kebiasaan untuk memerintahkan seseorang agar segera menyiapkan sesuatu. Dia tidak perlu berbicara dan Miguel sudah mengerti tugasnya dengan baik dan menjawab perintah melalui anggukan lalu berjalan pergi. Athena tidak memiliki hak untuk bertanya selain hanya bisa memerhatikan interaksi ganjil tersebut. Ekspresinya berubah normal secepat mungkin ketika Alessandro tiba-tiba beralih menatapnya dan mendekapnya lebih erat.

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang