Cerita ini dalam proses editing. Nikmati selagi belum banyak yang berubah. SETIAP CHAPTER DALAM CERITA WAJIB DI BACA URUT! Yang ketahuan, maaf, TERPAKSA AKU BLOCK.
Playlist "My Lieutenant General" on Spotify :
1. The Path Of Silence - Anne Sophie Versnaeyen
2. Adagio In G Minor - Tomaso Albinoni, Chamber Orchestra Of Miemo
3. The Game is Afoot - Eternal Eclipse
***
Waktu yang berjalan adalah sebagai bentuk pertunjukan dan wujud nyata dari skenario Langit.
Athena dan Xavier hanya berharap bahwa mereka telah melakukan segalanya sebaik mungkin sedangkan entah kejutan apa yang akan mereka hadapi di menit selanjutnya atau di esok harinya. Skenario dan berbagai macam kejutannya, memang tidak ada yang tahu; terkadang menyenangkan, meski seringkali mengejutkan dan menyakitkan. Ada atau tidak ada belas kasihan, mereka harus melaluinya.
Nama yang Grace sebutkan, tiba di pendengaran Athena melalui udara ketegangan di ruangan diskusi Pentagon yang tidak besar. Tubuhnya mematung. Leher yang masih memiliki bekas luka akibat tragedi dan salah satu skenario menyakitkan atas apa yang terjadi setelahnya, berdenyut keras. Mata Athena bergetar dan napasnya menjadi tersengal; sakit dan tercekik oleh masa lalu.
Grace sedang menatap Athena lurus ketika menyebutkan nama Frent. Kini semua orang juga menatapnya penuh empati dibalik syok. Tangan Xavier yang sejak tadi berada di bahu Athena yang lemas, kini terasa semakin erat saat menyentuhnya Xavier menatap gadis itu dengan cemas, sorotnya begitu dalam.
"Athena."
Panggilan Xavier menyadarkan Athena terhadap situasi yang paling nyata daripada ketakutannya terhadap masa lalu, tetapi bibirnya tidak menemukan cara untuk berbicara. Tubuhnya gemetar, Athena ingin meraih menggenggamnya Xavier dengan erat untuk memperoleh kekuatan, tetapi terlalu lemah atau cukup mampu melakukannya. Sebelah tangan Xavier yang lebar dan hangat, menyentuh sisi wajah Athena dan mengusap lembut walaupun Athena dapt merasakan lelaki itu gemetar dan tidak percaya apa yang di dengarnya pula.
"Apa kau baik-baik saja?"
Semua orang tahu apa jawaban sebenarnya dari kalimat Xavier. Seluruh ekspresi dan sikap tubuh Athena sudah lebih dari cukup menjelaskan. Grace pun terlihat serba salah dan ingin melanjutkan penjelasannya terhadap penemuan terbaru sedangkan temannya sedang berhadapan dengan trauma dan berwajah pucat.
Ketegangan antara John dan Clara juga sedang terjadi. John lalu menatap dinding seolah sedang menonton memori tragedi di Detroit.
"Aku baik-baik saja." Wajah Athena berpaling, mengangguk dengan terpaksa.
Xavier hampir sama terkejutnya, tetapi akal sehat dan dendamnya kepada Frent memanggil begitu kencang. Ia lalu menatap Grace dan Reed yang sudah siap terhadap segala penemuan mereka. "Apa kau yakin Frent orangnya, Grace?"
Grace yang mengangguk pasti, cukup membuat detak jantung Athena berdegup semakin kencang. Setelah itu Grace melempar lirikan dengan Reed yang menatap Athena dengan lurus dan keterkejutannya. "Aku belum menyelesaikan penjelasanku—pemilihan Markas Detroit sebagai alamat pengiriman sepertinya sengaja dilakukan agar kau menyadarinya pula, Jenderal. Dia mencoba mengingatkanmu apa arti Detroit; masa lalu, teror, dan apa arti keberadaan Athena sesungguhnya bagimu. Dan Grace berhasil menemukannya—apa kau ingat kalau Frent Mills pernah memberimu sebuah teror melalui surat?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lieutenant General
RomancePekerjaan sebagai Analis Profil di FBI mengharuskan Athena untuk memahami perilaku manusia. Namun, Athena takut karena pekerjaannya, ia akan benar-benar dibuat jatuh cinta oleh seorang Letnan Jenderal bintang tiga karena ketika Athena sudah terjun d...