BAB 14

534 64 12
                                    

Daftar lagu milik Rachell Bryy untuk novel ini, tersedia di spotify dengan judul yang sama dengan judul novel.

Playlist "My Lieutenant General" On Spotify :

No peace - Sam Smith ft. Yebba


***


Entah sudah berapa lama jantung berdegup kencang, Lutut Athena terasa lemas dan bibirnya kelu. Sesak seperti sulit sekali untuk bernafas, Athena menyentuh dadanya yang terhimpit penuh oleh banyak sekali perasaan yang tidak menyenangkan. Bodohnya, tidak sempat memberi balasan apapun terhadap hinaan selain ucapan terima kasih.

Sentakan di ulu hati terasa sangat kencang menjadikan napas Athena tersengal. Dua kesakitan sekaligus sementara itu luka dihatinya masih berdenyut ketika menjauh dari ruangan Xavier. Athena berjalan hampir tertatih sembari memandang ruangan medis dari jauh, berharap di tempat itu ada seorang dokter yang dapat membantunya. Pada dinding, Athena menggunakan tangannya untuk dapat berjalan dengan benar. Tubuhnya membungkuk, menahan diri untuk tidak terjatuh karena rasanya begitu menyakitkan. Langkah menuju ruangan medis terasa begitu jauh, tetapi Athena berhasil sampai.

Sayang sekali, tidak ada seorang dokter pun di sana. Athena memiliki pikiran yang bercampur aduk dan konsentrasi untuk mencari obat tercerai-berai justru karena kalimat menyakitkan yang sempat didapatkan. Segala hinaan sebagai penipu dan sombong dengan segala kemampuan Athena, terus mendengung di telinga. Lalu mendentumkan luka berkali-kali di hatinya hingga hampir remuk. Seluruh kenangan manis itu tidak ada artinya, Athena merutuki diri sendiri yang setiap malam berani memimpikan Xavier Langdon.

Semua itu terlalu sakit untuk dihalau, Athena sudah tidak mampu lagi menahan segala macam sakit ditubuhnya lalu meluruh ke lantai. Lelah sekali mencari obat-obatan. Bibir kemudian merintih atas nama kesakitan terhadap banyaknya luka yang hinggap. Kertas di tangan Athena tercecer begitu saja di atas lantai sama seperti perasaannya yang berharga hancur berceceran. Gadis itu berusaha mengangkat tubuhnya yang terasa begitu berat. Rasa perih yang teramat sangat terus menerus menjalar naik dari dada menuju lehernya. Perihnya membakar paru-paru sekaligus luka di hatinya.

"Dr. Athena!"

Seruan yang Athena kenali sebagai pertolongan Kyle menjawab rintihan pertolongannya. Pemuda itu datang, berlari kencang, dan memasuki ruangan medis dengan panik. Pemuda itu meraih tubuh Athena, menahannya ketika hampir terhuyung menghantam pinggiran lemari. Menatap cemas. "Apa yang terjadi padamu?!"

"K—Kyle...ugh—" Athena membekap mulutnya ketika sentakan mual muncul. Tangan Athena meraih botol injeksi dari kejauhan, merintih, "T—tolong...."

"Kau ingin aku mengambilkannya? Yang ini?" Kyle meraih kotak yang berisi puluhan botol kaca itu. Athena mengangguk lemas, setengah meringkuk dengan tangan yang menekan perut. Kyle kembali datang dan meraih tubuhnya.

"Dr. Athena, kau akan menyuntikkan dirimu sendiri?!" Kyle membulatkan mata ketika berhasil membawa kotak berisi cairan injeksi di hadapan Athena. Gadis itu hanya mengangguk lemas dan hampir kehilangan kesadarannya. "Doktor! Hei! Sadarlah! Aku akan memanggil Dr. Reed!"

Saat itu, Kyle hendak mendudukkan tubuh Athena di kaki meja sebelum berlari kencang mencari Reed. Namun, Athena menggeleng lemah ketika menatap kepergian Kyle. Melibatkan Reed termasuk hal terakhir yang diinginkannya dan situasi kali ini seribu kali lebih buruk daripada sebelumnya. Lantas ketika Kyle berhasil memanggil Reed beberapa saat kemudian. Pemuda itu tampak panik saat melihat temannya merintih kesakitan sambil meringkuk lemah di lantai. "Athena!"

My Lieutenant GeneralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang