VII. | Senja yang Berbeda

61 15 4
                                    

Ann berjalan pulang menuju asrama dengan perasaan bak di atas angin. Tubuhnya terasa pegal dan lelah setelah orientasi yang cukup mengejutkan, yaitu berupa pertarungan dengan robot-robot buatan, menyusuri ruang yang telah dibentuk sedemikian rupa sambil terus berhati-hati, juga membentuk kerja sama tim dadakan dengan orang-orang yang tidak pernah dikenali sebelumnya.

Segala kejutan, akan tetapi, tidak semata-mata berakhir di sana.

Setelah mengetahui anak-anak yang menjadi bagian kelasnya membuat matanya serasa terbuka. Ia memang tidak terlalu peduli dengan apa di sekitarnya, namun para siswi Kelas Sembilan sangatlah unik. Ann tidak menyangka bahwa mereka memiliki latar belakang yang sungguh berbeda.

Ann semula berpikir kalau-kalau anggota kelasnya itu semua bangsawan di Leanan atau Bluebeard, karena mereka memiliki kesiapan bertarung yang berbeda dengan awam atau awam yang baru belajar memegang senjata. Setelah mendengar bahwa dari segelintir bangsawan dan keluarga kaya itu ada pula penduduk-penduduk sipil biasa, Ann tak kuasa menaikkan alis. Mereka semua, menurut Ann, sudah memiliki kemampuan tempur tertentu, bukan seperti kadet yang baru kemarin sore datang ke barak tentara. Memang, ada yang seperti Lucia, tetapi itu hanya satu dari sebelas yang lain.

Selepas orientasi dan bertarung melawan Golem Penjaga, mereka kembali dikumpulkan di ruangan paling selatan di lantai dua gedung utama akademi untuk perkenalan.

Suasana berat setelah evaluasi barusan mungkin membuat sang Instruktur beralih tempat, membuat mereka berjalan dari Arena kembali menuju gedung utama sekolah sambil melepas sedikit tegang dan menghirup udara segar. Kedua belas murid itu segera disambut staff non-akademik yang menunjukkan letak kelas yang akan mereka pakai.

Instruktur mereka datang tidak lama setelah mereka duduk asal di kursi dan meja yang tersedia. Kali ini, tidak ada lagi kernyit di dahi atau kerut di bibir, Instruktur tampak cerah dengan senyum merekah.

Ann mengambil kursi di pojok kanan dekat pintu, alih-alih segera ingin angkat kaki kalau sudah diperkenankan.

"Oke, kelas. Sebelum kegiatan hari ini diakhiri, saya ingin kalian memperkenalkan diri." suara lenguh rendah mengisi ruangan. "Memang, tadi kalian sudah saling berkelompok untuk menyelesaikan orientasi, tapi tak kenal maka tak sayang, 'kan?"

Ann tidak terlalu ingat nama-nama mereka tadi, terkecuali si pirang pendek yang terdengar mendecih di belakang mejanya, atau Lucia, atau si Pemilik Astrolabe. Ann mencoba menoleh, menemui Fiore yang tertegun, sebelum akhirnya membuang muka. Ann hanya mengedikkan bahu.

"Mungkin tadi kurang jelas, tapi saya akan menjadi Instruktur wali kalian, nama saya Claudia Ars Bathory," ucapnya. "Saya di sini mengajar Linguistik dan Aplikasi Sihir."

Ann merapal dalam hati. Ada delapan mata pelajaran yang diajarkan di Dresden, belum termasuk mata pelajaran gabungan di lapangan seperti Ekskursi Daerah, Pertarungan menggunakan 'Warden', dan kurikulum tambahan yang ia belum pernah tahu. Delapan mata pelajaran pokok itu adalah Ekonomi Militer, Sejarah, Linguistik, Aplikasi Sihir, Strategi Militer, Persenjataan, Seni Militer dan Seni Terapan.

Jujur, ia tidak terlalu berminat dengan Linguistik dan Aplikasi Sihir, tapi tidak mungkin ia mengatakannya di depan wali kelasnya itu.

"Oke. Perkenalan kita mulai dari yang depan dekat jendela." tunjuk Instruktur Bathory. Gadis berkacamata dengan surai hitam sebahu yang memiliki poni rata dan rapi. "Perkenalan singkat saja, oke?"

Ia berdehem, berdiri dengan kedua tangan sigap di belakang punggung. "Saya ... Alena Valerian. Asal saya dari Leanan. Salam ... kenal?"

Hening, sebelum akhirnya Instruktur menepuk tangan satu kali. "Sangat kaku. Tapi tidak masalah. Berikutnya!"

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang