XXIV. | Masa Stasis

22 9 0
                                    

Bersama dengan bantuan Gloria, siswi-siswi lain diajarkan untuk mengenal kokpit Warden dan bagaimana cara yang tepat untuk bergerak.

Untuk membuka Warden, mereka perlu menekan sebuah tombol yang terletak di engsel kaki kanan robot tersebut untuk membuatnya bersimpuh. Ada versi tertentu yang memiliki sensor otomatis, tapi yang paling mudah adalah menekan tombol itu. Kokpit Warden biasanya ada di bagian torso robot, sebuah ruang kecil dengan banyak sekali papan kendali dan dua lengan kontrol yang mengoperasikan segala pergerakan.

Ketika pertama kali masuk ke Warden, hal yang harus dilakukan adalah duduk di dalam kokpit dan membiarkan bagian ini menutup. Warden secara otomatis akan melakukan pemindaian terhadap siapa saja yang masuk. Pemindaian ini dimaksudkan agar sensor motorik tubuh dapat terintegrasi dengan robot yang digunakan. Ketika pemeriksaan sudah sempurna, akan ada pemberitahuan selesai.

Instruktur Lysander telah menyambung interkom masing-masing Warden sehingga mereka dapat melihat layar interaktif dari dalam kokpit yang menampilkan gambar wajah Instruktur dan tiga murid.

"Oke, sekarang kalian yang sudah di dalam coba akses lengan kontrol. Pegang saja tongkat kemudi di sana dan tunggu lampu indikator di atas kepala kalian berwarna hijau," empat murid yang mencoba pertama kali - termasuk Ann - melakukan sesuai perintah. "Setelah itu, kalian bisa mulai berjalan."

"Tunggu, gimana, Instruktur?"

"Jalan saja, Kadet Curtis."

Perintah yang ambigu. Ann mencoba, namun hanya selangkah dan tiba-tiba Wardennya terperosok, jatuh terduduk di atas sebelah lutut. Alicia tidak bisa berjalan sama sekali, ia uring-uringan di interkom, mulai mengumpat yang tentu saja dihardik keras oleh Instruktur Lysander. Val yang lumayan mampu berjalan bisa memproses 3 langkah sebelum Warden-nya jatuh begitu saja walaupun tidak ada benda yang menjegal di tengah lapangan. Dan, tentu saja Gloria berjalan dengan mudahnya, seakan robot ini seringan bulu.

Instruktur Lysander menepuk kepalanya, "Yah. Oke. Mulai dari awal. Lakukan itu selama sepuluh menit baru kalian boleh keluar."

"Instruktur, saya tidak bisa berdiri!" Val setengah berteriak panik.

"... Kadet Wiseman, bisa bantu dia?"

"Siap!"

Setelah Gloria (lagi, dengan mudahnya) menarik kedua lengan Warden yang dikemudikan Val dan membawanya berdiri seperti seseorang menarik bayi yang jatuh tertelungkup, mereka memulai kembali pelajaran cara berjalan itu.



Malam itu, cuma Gloria yang masih cukup bersemangat untuk tertawa terbahak-bahak melihat mereka yang pontang-panting menjajali Warden. Tak disangka, mengendalikan robot itu tidak sebatas menggunakan energi robot saja walaupun segalanya sudah otomatis.

Kenyataannya, mengoperasikan Warden memerlukan energi dari tubuh penggunanya, mirip dengan bagaimana sihir atau leyline bekerja. Cincin Peri di tangan mereka berinteraksi dengan robot untuk menjadi katalis keluaran energi mereka, dan robot bisa dikendalikan seperti halnya mereka berjalan atau melakukan aktivitas lain yang normal.

"Lama-lama nanti kalian juga terbiasa kok~" pungkas Gloria selepas menertawakan Val yang terjatuh beberapa kali saat percobaan Warden. Parahnya, dia sampai menabrak Warden Fiore jadi mereka jatuh berdua.

"Kita tidak akan diuji untuk Warden, 'kan?" Blair tiba-tiba bertanya.

"Ini pelajaran, tentunya kita akan diuji." jawab Hilde polos.

"Tenang saja, kalian baru belajar berjalan kok, mungkin nanti kalau kalian sudah disuruh pegang senjata--"

Ann menyela, "Gloria, ucapanmu sama sekali nggak membantu."



Untungnya, di minggu itu mereka hanya intensif untuk mempelajari cara pergerakan Warden. Segala teori yang ada diberikan bersamaan dengan kegiatan lapangan mereka. Mereka diharapkan dapat memilih jenis Warden mana yang akan menjadi tipe yang mereka gunakan selama satu semester di akhir minggu.

Setiap hari di bulan Agustus terasa sangat panas sambil mereka berusaha menyerap segala informasi mengenai Warden dan berusaha mengaplikasikannya di saat yang bersamaan. Ini jauh berbeda dengan sekedar melakukan efisiensi ketika bertarung.

Ann, seperti yang lainnya, telah mencoba seluruh tipe Warden walau secara senjata ia dapat langsung memilih tipe A Oberon. Dengar-dengar dari Gloria, Instruktur Lysander bisa saja memasukkan soal mengenai tipe lain di dalam kuis singkat di akhir minggu, jadi paling tidak Ann merasa harus melihat langsung masing-masing kokpit yang ada.

Yah, ia bisa saja langsung bertanya kepada Gloria, tapi seperti kata kakaknya, ia malas tapi tidak suka terlihat bodoh.

"Berarti untuk Ekskursi Daerah berikutnya, kita belum bisa pakai Warden?" tanya Eris setelah Instruktur Lysander memberikan penjelasan teori untuk mempermudah menggerakkan Warden.

Hari itu, hanya Instruktur Lysander dan Instruktur Bathory yang hadir di kelas siang. Instruktur Faye tengah mengajar Persenjataan Militer untuk gabungan Kelas Tiga dan Kelas Enam.

"Kalian harus bisa," muncul lenguh panjang dari para murid. "Paling tidak, kalian bisa menggunakan Warden untuk mobilisasi dan pertahanan. Paling tidak. Dan batas akhir itu adalah minggu depan."

Val segera mengangkat tangan, "Kita akan melakukan Ekskursi Daerah lagi di pertengahan bulan Agustus?"

Instruktur Bathory yang menjawab untuk mereka, "Ya, dan daerah berikutnya masih dibicarakan untuk saat ini oleh Kepala Sekolah dan pemimpin daerah setempat."

"Tidak ada bocoran, kah, Instruktur?" sergah Alicia tanpa malu.

Instruktur Bathory berpikir sejenak, sebelum akhirnya menjawab, "Di daerah selatan."

Blair seketika mengucap, "Caelia?" ia mendapati Instruktur Bathory tidak mengiyakan namun tidak juga menggeleng. Desas-desus mulai timbul. "Caelia."

"Selatan berarti bukan di daerah pegunungan?" Muriel menambahkan. Ann berpikir dalam hati, itu juga bukan berarti ibukota Caelia yang terletak di timur.

"Kalian benar," suara yang baru datang dari sisi gedung sekolah berujar lantang. Kepala Sekolah Durandal datang dengan sebuah perkamen tergulung rapi di tangan. "Ekskursi Daerah berikutnya adalah ke Caelia selatan, di Kota Redcrosse yang terkenal dengan pantai berpasir putihnya yang indah!" [ ]

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang