XLII. | Surat untuk Julia

26 10 3
                                    

Jeda selepas Ekskursi Daerah selalu dimanfaatkan untuk mereka beristirahat. Instruktur Bathory tidak banyak berkata-kata pada mereka saat sampai dan segera membubarkan mereka untuk menikmati hari libur sebelum kelas normal kembali berlangsung.

Malam itu, Fiore menepati janji untuk menemui Ann di perpustakaan asrama satu jam sebelum jam malam. Tidak seperti yang pertama, menulis surat saat ini dilakukan mereka lebih cepat. Tapi, sama seperti saat sebelumnya, Fiore tidak bertanya apapun mengenai isi surat Ann. Gadis berambut pirang itu juga menekankan kalau Ann boleh saja mengubah isi surat sesukanya di lain hari.

Mereka duduk bersisian di salah satu meja, Ann mengambil kursi kanan. Fiore menahan dagunya selama ia menunggu Ann hingga selesai menulis.

"Kakakmu itu seperti apa sih? Impresiku bilang kalau dia cerewet, tapi sepertinya ia baik sekali untuk menampung orang sepertimu."

Ann tersenyum kecil. "Ada benarnya."

"Kurasa kamu bisa mengurangi sarkasme dalam surat kalau kamu ingin mengucapkan terima kasih." pungkas Fiore.

"Jangan, nanti kakak mengira aku sakit atau ada maunya." timpal Ann, mengingat raut wajah curiga kakaknya kalau Ann sedang menginginkan sesuatu.

"Bisa jaga imej juga toh, kamu."

"Memang bisa, 'kan?"

Ann menulis kembali paragraf sebelum penutup, ketika ia melihat jemari Fiore bermain dengan kalung kupu-kupu yang Ann berikan di Festival Redcrosse. Ann tahu kalau Fiore sadar dia tengah melirik, akan tetapi Fiore tidak menghardiknya atau berwajah masam. Malahan, Fiore tersenyum kecil, sedikit rona merah muncul di pipinya yang kecil.

"Sudah kubilang, ini pertama kali aku menerima hadiah, jadi ini hal wajar."

"Ya, ya." tukas Ann, kembali fokus untuk menulis ulang paragraf terakhir. "Memangnya tidak ada yang memberimu sesuatu saat dulu, orang tua atau?"

Fiore menerawang sejenak, "Orang tua, ya ... tidak, aku tidak punya figur yang bisa disebut orang tua. Hanya ada Tetua Desa, tapi bukan tugas Tetua untuk merawat anak kecil."

Ann mendengung. Itu ternyata adalah sebuah pertanyaan yang bisa merujuk ke arah pribadi. Ia mengganti topik. "Oh, jadi kamu sadar kalau kamu kecil?"

"Rasanya aku tidak membicarakan soal tinggi badan, Ann Knightley." semburnya.

Lorong-lorong asrama cukup sepi, hanya ada beberapa siswi berlalu-lalang menuju tempat cuci atau ruang makan. Selebihnya, mereka mungkin masih lelah setelah perjalanan pulang dari Redcrosse menuju Folia. Ann kurang lebih sama, tapi ia banyak beristirahat setelah kejadian beberapa waktu silam. Ann juga butuh mengawasi Gloria atas permintaan Blair. Untungnya, Gloria tahu diri dan tidur lebih awal.

"Suratmu yang sebelumnya belum dibalas olehnya ya?" Fiore bertanya.

"Belum sih, tapi sudah kutulis di surat ini untuk membalas yang ini secepatnya."

"Begitu."

Penanya kembali mengeja kata demi kata, tulisannya bernada statis.


Teruntuk Julia Knightley,

...

Beberapa minggu ini ada banyak sekali peristiwa yang membuatku berpikir, terutama mengenai asalku. Semoga kamu tidak tertawa saat membacanya, kak.

Ada dua orang yang mengaku merupakan utusan yang dikirim oleh 'Ratu' untuk mengawasiku, 'sebuah objek'.

Sebenarnya, aku ini siapa, kak? Dari mana kakak memungutku? Apa yang sebenarnya terjadi sekarang?

...


Fiore menaikkan kepalanya saat Ann berhenti menulis. Ia tertegun, "Sudah selesai?"

"Sudah. Kamu mau memeriksanya?" Ann mengibaskan surat itu di depan Fiore.

"Tidak usah, itu rahasiamu dan kakakmu, 'kan? Kuyakin paragraf terakhir itu bukan guyonan seperti paragraf atasnya."

Ann melipat kertas itu dan memasukkannya dalam amplop. Ia perlu meminjam segel lilin dari kepala asrama, akan dilakukannya segera sebelum jam malam dimulai sehingga besok pagi surat ini bisa segera dikirim.

Seketika itu, Fiore masih menatapnya lekat, alih-alih masih ingin berbicara.

"Apa, pendek?"

"Lama kamu tidak memanggilku itu," Fiore tidak mendecak. "Aku cuma berpikir soal Rook dan Messenger yang mengaku dari organisasi E8 Kaldera."

Sekejap lidahnya getir, namun Ann sekedar diam, menunggu Fiore melanjutkan.

"Mengapa mereka bisa tahu soal kejadian di Angia, apa mereka adalah mata-mata orang dalam?"

"... Rasanya kamu terlalu banyak berpikir," tukas Ann. "Walau, ya, kurasa penjelasan yang masuk akal hanya itu."

"Dan kenapa mereka harus menarget artefak yang ada di Angia?"

Ann tidak membalas, ia mengedikkan bahu dan mulai bangkit dari kursinya. Di benaknya, pertanyaan yang mirip namun berbunyi lain terngiang. Sebuah pertanyaan yang timbul karena pernyataan yang entah asli atau palsu dari Messenger.

'Kami tidak menginginkan kalung itu, yang kami penasaran hanya objek penelitian sang Ratu.'

Apa artinya bila mereka menemukan artefak lagi, orang-orang itu akan datang mengikuti?

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang