LIII. | Julia Knightley

22 9 2
                                    

Julia Knightley; Ann sejak dulu hanya mengenal satu wanita dalam hidupnya dan wanita itu sudah menjadi seluruh bagian hidupnya tanpa ia sadari.

Ketika memorinya dimulai, ia terbangun di sebuah kamar yang sekarang menjadi kamar Julia setelah Julia merombak rumah kecil mereka dari sedikit uang tambahan yang didapatnya setelah naik pangkat di barak tentara Caelia. Ann kecil tidak ingat apa-apa selain wajah Julia yang menatapnya aneh dalam kurun waktu yang cukup lama, sebelum akhirnya Julia mencubit kedua pipinya.

"Aduh." Kata pertama yang diucapkannya.

"Hee, kamu bisa bicara, toh," sarkasmenya tidak berubah sampai sekarang, memori yang juga Julia sangat ingat. Ia mengenakan seragam tentara, namun lebih lusuh dari yang ia kenakan saat ini. "Kamu ingat namamu, gadis kecil?"

Mendapati tidak ada nama atau apa pun di ingatannya Ann kecil menggeleng.

"Baiklah," Julia mendesah. "Mulai sekarang, kamu adalah adik angkatku. Namamu Ann Knightley."

"Ann." ulangnya.

"Mudah diingat, 'kan?"

Ann mengangguk pelan.

-

Julia Knightley adalah orang yang sangat sibuk, mungkin karena pekerjaannya yang sebenarnya sebelas-dua belas dengan kacung universal mengingat posisinya di bawah hirarki kepemimpinan militer, tapi Julia tidak pernah mengatakan itu pada Ann. Ann hanya mengetahuinya nanti setelah Julia memperkenalkannya pada barak tentara Kota Nelayan, dan ia mendengar desas-desus tentara-tentara lain yang merupakan bawahan Julia sekarang.

Julia selalu pergi pagi sekali dan pulang setelah petang. Ia akan meninggalkan makanan untuk Ann di pagi hari dan pulang membawa makan malam. Terkadang bila ia ada jatah libur, ia akan memasak, namun ia cuma bisa memasak satu jenis masakan: nasi kari.

Di waktu malam yang menurut Ann pendek itu, Julia akan mengajarinya membaca, menulis, juga berhitung. Setelah dirasanya Ann tidak perlu diajari, Julia akan meninggalkan buku bekas yang dia dapat di pasar Kota Nelayan untuk dibaca Ann.

Hal itu berlanjut hingga satu tahun berlalu. Julia pulang lebih awal ke rumah dan ia memberitahukan kalau ia naik pangkat. Ia juga membawa beberapa berkas dari balai kota yang membenarkan kalau Ann adalah adik Julia secara tertulis.

"Aku tidak tahu umurmu, jadi aku mengarang kalau kamu lebih muda tujuh tahun dariku," ucap Julia. Ann mulai menghitung dengan jari. "Sekarang umurku sembilan belas tahun, jadi berapa umurmu?"

"Dua belas."

"Pintar!"

"Kakak tahu aku sudah bisa menghitung lebih dari itu, 'kan?" cibir Ann saat itu.

Di hari berikutnya, Julia memperkenalkan Ann ke barak tentara Kota Nelayan dan dimulailah kehidupannya sebagai 'adik' Julia Knightley, seorang sibuk yang sangat peduli dengan nasib bawahannya, juga kehidupan tentara Kota Nelayan yang penuh warna.

-

Mendengar kisah itu sekarang, entah kenapa, membuat Ann agak malu sendiri. Fiore dan Gloria tidak berkomentar apa-apa mendengar seorang Julia Knightley meracau panjang-lebar tentang masa kecilnya, belum lagi di depan salah satu Instruktur Sekolah Dresden.

"Saya paham, kok. Dulu juga keponakan-keponakan saya lucu-lucu sekali. Sekarang mereka sudah lupa dengan tantenya." Instruktur Faye terbahak. Tidak ada cerminan Instruktur yang melayangkan kapak sekarang, hanya ada seorang wanita yang bertutur lembut layaknya bangsawan yang tengah curhat tentang keluarganya.

"Jadi kak, kamu kesini bukan untuk mempermalukanku di depan guru dan teman sekelasku, 'kan?"

"Memang tidak, sih, tapi biarkan kesempatan ini ada untukku menggodamu yang lupa mengirim surat!"

"Kakak."

Fiore dan Gloria tapi tidak tertawa atau mengejeknya, mereka berdua diam menanggapi orang yang lebih tua dari mereka berbicara dan membiarkan Ann menghadapi kakaknya itu. Gloria senyum-senyum, sih, mungkin nanti ia akan ngomong sesuatu ketika mereka sampai asrama.

"Kenapa kakak di sini dengan Instruktur Faye?"

"Kapten Helena cuma ingin menraktirku minum, tapi bar belum buka, jadi ..." ia menatap Instruktur Faye. "Maaf kalau selama ini adikku songong atau merepotkan, Kapten!"

Instruktur Faye mengibaskan tangannya. "Kelas yang saya wakilkan lebih nakal kok, walau saya tahu Kelas Sembilan banyak yang suka tidur saat waktunya belajar."

Julia menatapnya dengan seringai lebar, Ann mengalihkan muka.

"Dan teman-teman Ann? Maaf Ann sudah ... ah, kadang mulutnya memang Sayap Peri sih~"

Fiore menyambutnya dengan tawa kering.

"Kakak, sudahlah."

"Oke, oke, aku juga tidak bisa lama-lama kok di sini," ia mengerling ke arah Instruktur Faye. "Maaf, kapten, boleh aku pinjam adikku keluar sebentar."

"Silakan saja, kami tidak kemana-mana kok." Instruktur Faye menatap Fiore dan Karen yang masing-masing mengangguk.

Ann lalu diajak sang kakak keluar Malus. Matahari sudah hampir terbenam di luar sana, cahaya jingga terpantul di sungai kota dan mewarnai setapak gravel khas Folia. Jingga itu ditambah dengan pucuk-pucuk daun gugur yang ada di pojok-pojokan kota. Rasanya seperti terperangkap di musim gugur bersama warna-warna temaramnya.

"Oke, langsung ke intinya saja, ya," ekspresi Julia sedikit berubah, dari kalem dan jail menjadi serius. "Beberapa bulan ini, aku dipindah tugaskan dari Kota Nelayan, tapi aku belum tahu akan pindah kemana."

Ann melipat lengannya, "Aku juga belum tentu akan kembali ke rumah saat libur musim dingin."

"Haha, kamu memang nggak kangen rumah, ya," Julia menyenggol lengannya. "Aku akan tetap kirim surat kalau nanti sudah tahu ditempatkan di mana."

"Apa Instruktur Faye yang menjadi kapten barumu?"

"Bukan, ini dari ketua peleton-ku saat masih jadi tentara hijau dulu," Julia mengedikkan bahu. "Dan untuk yang kedua dan terakhir dari pembicaraan singkat ini ..."

Julia menarik sesuatu dari tas pinggang yang selalu lengkap bersamanya, sebuah tabung berukuran kurang dari sejengkal berwarna biru gelap. Ia menyerahkan itu pada Ann yang menerimanya dengan tangan terbuka namun dengan raut penuh tanya. Tabung itu terlihat polos, seperti teropong kecil milik tentara, tapi di sisi bawah tabung ada logo kupu-kupu merah.

"Ini mungkin bisa menjadi jawaban pertanyaanmu di surat, atau mungkin juga tidak," ucap Julia. "Kaleidoskop ini berisi memoriku saat aku menemukanmu sebelum kujadikan adik angkat."

Mata Ann membeliak.

"Perlu sedikit sihir untuk mengaktifkannya, tapi aku yakin dari teman-temanmu ada yang bisa membantumu," Julia menjelaskan secara ringan, tapi Ann melihat ada sekelebat ekspresi lain di senyumnya. Sesuatu yang muram. "Sudah, itu saja dariku."

Ann tertegun, menatap tabung 'kaleidoskop' itu lagi sebelum menatap sang kakak yang mulai mengacak-acak rambutnya perlahan. Sebuah gestur yang selalu kakaknya lakukan dari masa ke masa tanpa Ann tahu apa maksudnya.

"Sejujurnya, aku tidak menyangka bahwa hari ini akan datang," ucapnya. "Hari di mana kamu yang cuek ingin tahu."

"Tunggu, kak, aku bukan seorang ... alien, 'kan?"

"Alien?" kakaknya mendengung. "Kurasa tidak, haha. Ada-ada aja kamu."

Memori sang kakak saat entah berapa tahun silam itu, apa ini adalah titik terang yang dicarinya?

Atau, ternyata segalanya ternyata tidak sesederhana itu?

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang