Intermission 024: Malam Dalam

22 10 2
                                    

Di satu-satunya bar di Kota Folia, malam musim panas yang mulai mendingin seiring musim gugur yang semakin mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di satu-satunya bar di Kota Folia, malam musim panas yang mulai mendingin seiring musim gugur yang semakin mendekat.

Konter itu sudah 'disewa' oleh seorang Instruktur militer yang mengampu mata pelajaran Linguistik dan Aplikasi Sihir, menyisakan empat kursi kosong di sampingnya yang tengah memesan segelas besar bir. Alkohol bukanlah alasan dirinya datang menyambangi bar, melainkan undangannya pada keempat orang yang ia kira tidak akan menepati janji mereka tepat waktu.

Claudia Ars Bathory melihat ke arah jam besar yang ada di belakangnya. Jam malam asrama sudah berkumandang, bar mulai dipenuhi oleh para penduduk yang ingin berpesta pora hingga mabuk dan beberapa pendatang yang ingin bersantai. Minuman pesanan Claudia sudah datang, bir berukuran besar yang dibuat secara lokal di Folia yang cukup terkenal karena kesegaran dan kualitasnya yang terjaga.

Paling tidak, segelas besar bir itu akan menjadi temannya menunggu, sebentar lagi.

Instruktur Helena Faye abstain dari pertemuan itu karena ia dipanggil oleh para pemilik kepentingan di Caelia untuk alasan yang tidak diberitahukannya. Sepertinya sebuah hal darurat, mengingat urgensi yang terlihat di gelagatnya saat menolak undangan Claudia. Helena dikabarkan akan kembali secepatnya ke Folia untuk menuntaskan perihal Ujian Tengah Semester yang akan berlangsung.

Di lain pihak, Estefania Durandal, sang kepala sekolah yang Claudia sangat kenali sebagai penikmat utama bir khas Folia, tidak dapat hadir karena memenuhi panggilan di Bluebeard. Dua panggilan khusus ke daerah mereka masing-masing adalah sebuah sinyal aneh bagi Claudia, mengingat dirinya tidak punya panggilan khusus ke Norma, kampung halamannya dan tempat ia bertugas sebagai bagian dari militer.

"Hee, aku duluan? Kukira aku paling telat."

Pemilik rambut coklat pendek itu terlihat linglung memasuki bar, menghindari pria-pria bertubuh besar yang mulai menguasai jukebox bar dan menyetel lagu-lagu yang Claudia tidak familier nadanya. Morgana Lysander sedikit mengerutkan dahi melihat keramaian, atau mungkin ia keheranan melihat Claudia dengan gelas besar birnya.

"Instruktur Lysander, selamat malam."

"Oh, Morgana saja, Claud. Ini bukan pertemuan formal." kekehnya. "Tak kusangka kamu penggemar alkohol. Apa jangan-jangan kamu cuma ingin mengajak kami mabuk-mabukan?"

Claudia menyipitkan mata, Morgana duduk di sisi kanannya. Ia melihat ke arah rak minuman sebelum memesan segelas brandy dingin, dengan instruksi khusus 'diaduk bukan dikocok'.

"Apa alkohol di sini terlalu murah untuk penguasa pasar Warden se-Endia?"

"Claud, jangan balik mengejek," Morgana mendecak. "Lagian, muridmu yang punya lebih banyak porsi pasar, bukan aku."

"Pria-pria yang menari di belakang itu mungkin akan mulai menggodamu untuk uang bila mereka tahu kamu seorang Lysander."

"Claud, sudahlah. Kamu belum mabuk, 'kan?" Morgana menyenggol lengannya.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang