XXXIII. | Lenyap

32 9 1
                                    

Kupu-kupu merah, Ann kini tidak bisa berhenti memikirkan itu dalam diam.

Kupu-kupu itu ada di mana-mana, dalam mimpinya, dalam memorinya, dalam kehidupan nyata, dalam prasasti kuno selepas Perang Seratus Hari.

Menurut Blair dan apa yang tertulis di buku, kupu-kupu merah itu adalah spesies yang telah punah. Spesies ini dulu ada di pegunungan Caelia dan di Spriggan, tetapi detail akan kupu-kupu ini hampir menyerupai fantasi. Sekedar fiksi. Seperti bualan yang diceritakan ke khalayak banyak untuk kemudian segera dilupakan.

Kupu-kupu itu muncul lagi di mimpi Ann, kali ini Nina tengah dikerubungi kupu-kupu itu ketika ia duduk di seberang Ann, tampak ceria seperti biasanya.

Laboratorium aneh yang menjadi tempat mimpi itu berlangsung seperti biasa berantakan dan kosong. Tabung-tabung kaca yang dibiarkan hancur. Dinding-dinding yang mengelupas. Lantai aluminium yang mulai pudar dan juga mengeluarkan karat. Mereka bilang, aluminium itu tahan karat, tetapi banyak sekali noda-noda di lantai, seperti sesuatu telah tumpah.

"Hei."

Ketika Nina bersuara memanggilnya, kupu-kupu itu terbang pergi dan menghilang begitu saja. Benar-benar seperti uap. Seperti sihir.

Nina, gadis itu akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai 'Nina' asal Ann mau menjadi temannya. Nina entah kenapa telah mengetahui namanya dan mimpi itu tetap terasa sangat nyata. Sofa yang didudukinya selalu bagian sebelah kanan, empuk walau ada bagian punggungnya yang sudah berlubang dimakan usia. Nina akan duduk di seberangnya, senyumnya selalu merekah, ia selalu tampak senang ada di sana sebagai penunggu yang entah menunggu apa.

"Apa kamu sudah ingat?"

"Ingat apa?" balas Ann. Kali ini ia tidak merasa mengantuk.

"Apa saja. Tentang Master atau tentang aku." Nina terus berbicara. "Atau memang semuanya sudah berubah, ya? Tapi aku merasa peranmu tidak pernah dicabut."

Ann menyilangkan kakinya, merasa perlahan tidak nyaman. "Peran?"

"Peran. Berkaitan dengan apa yang kamu lupakan," Nina menopang dagu. "Kurasa Master benar soal kamu akan lupa bila segalanya sudah jatuh ke tangan yang tidak benar."

"... Sebenarnya, kamu ingin memberitahuku atau cuma mau main tebak-tebakan?" tanya Ann.

"Semua sudah ada padamu, kamu tidak pernah perlu bertanya kepadaku." Nina sekedar terkekeh.

"Tapi, kenapa rasanya aku - kenapa kamu selalu bilang kalau aku tidak tahu apa-apa?"

Nina menelengkan kepala sejenak, mata bulat besar itu begitu polos namun perangainya berkata tidak.

Nina tahu segalanya, mungkin, tapi ia tidak akan membiarkan Ann tahu apa-apa. Gadis itu kemudian melompat berdiri, mendekat ke arah Ann untuk menangkup kedua pipinya.

"Sebentar lagi," Nina berucap sambil menempelkan dahinya pada dahi Ann. "Sebentar lagi segalanya akan menjadi jelas. Permainan sudah bergulir."

Ann merasakan sebuah bentuk energi mengalir ke dalam dirinya dari Nina. Kecil, namun terasa hangat dan menjalar ke seluruh sendi-sendi di tubuhnya.



Pada akhirnya, Eris, Gloria dan Ann tidak sempat bertanya pada Instruktur Bathory selepas mereka berkumpul kembali di barak sore hari itu. Pelaporan sementara dari masing-masing anak membutuhkan waktu yang sangat lama karena mereka mengerjakan hal yang berbeda-beda. Instruktur Bathory pun mencocokkan data mereka di sekitaran kota sehingga tidak ada dari mereka yang berbohong atau mangkir.

Setelah pelaporan selesai, yang Ann bisa pikirkan hanya tidur. Rasanya pegal-pegal setelah mengangkat barang baru terasa setelah ketegangan pelaporan berakhir.

Hari berikutnya, sesuai anjuran Wali Provinsi Cain Arkwood, mereka akan berkeliling di sekitar Kota Redcrosse, tepatnya di dua situs sejarah terkenal di sana.

Dua situs sejarah yang dimaksud adalah reruntuhan gedung-gedung yang dulu merupakan pusat penelitian dan pengembangan sihir Caelia yang telah lama ditinggalkan dan satu lagi adalah desa wisata dengan tempat-tempat pemujaan sihir.

Sesuai yang Instruktur Bathory sebutkan dan yang Wali Provinsi Cain telah konfirmasikan, ada aktivitas Pencari Harta Karun yang tinggi di antara dua tempat tersebut.

Selepas diputuskan untuk melakukan pencarian di dua situs sejarah di sekitar Redcrosse, Instruktur Bathory membagi mereka dalam tiga kelompok.

Kelompok pertama akan menuju arah selatan, ke reruntuhan gedung yang terletak tidak terlalu jauh dari kota. Reruntuhan yang telah ditinggalkan itu terkadang dikunjungi arkeolog dan pencuri yang berharap masih ada benda-benda untuk dijual. Sampai saat ini, tidak ada keinginan bagi Provinsi Caelia atau Kota Redcrosse sendiri untuk melakukan revitalisasi tempat tersebut. Kelompok pertama bertugas untuk menyisir sekitar reruntuhan gedung akan bahaya yang ada dan membuat peta yang nantinya dibahas pada pelaporan sementara.

Kelompok kedua akan menuju arah timur, ke sebuah desa wisata yang memiliki 'tempat pemujaan' yang juga merupakan destinasi wisata utama di sana. Desa wisata itu dikelola oleh Kota Redcrosse dan mendapat dukungan penuh dari Provinsi Caelia untuk terus dikembangkan sebagai pusat pembelajaran keagamaan dan wisata sejarah. Kelompok kedua akan mengumpulkan informasi di desa wisata sambil mengamati adanya gangguan atau keanehan tertentu di sekitar desa wisata yang dapat mengganggu jalannya festival di pusat kota atau tidak.

Kelompok ketiga akan tetap di Kota Redcrosse, tetap mengawasi perkembangan festival di kota dan bisa saja dihubungi kalau-kalau tim desa wisata atau tim reruntuhan gedung memerlukan bantuan. Tugas utama mereka tetap membantu para warga Kota Redcrosee untuk persiapan festival dan bila perlu berbicara dengan Pak Wali Provinsi untuk tugas-tugas mendesak lain.

"Dan yak sudah dipastikan aku di dalam kota!" Alicia berseru duluan.

"Kamu tahu diri, kadet Curtis," ucap Instruktur Bathory sebelum ia sempat membaca pembagian kelompok. "Sampai di sini apa ada pertanyaan?"

"Apa tidak berbahaya bergerak dalam kelompok kecil, Instruktur?" Val segera menyanggah.

"Saya akan ikut dengan kelompok kedua karena mereka di sana butuh mewawancarai penanggung jawab. Lalu untuk reruntuhan, lokasinya tidak jauh dari kota, jadi bila kalian menemukan kejanggalan, kalian bisa langsung kembali ke kota. Kelompok tiga juga bisa segera dipanggil bila kalian butuh bantuan." pungkasnya. "Saya harap kalian terus berkomunikasi dengan kelompok tiga bagi yang mendapat kelompok satu."

Instruktur Bathory membacakan susunan kelompok setelah tidak ada lagi pertanyaan.

Kelompok satu, Ann Knightley, Hana Albertine, Eris Malvin, Gloria Wiseman, Lucia Florence.

Kelompok dua, Karen Ray Spriggan, Muriel, Blair.

Kelompok tiga, Fiore Angelica Alba, Hildegard Norma, Alicia Curtis, Alena Valerian.

Pembagian itu tentu segera disambut sorakan Hana - anak itu senang-senang saja di taruh di mana pun. Ann menurunkan bahu, sementara Eris menggeleng-geleng.

Tampaknya kelompok satu diberi porsi lebih banyak karena Instruktur Bathory akan ikut bersama kelompok dua. Lebih banyak anggota bisa berarti selesai lebih cepat, bila tidak terlalu banyak gangguan terjadi. Walau tidak dapat dipungkiri kalau kelompok pertama memiliki susunan anggota yang lebih cenderung seperti anak-anak hendak melakukan karya wisata dibandingkan kelompok yang benar-benar ke desa wisata.

"Kadet Malvin, saya harap anda bisa mengatur kelompok satu dengan baik." perintah Instruktur Bathory menutup pertemuan tersebut.

"Laksanakan, ma'am." [ ]

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang