II. | Asrama

131 21 2
                                    

Sekolah Militer Dresden, satu dari dua sekolah militer di Angia dengan predikat tinggi di mata Panglima Provinsi.

Selain Nix dan Dresden, ada sekolah-sekolah militer kecil yang dinaungi oleh provinsi yang bersangkutan, tetapi dua nama itu tetap yang paling sering didengar di seantero kontinen tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa peringkat kemiliteran Angia patut diacungi jempol, tapi yang Ann tahu, kebanyakan dari petinggi militer selalu berbangga diri dengan apa yang ada di tanah Angia. Patriotisme, mungkin - tetapi kerap terdengar adanya pemberontakan-pemberontakan kecil yang perlahan dikenal dekat oleh masyarakat awam, dan pemberontak itu dengan cepat dientaskan.

Dua raksasa sekolah militer ini selalu menghasilkan lulusan yang siap untuk wajib militer di lini mana saja dan di provinsi apa saja. Bahkan, menurut sebagian sumber, beberapa lulusan baru pernah dikirimkan ke luar kontinen sebagai contoh teladan.

Sebagaimana nama sekolah-sekolah itu besar, masuk menjadi akademisi juga tidaklah mudah. Nix menerima lebih banyak murid dibandingkan Dresden yang hanya memiliki tiga kelas setiap tahunnya, satu kelas bahkan berisi kurang dari dua puluh orang. Walau begitu, diterima di Nix juga cukup sukar. Kakaknya bilang tes masuk untuk Nix dan Dresden itu neraka hidup: satu jam tes lisan dan dua jam tes tulisan. Bahkan, ada tes tersendiri untuk mereka yang mengakui mempunyai latar belakang bela diri atau pelatihan persenjataan sebelumnya. Tidak ada yang tahu pasti kriteria kelulusan dari seluruh tes tersebut. Tidak pernah ada bocoran materi tes dimanapun. Seluruh peserta tes yang hendak mengikuti ujian katanya belajar siang dan malam selama lebih dari setengah tahun penuh untuk menguasai materi ujian, entah itu adalah kebenaran atau mereka melebih-lebihkan.

Walau rumor-rumor tersebut begitu nyata, ada juga cara lain untuk masuk ke dua sekolah itu: registrasi diri yang tiap tahunnya didatangkan oleh pihak pendidik ke kota dan desa kecil di sepanjang Angia. Hanya ada satu nama yang mungkin mendapat surat itu di tiap provinsi, katanya.

Dan, Ann secara ajaib masuk dengan surat rekomendasi tersebut.

Ann mencari informasi tentang Dresden sebanyak mungkin yang ia bisa sesuai anjuran sang kakak - 'Kamu memang pemalas, tapi aku yakin kamu tidak ingin terlihat bodoh', kata-katanya itu terus terngiang di benak Ann. Dan memang, hanya dengan cara seperti itu dia akhirnya akan mencari tahu sendiri mengenai Dresden.

Melihat Kota Folia yang begitu ringkas, Ann tidak menyangka bahwa kota tersebut dekat dengan sekolah yang digadang-gadangkan se-Angia. Berada di antara dua provinsi, Kota Folia kadang disebut krisis identitas. Ada juga yang kerap salah menyebut Kota Folia sebagai bagian Bluebeard, bukan Leanan.

Ann keluar dari stasiun untuk menemukan sebuah taman kecil dengan papan peta kota yang terpampang di tengah-tengah. Banyak sekali jenis tanaman pot yang melingkari batas taman, juga mewarnai air mancur yang ada di jantung taman tersebut.

Peta kota itu dicetak dengan tulisan yang cukup besar dan dengan gambar yang mendetail; mungkin banyak orang tersesat dan mereka malu untuk menanyakan petunjuk jalan.

Langit terlihat sudah merona jingga lebih gelap, sedikit lagi menunjukkan mega merah pertanda petang. Mungkin ia harus segera bergegas melangkahkan kaki.

Ann mengikuti alur, melihat tanda 'ANDA DI SINI' di kaki peta, menunjukkan area yang disebut Stasiun Folia dan Taman Pot. Mengikuti jalan setapak paving block abu-abu ke arah utara akan mengantarkan ke pusat kota yang dipenuhi dengan toko-toko dan rumah-rumah penduduk yang terlihat tanpa jeda. Setelah masuk ke pusat kota, hanya perlu berbelok ke kiri dan mengikuti jalan setapak gang yang ditandai di depannya oleh sebuah toko roti untuk sampai ke bangunan besar tujuannya, Asrama Dresden.

"Ah, permisi. Bolehkah saya bertanya?"

Ann menoleh mendengar suara lembut itu, menemukan sosok gadis berambut hitam panjang yang tidak kalah lembut perangainya. Gadis itu menunduk santun dengan kaki menyilang sempurna di bawah tatapan sangsi Ann, kepalanya menunduk lemah ke arah depan dengan teratur. Transisi antara dirinya menunduk hingga kembali berdiri tegap anggun, seakan-akan gestur itu sudah sering dipraktekkan. Cantik, menawan; bertolak belakang dengan dirinya yang terlewat santai dan urakan.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang