Intermission 013: Transmutasi

32 10 0
                                    

Blair tengah sibuk membantu anak-anak Kelas Tiga menurunkan perlengkapan dari gerbong kargo ketika ia melihat Instruktur Lysander dan Instruktur Bathory sibuk di sebuah meja panjang di gerbong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Blair tengah sibuk membantu anak-anak Kelas Tiga menurunkan perlengkapan dari gerbong kargo ketika ia melihat Instruktur Lysander dan Instruktur Bathory sibuk di sebuah meja panjang di gerbong. Samar-samar, mereka berdua membicarakan tentang orgel, jadi tebakan Blair adalah para guru itu sedang memereteli orgel tua yang Kelas Sembilan temukan di Mansion Leanan.

Penasaran, Blair mencoba mencuri pandang setelah gilirannya menurunkan barang usai. Sayangnya, Instruktur Bathory sangat cepat untuk tahu kalau ada yang mencoba melihat-lihat.

"Chevalier," serunya, menoleh ke arah Blair. "Kamu ingin tahu tentang orgel ini?"

Blair membuka mulut, hendak mengarang sebuah alasan, ketika Instruktur Lysander menjentikkan jarinya.

"Oh! Bukannya dia alkemis, Claudia?" sela Instruktur Lysander. "Mungkin dia bisa membantu kita membuat sesuatu dengan cepat."

Tanda tanya tergambar jelas di benaknya, untuk apa seorang ahli sihir dan seorang ahli mekanik memerlukan bantuannya yang lebih amatir? Ingin rasanya Blair menolak, tapi sebagai seorang murid yang penurut, ia segera mendekat ke arah meja yang dimaksud.

Bagian-bagian orgel tua itu disebar di atas meja. Setiap bagian diberi label agar tidak tertukar. Blair mengenal beberapa bagian seperti gerigi yang berbentuk mirip sisir untuk menghasilkan suara, juga silinder yang di badannya terukir not-not yang nantinya akan diketuk oleh gigi-gigi itu ketika diputar, menghasilkan suara musik. Pemutar silinder yang terpisah memiliki ujung yang sedikit berkarat, mungkin karena sudah lama tidak dibuka atau digunakan.

"Apa yang bisa saya bantu?" Blair segera bertanya.

"Bisa kamu buatkan silinder ini dengan alkimia?" Instruktur Lysander menunjuk silinder yang merupakan 'jiwa' dari orgel tua itu. "Partitur musiknya sudah saya tulis ulang, kalau kamu butuh."

"Bahannya?"

Instruktur Lysander mengerling, "Nah. Saya sudah coba buat dengan beberapa logam, tetapi dia tidak juga berbunyi," ia menunjuk Instruktur Bathory. "Claudia juga bilang kalau dengan mengganti logamnya, 'energi sihir' anomali-nya lenyap."

Instruktur Lysander menarik sebuah kotak berukuran sedang yang terbuat dari plastik keras di bawah meja. Label nama 'Morgana Lysander' ada di sana, menandakan kepemilikan. Tanpa sentuhan, kotak itu segera terbuka dengan sekedar sang Instruktur melambaikan tangan. Beberapa potong logam yang juga sudah diberi label ada di sana, aluminium, besi, nikel, dan yang paling terlihat mahal dan agak susah didapat seperti perak.

"Anda juga membuat silinder itu dengan perak?"

Instruktur Lysander mengangguk. "Tentu, karena kupikir elemen perak mungkin sering digunakan dalam sebuah artefak, Instruktur Bathory juga setuju."

Blair menatap deretan lempeng itu lagi, tertegun. Benar menurut Instruktur Lysander, perak adalah sesuatu yang identik dengan sihir dibandingkan emas. Emas malah lebih identik dengan alkimia. Tidak ada yang menciptakan bahan-bahan dari emas setelah para alkimiawan di Era Kekuatan telah gagal melakukan transmutasi pada batu alam menjadi emas. Ada yang memang menciptakan intan dari grafit, tapi butuh bertahun-tahun belajar alkimia untuk mencapai tingkat tersebut.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang