Intermission 010: Karbon

50 10 0
                                    

Konsentrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Konsentrasi.

Api yang menyala akan tetap menyala dan membakar.

Air yang tenang akan tetap tenang hingga di usik.

Tanah tempat tinggal manusia akan nyaman hingga saatnya menggelora.

Udara tempat Peri-Peri terbang bebas akan hilang saat waktunya.

Satu elemen bergabung menjadi dua, kemudian tiga dan empat. Empat elemen bersatu untuk menuju Akar tempat segalanya bermula. Emas sebagai lambang kejayaan akan menjadi lambang kelima.

Konsentrasi.

Biarkan elemen-elemen menyatu padu dan segalanya hilang menjadi bukan materi.

Kosong. Isi. Kosong. Isi. Fana dunia bukanlah untuk dicerna. Abadi bukanlah milik dunia. Isi. Terus isi. Biarkan materi memadat dan-

"--Blair? Kamu disitu?"

"Ah!"

PRAK. Konsentrasi Blair pecah sempurna dengan suara yang mengagetkannya. Formasi alkimia-nya sudah terbentuk sebagian di atas meja, sebentar lagi ia akan sukses mengubah sesuatu hanya untuk mengalihkan emosinya.

Ia sekedar hendak mengubah grafit bekas yang ada di kantongnya menjadi sebongkah permata.

Tidak, tidak mungkin ia akan berhasil. Paling grafitnya yang akan jadi abu. Toh ini cuma sekedar pengalihan isu.

Blair tidak perlu menilik asal suara lembut itu. Cepat atau lambat, dirinya yang sengaja menjadikan ruang makan asrama sebagai tempat untuk membuat 'studio' alkimia kecil secara iseng akan segera ditemukan oleh gadis pertama yang hampir bisa dibilang peri dari ruang makan asrama. Muriel datang tergopoh-gopoh menghampiri meja tempat Blair duduk, grafit yang gagal di transmutasi di depannya cuma patah menjadi dua.

"Ah, maaf. Aku mengganggumu, ya?" Muriel terdengar sangat bersalah. Gadis ini memang besar dan hatinya pun sebesar kekuatannya dengan kapak.

Muriel adalah orang kedua di kelas yang sepertinya tidak berdosa bila melakukan suatu kesalahan. Yang pertama adalah Lucia.

"Santai saja, Riel. Aku cuma iseng."

"Kamu bangun pagi sekali?"

Blair mengedikkan bahu, "Ada ... sesuatu, jadi aku memutuskan keluar kamar lebih cepat dan ah, mungkin sebentar lagi ada yang akan memesan bubur kentang ke Cincin Peri-mu."

Muriel mengerjap, "Bubur kentang? Kenapa bubur kentang?"

"Kentang salah satu umbi-umbian yang banyak tumbuh di Spriggan," Blair menjawab. "Nanti kamu juga paham."

Benar saja, Cincin Peri milik Muriel memancarkan kedipan nyala berulang, tanda sebuah pesan telah masuk. Blair sekedar melipat kedua tangannya di atas meja, menunggu Muriel membaca pesannya dan melirik ke arah dapur.

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang