LXXXI. | Status Agresi

10 6 0
                                    

Pada hari itu, 19 Oktober Y. 1340, seluruh kota-kota besar di seluruh provinsi mengharapkan seluruh penduduk mereka berkumpul di lapangan besar terdekat. Sebuah layar besar sudah dipasang oleh pemerintah provinsi setempat, dijaga ketat oleh Polisi Militer provinsi masing-masing menyerupai pagar barikade tegak, seakan menghalangi lautan manusia yang kapan saja bisa tumpah setelah siaran berlingkup nasional itu ditampilkan secara serentak.

Layar yang sama juga terpasang di kota Folia, salah satu dari banyak kota yang dipuji akan keindahan tatanya namun porak-poranda karena penyerangan yang terjadi. Walau dilindungi oleh pihak Sekolah Militer Dresden sekalipun, banyak rumah yang terbakar dan kaca yang dilempari. Selepas penyerangan karena siswi-siswi yang dikabarkan kabur dari Baldwin setelah deklarasi perang itu, jalan-jalan kota Folia dikosongkan dengan sengaja. Tidak ada dari mereka yang keluar rumah dan membiarkan layar itu dijaga begitu saja tanpa penonton sipil. Penonton yang berdatangan datang dari siswi, staf, dan guru Dresden yang masih bisa bergerak setelah kejadian penyerangan. Mereka menghormati rekan-rekan mereka yang sudah berusaha meminimalisasi dampak keserakahan manusia.

Siaran langsung pun dimulai. Seorang paruh baya tampil di muka layar, surai pirangnya tertata rapi menyamping. Seragam yang digunakannya dibubuhi banyak sekali bintang. Mata biru miliknya menatap lurus ke audiens, entah di pelosok Angia mana mereka berada.

"Pertama-tama, saya mengucapkan permohonan yang sebesar-besarnya tentang apa yang sudah terjadi di tanah Peri Angin ini. Sebagai pihak kerajaan Bluebeard, kami sudah sangat buta mengenai hal ini dan sepantasnya kami diganjar karena mengganggu kedamaian dan ketertiban dengan mencoba mengangkat senjata pada Provinsi Caelia,"

Suara berat sang wakil kerajaan menggema di ruang kosong. Beberapa penonton di belahan provinsi mulai melempari layar dengan tomat busuk.

"Kami dari gabungan provinsi Bluebeard dan Caelia terus melakukan mitigasi dari dampak pasca perang yang telah terjadi. Dengan ditangkapnya Kanselir yang menjadi pemrakarsa, situasi mencekam pastinya masih akan merebak di tanah Peri Angin ini."

Di salah satu belahan provinsi, keributan mulai muncul. Polisi Militer yang dikerahkan sempat kewalahan sebelum kondisi bisa kembali kondusif dengan diamankannya beberapa otak pengacau.

"Dengan ini, saya dengan persetujuan kongres luar biasa Caelia yang telah dilaksanakan, menjatuhkan Status Agresi pada Angia," suara itu menggelegar. "Status Agresi ini efektif hingga seluruh akar masalah dapat dituntaskan. Tidak ada penduduk yang bisa keluar dari Angia menuju kontinen lain dan tidak ada penduduk kontinen lain dapat masuk ke Angia selama Status Agresi berlangsung. Kode Merah."

Suara-suara rakyat berseru mengecam kedamaian yang terusik terus berkumandang dari berbagai penjuru, bahkan setelah siaran itu berakhir. Wilayah-wilayah yang biasanya tenang mendapati program-program pemerintahan sedikit bergejolak, walau kemudian keadaan itu dapat ditenangkan dan seluruh provinsi serentak memberi aturan jam malam dan pengetatan penjagaan di kota-kota sentral dan kota-kota perbatasan.

.

Kedamaian itu dirusak oleh manusia sendiri. Manusia-lah yang sudah terlalu angkuh menggunakan kuasa dan mendambakan kekuatan.

Para Peri tidak menarik kata-kata mereka lagi.


Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang