I. | Hari yang Terlihat Sama

174 27 6
                                    

Suara ketukan yang dari tadi ia dengar sebelum akhirnya memejam dan terlelap membangunkannya lagi ke interior kereta berwarna coklat mahoni. Decit suara kereta setiap melintasi trek penuh batu di dalam terowongan panjang antara Caelia dan Bluebeard terus terdengar, namun tidak sebising suara ketukan tadi.

Sesaat, Ann Knightley mengerjap untuk kesekian kalinya, lalu mengusap mata dan mencari cahaya dengan menarik tirai yang semula ia tutup, lansekap batu terowongan-lah yang menatapnya kembali. Suara ketukan itu sirna, hanya dirinya yang menatap kosong refleksi wajahnya yang masih mengantuk di depan kaca.

Ia merasa seperti tidur lama sekali, padahal provinsi saja belum berganti sepenuhnya. Bahkan, ia sudah melupakan apa yang ia impikan baru saja. Ann masih merasakan wangi nafas laut di sekitar pelataran kereta, wangi familier yang selalu menemaninya setiap hari. Kota kecil yang ia tinggali bersama sang kakak angkat sangat dekat dengan bibir pantai, lebih dekat daripada ibukota provinsi Euryale yang terletak menjorok ke dalam daratan. Orang-orang yang naik dari Euryale pasti akan memerhatikan mereka yang sudah lama terduduk di kereta, entah terpesona atau mendapati bau asin atau bau matahari.

Ann tidak terlalu peduli dengan pandangan-pandangan itu - menganggap mereka orang kota besar yang selalu merasa dunia di luar kotanya seperti kebun binatang yang menarik.

Menarik nafas dan membuangnya teratur, Ann menunggu hingga terowongan itu habis sepuluh meter kemudian, matanya yang mulai terang dan nyawanya yang sudah sempurna terkumpul kembali dari tidur singkat mulai mendapati bahwa gerbong itu lebih kosong dari yang terakhir ia ingat. Kereta terusan dari Caelia ke Leanan ini entah kenapa sepi pada hari itu, padahal biasanya yang mengantri di stasiun sangat penuh berjejal. Mungkin orang-orang itu lebih banyak pergi ke Bluebeard, provinsi yang memang penuh dengan pekerja dari Caelia, atau mereka hanya menumpang beberapa stasiun menuju pusat tambang di kaki pegunungan batas provinsi.

Ann menarik ranselnya dari sebelah kanan kakinya. Ia sengaja menghimpitnya ke arah dinding dibanding menaruhnya bersamaan dengan bawaan-bawaan lain milik penumpang yang ditaruh di atas rak. Selain mudah dijangkau, menaruh barang bawaan dekat dengan dirinya akan meminimalisasi kemungkinan pencopetan. Kereta dengan pengamanan bagus sekali pun seringkali luput dari satu atau dua tangan licin nan jahil - kakaknya cukup waspada untuk mengingatkan Ann berulang kali.

Gulungan perkamen mencuat dari ritsleting sisi kanan, Ann ingat kalau ia menaruh surat rekomendasinya di dalam tas, tapi mungkin sang kakak melihatnya sekali lagi kalau-kalau dia sebagai wali sudah membubuhkan tanda tangan persetujuan, dan lupa melipatnya kembali ke dalam tas. Ann tidak terlalu ingat ketika ia pergi pagi tadi, kakaknya bergegas menjawab panggilan tugas sebagai seorang tentara di barak angkatan laut milik Caelia, sementara ia secepat mungkin tidak mau ketinggalan kereta menuju Euryale.

Ann membuka gulungan, Surat Rekomendasi Wali, dugaannya benar. Surat itu harus ditunjukkan ke asrama dan saat calon siswi memasuki Sekolah Militer Dresden di hari pertama, ia harus menjaga surat itu baik-baik.

...

Semenjak peraturan baru diberlakukan setelah terjadinya pembantaian tragis di Provinsi Leanan, anak-anak berumur empat belas hingga sembilan belas tahun diwajibkan untuk ikut dalam sekolah militer. Setelah dinyatakan lulus dalam satu tahun pendidikan, mereka nantinya akan ditempatkan dalam wajib militer selama kurang lebih tiga tahun, sebelum akhirnya mereka boleh memilih untuk berhenti atau meneruskan karir kemiliteran.

Ann, sebagai adik angkat seorang tentara yang bertugas penuh di Caelia, sudah berpikir untuk masuk Akademi Angkatan Laut Nix, mengingat letaknya yang dekat dengan ibukota provinsi Caelia. Namun, tepat tiga bulan yang lalu, sebuah surat tanda beasiswa datang ke rumah mereka, teruntuk Ann Knightley dari Sekolah Militer Dresden, ditandatangan dan dicap basah oleh Kepala Sekolah yang menjabat.

"Demi sayap Peri."

"Kak, kamu jarang mengumpat."

"Bagaimana kamu bisa tiba-tiba diterima di Dresden?"

Ann mengedikkan bahu, "Kakak, 'kan, yang menulis namaku di balai kota ketika Pusat Pendidikan datang. Mungkin saat itu kakak juga melebih-lebihkan kalau aku sudah bisa teknik tombak yang diajarkan angkatan laut Caelia."

"Aku tidak melebihkan!" Kakaknya itu membela diri dengan dua tangan menyilang di depan dada. Ia memutar bola mata hitamnya, terdiam sejenak, kemudian menjambak rambut hitam pendeknya dengan gusar. "Ya ... mungkin aku melebihkan? Kamu dipuji oleh ketua divisiku, sih."

Berbeda dengan Akademi Angkatan Laut Nix, Sekolah Militer Dresden adalah sekolah dengan kurikulum yang mengharuskan para siswi tumbuh menjadi petarung ulung dan pemimpin sebuah peleton. Sekolah Militer Dresden juga adalah sekolah khusus perempuan, bertolak belakang dengan Nix dan kelas bergengsi khusus laki-laki dan sekolah campuran untuk para perwira muda dan staf-staf teknik.

"Kakak tidak suka aku diterima?" Ann bertanya dengan datar.

"Bukan itu," ia menggeleng pasti. "Kamu belum pernah tahu pelajaran-pelajaran selain di kurikulum Nix, 'kan?"

"Memang apa bedanya?"

Kakaknya menaikkan bahu, "Linguistik, juga seingatku ada Olah Sihir dan Seni Perang."

"Oh," Ann mengernyitkan dahi mendengar yang pertama. "Ya, aku tidak suka menghafal buku."

Mendengar komentarnya yang cukup menerima dan tidak, kakaknya hanya bisa menghela nafas panjang. Ia bangkit dari duduknya di satu-satunya sofa yang mereka miliki di rumah kecil itu dan menepuk-nepuk kedua sisi bahunya. Kakak angkatnya itu cukup tinggi dan tegap, walaupun ia banyak bekerja di dalam kantor untuk urusan administrasi.

"Berusaha sajalah agar kamu tidak dikeluarkan, paham?"

Ann mengangguk tanpa semangat.

...

Ann memasukkan surat penting itu ke sisi terdalam tasnya untuk menemukan ada kertas lain yang dilipat kecil ada di dalam surat rekomendasi. Pemilik surai coklat itu segera membuka kertas mendapati tulisan tangan rapi milik kakaknya, sebuah pesan singkat yang tak sempat ia utarakan saat pagi berjalan begitu cepat tadi.

Jangan lupa tulis surat untukku, atau mungkin saja sekolahmu bakal memberimu Cincin Peri terbaru gratis jadi jangan lupa telpon aku -J.

Ann ikut melipat pesan itu ke dalam tasnya, wajahnya sedikit merona hangat. Kakak angkatnya, Julia Knightley, memang seorang yang melulu khawatir.

...

'Perhentian berikutnya, Kota Folia. Perhentian berikutnya, Kota Folia.'

Ann menengadah, melihat ke arah pengeras suara yang ada di ujung gerbong yang didudukinya sebelum melempar pandang kembali ke jendela. Gunung-gunung batu yang tampak hijau tiada akhir kini berganti dengan pemandangan padang-padang rumput. Palang kayu yang menandakan stasiun tujuannya sudah di depan mata. Kereta perlahan berhenti memasuki peron yang tampak terletak paling ujung kanan dari muka stasiun keseluruhan.

Menenteng tasnya, Ann pun melompat ke luar begitu pintu gerbong otomatis terbuka lebar.

Kota Folia, Provinsi Leanan, rumah bagi Akademi Militer Dresden, ratusan kilometer dari Kota kecil Nelayan; selama setahun ke depan, ia akan menempuh pendidikan di tanah yang luar biasa asing.

Ia hanya bisa berharap segalanya berjalan biasa saja. Atau membosankan sehingga ia tidak perlu berusaha banyak, kalau perlu. [ ]

---

Bagian berikutnya: 22 Maret 2021

Bila anda memiliki kesan dan pesan namun tidak punya akun Wattpad/ingin anonim, bisa disampaikan melalui bit.ly/poisontravelerbox

Poison TravelerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang